19. Who's Girl?

8.1K 294 1
                                    

Arron tengah membolak-balikkan majalah fashion yang berada di genggamannya dengan bosan. Pasalnya sudah 1 jam yang lalu ia melakukan hal yang sama. Namun hal itu tidak membuatnya geram mengingat siapa yang ia nantikan didalam sana, seorang gadis yang sudah memporak porandakan pertahanannya.

Aktifitasnya terhenti saat ia mendengar suara hentakan yang di yakini berasal dari high heels. Pandangannya teralihkan, matanya menatap satu pandangan yang kini berada dihadapannya, senyum manis terukir pada bibirnya. Dan mata itu tak pernah lepas dari gadis yang berada dihadapannya, sampai akhirnya suara deheman mengakhiri kegiatan pemujaannya terhadap gadis itu.

"Sudah puas memandang gadismu, Arr??" Ujar Ms.Sarah sembari terkekeh dan menuntun Asheell untuk berjalan menghampiri Arron yang kini telah berdiri dihadapannya.

Asheell, saat ini dia mengenakan gaun biru laut satin tanpa lengan yang panjangnya diperkirakan sampai selututnya, dengan bagian pundak yang terbuka yang di tutupi oleh selendang biru toska serta rambut pirangnya yang di gelung sedang menambah kesan natural feminim yang sudah di milikinya. Hal ini justru membuat dirinya terlihat berbeda dari sebelumnya.

"Maafkan aku telah membuatmu menunggu lama Arr, itu juga karna salah kau yang sudah mempercayakan padaku sepenuhnya untuk membuat dirinya lebih cantik, kan--?? " ujar Ms.Sarah lagi.

"Hahaha.. no problem aunty,dan terimakasih.. kau benar-benar membuatku semakin terpukau dengannya haha.." ujar Arron jenaka, namun terselip rasa aneh di hati Asheell saat pria yang kini berada disampingnya itu mengatakan hal tersebut.

"Have a great day darling.. " ujar Ms.Sarah dengan mengedipkan sebelah matanya kearah Asheell.


Saat ini mereka telah berada di dalam mobil, jam menunjukkan pukul 02.00 siang . Keheningan pun tercipta sangat lama didalam mobil, sampai akhirnya Asheell menghembuskan nafas dengan gusar dan menolehkan wajahnya kepada Arron.

"Heh.. sebenarnya kita mau kemana sih??"tanya Asheell sebal.Arron terlihat mengerutkan dahinya tanda berfikir, lalu sebuah ide jahil muncul di benaknya.

"Ke hatimu saja boleh?"

"Shit,I'm seriously Arr.." dengusnya sebal, terselip nada marah di suaranya.

"Wait.. wait.. apa yang baru saja kau katakan tadi?? Arr??.. kau memanggilku Arr?? " tanya Arron dengan perasaan sedikit menggebu-gebu.

"Why?? And what's wrong??, you don't like it?? Sebaiknya jawab saja pertanyaanku kita ini mau kemana sebenarnya.. can you understand??" balas Asheell jengah dan sedikit memutar kedua bola matanya.

"Wahhh... entah kenapa aku sangat senang saat kau memanggilku Arr Gadis kecil,padahal jika Jaqc memanggilku seperti itu aku sudah menendang bokongnya. Hahaha.." ujarnya penuh kemenangan, hal itu justru membuat Asheell yang sedari tadi menahan amarah, langsung menumpahkannya disaat kadar kesabarannya semakin menipis.

"KITA MAU KEMANA.. BISAKAH KAU TINGGAL MENJAWABNYA SAJA.." teriak Asheell tepat di telinga Arron, dan hampir membuat pria itu menabrak kendaraan di sampingnya akibat kekagetannya akan suara teriakan yang cukup membuat telinganya panas, tanpa bisa dikendalikan.

"Shitt.. kau hampir membuatku menabrak orang hah.. kau mau bertanggung jawab saat aku menabraknya."dengus Arron sebal.

"I don't even fucking care, itu kesalahanmu.. dan kau membuatku sebal, aku hanya bertanya kita akan kemana dan kau menjawabnya dengan bertele-tele. what the fucking you kidding me.. it's not funny but it's making me bored, understand!!" Ujar Asheell menggebu-gebu. Wajahnya terlihat memerah, jujur entah kenapa saat dirinya dihadapkan dengan miniatur dewa zeus ini emosinya selalu tidak bisa terkontrol.

Between My Heartbeats (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang