24. About Himself

6.2K 240 0
                                    


Asheell pov


Cemburu...?? Memikirkannya..?? Hahaha.. apa aku sudah gila???

Sebenarnya hari ini aku memang sudah di jadwalkan untuk libur musim dingin di universitasku. Tapi, aku sengaja berbohong pada Arron jika aku masih memiliki matkul tambahan lagi. Itu hanya akal-akalan aku saja supaya kuping dan pipiku tidak memerah saat dia sedang menggodaku dan juga di dekatku, dan juga mungkin aku sedang berusaha menjauhinya untuk sementara karena ancaman burung dara di flatku 2 hari yang lalu.

Kulihat jam di pergelangan tanganku masih menunjukan pukul 10 pagi, sudah dua jam aku duduk sendirian sembari mendengarkan musik dari earphone di keramaian taman ini.

Segera mungkin aku beranjak dari tempat dudukku dan berjalan menuju halte terdekat. Sudah kuputuskan jika aku akan pulang sekarang,mengingat mungkin pria itu sudah sibuk berkutat dengan tugas kantornya dan mungin tidak akan sempat untuk balik ke penthousenya.

yeah.. aku memang akan kembali ke penthouse itu, sekalian membuatkan makan siang untuk dia. Anggap saja kejutan.. atau mungkin rasa berterimakasih lebih tepat.

Pintu pagar raksasa itu terbuka dengan lebarnya saat aku sedang berjalan ke arahnya, aku telah sampai. Terlihat para keamanan yang sedang bertugas disana menatapku kaget dan heran. Bahkan ada juga yang menanyakan pertanyaan.

"Maaf, kenapa nona sudah balik?? Bukankah??" Tanya sang keamanan ber ras niga itu heran. Aku menanggapinya dengan senyum khasku.

"Hehe.. aku memang libur, hanya saja aku berbohong pada Arron.. dia menyebalkan, jadi aku hanya ketaman terdekat kampusku untuk bersantai saja."

Terlihat keamanan itu menundukan kepalanya pelan sekaligus terkekeh sedikit. Dengan cepat aku langsung mengayunkan kaki ku menuju pintu utama.

Sialan, apa rumah pria ini harus seluas ini hanya untuk berjalan dari pagar sampai pintu utama??

Setelah sampai di dalam, aku langsung berjalan ke arah dapur. Kulihat banyak para maid yang bekerja menatapku serempak dengan bingung saat aku sedang meneguk air mineral.

Aku menatap mereka balik dengan senyum dan menjelaskan hal yang sama seperti aku menjelaskan pada keamanan di pagar tadi,sedangkan mereka hanya terkekeh dan langsung mengerjakan pekerjaan mereka lagi.

Aku beranjak ke ruang keluarga, sebenernya aku belum pernah menyentuh ruangan ini di rumah Arron, hanya sesekali melintasnya saja.

Dengan malas aku langsung menduduki kursi malas yang tersedia di ruang keluarga ini, agak lancang memang, tapi niatku hanya ingin bermalas-malasan saja tanpa godaan menyebalkan dari pria itu. Kupejamkan mataku sebentar dan membukanya kembali.

Mataku dengan jelalatan memandangi setiap pigura yang terpajang rapih di meja dekat tivi ukuran besar tersebut beserta aksesorisnya. Karena penasaran aku beranjak dari kursi super nyaman itu dan melihat foto-foto itu dari dekat.

Disana terdapat foto-foto Arron dari masa kemasa, dari ia bayi bahkan sampai semenyebalkan ini. Pandanganku terhenti pada sebuah pigura berisi 4 anak SMA dimana 1 perempuan dan 3 laki-laki yang terlihat bahagia karena kelulusan mereka.

Terlihat dari foto itu mereka saling berangkulan erat, tapi yang paling mengganjal adalah Arron remaja yang sedang mengapit pinggang mungil milik seorang gadis berambut coklat terang.

Between My Heartbeats (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang