25. Hurt

6.9K 252 0
                                    

(Still) Asheell pov

"Kau ingin kemana Leah??" Ujarku saat kulihat wanita tua cantik itu mulai berdiri dan hendak beranjak dariku.

"Apa aku harus menyaksikanmu bengong terus hmm??" Jawabnya jail. Aku hanya bisa mendengus.

"Kau ini.. aku ingin kedapur, sudah jam 11"
Ujarku mantap dan berdiri berjalan kearah dapur beriringan dengan Leah.

"Lalu??"

"Aku hanya ingin membuat makan siangnya pria itu, ahh bahkan aku bingung harus membawakannya apa??" Ujarku bingung.

"Ohhhh.. sekarang kau mulai memikirkan Arron yahh.. terutama makanan apa yang ia suka, begitu??" Tanya Leah menggoda.

What the hell.. kenapa orang-orang penthouse ini benar-benar menyebalkan sih??

"Ohhh.. okee aku hanya bercanda, bawakan saja dia roti panggang isi daging, biasanya jam segini dia sedang banyak tugas, jadi mungkin hanya akan sempat memakan itu saja" ujar Leah akhirnya ketika sadar melihat ekspresiku yang mulai ngambek.

"Ahhh ... okeee.. makasih Leah " ujarku senang dan refleks mencium pipinya cepat. Sedangkan dia hanya menggelengkan kepalanya saja.

Entahlah apa yang aku rasakan saat ini, aku tidak tahu kenapa aku sangat bersemangat menyajikan makanan untuk pria bernama Arron David itu. Aku hanya merasa tidak sabar untuk melihat wajahnya yang akan menyicipi roti panggang buatanku.

dengan cepat aku bergegas keluar penthouse ini sembari menenteng bekal di tanganku, kuputuskan siang ini aku akan makan bersamanya, mungkin di ruangannya jika dia benar-benar sibuk nantinya.

Sekalipun aku juga harus menyiapkan mental yang kuat untuk tidak terjerumus ke arah api kemarahan saat ia mulai mengusiliku lagi. Seorang supir pribadi milik Arron menghampiriku.

"Nona, tuan ingin anda ke kantornya sekarang" ujarnya datar.

"Ahh .. aku memang ingin kesana?"

"Tapi tuan tidak mengizinkan nona untuk menaiki kendaraam umum,seperti biasa anda harus diantar oleh saya" ujarnya mantap seraya mulai membuka pintu belakang.

"Menyebalkan" dengusku sebal. Bukan karena aku belagu atau apa. Aku hanya ingin memberikan waktu istirahat tambahan saja untuk supir pribadi ini. itung-itung jam istirahat tambahan kan untuk dirinya jika aku menaiki kendaraan umum.

"Maaf nona, ini sudah perintah tuan" ujarnya yang mungkin ia mendengar dengusanku, karena takut ia salah paham dengan kata 'sialan' yang aku lontarkan aku pun menjelaskan padanya.

"Bukan, maksudnya Arron yang sialan.. dia bahkan merepoti dirimu saja, padahal aku bisa menaiki kendaraan umum kesana.."

"Tidak nona, tuan punya maksud baik kok, lagian ini memang tugas saya, dan anda tidak perlu merasa membebani saya, saya senang mengerjakannya" ujarnya luwes. Aku hanya tersenyum menanggapinya.

*****

Saat ini Asheell telah sampai di gedung perusahaan itu, ia meminta supir tersebut untuk balik ke penthouse itu tanpa perlu menunggunya,awalnya supir itu menolak, tapi saat Asheell mengatakan jika ia akan pulang bersama Arron, makan dengan sigap supir itu berjalan kembali untuk pulang.

Asheell dengan riang berjalan menuju perusahaan itu, lebih tepatnya berjalan menuju lift yang ada di basemant yang langsung tertuju pada ruangan Arron. Lagipula ia juga malu jika harus lewat pintu utama dan dirinya akan dijadikan tontonan oleh orang-orang kantor sana karena ciuman pertama yang pernah Arron lakukan padanya didekat meja resepsiones itu.

Between My Heartbeats (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang