3. I'm fine.

195 17 1
                                    

"Tanya aja. Aku jawab kok"Ucap Raka mengelus rambut Agatha.

"Kamu..?"

"Hmm? Apa taa? Jangan setengah setengah gitu"Tawa Raka

"Kamu.. Hmm.."

"Athaa seriuss!"Kesal Raka.

"Kamu.. Kamu suka engga sih sama hubungan aku? Maksud aku, kamu setuju kalau aku sama Arka?"

hening. Raka mencerna semua pertanyaan sahabat nya ini. Ia tidak bisa berkata apa pun. Tepat nya ia tidak tau harus berbicara apa. Agatha masih menatap Raka dengan serius. Berharap Raka akan menjawab pertanyaan yang sudah ia pendam selama ini. Raka tersenyum. Ia menarik nafas dalam dalam. Memandang wajah sahabat sekaligus gadis yang ia cintai ini. Berat. Berat rasanya untuk berkata "aku setuju" serasa ada sesuatu yang menahan di dada Raka sekarang. Sesak. Tapi senyuman indah nya tidak pernah pudar sedikit pun.

"Aka jawab.."Agatha menarik narik hoodie yang di kenakan oleh Raka. Meminta jawaban atas pertanyaan yang sudah ia berikan tadi. Mata Raka. Terlihat ada sesuatu yang beda di sana. Sedih? Iya. Namun senyuman Raka tidak pernah lepas saat menatap Agatha. Mencoba menunjukan bahwa ia sedang baik baik saja dan tidak keberatan jika sahabat nya memiliki hubungan spesial dengan Arka.

"Mau jawaban apa taa?"Raka mencubit pipi Agatha. Gemas. Ia mengulur waktu untuk berfikir apa yang harus ia katakan. Berbicara jujur? Tidak! Berbohong? Sudah berapa kali Raka berbohong tentang ini?

"Jawab pertanyaan aku tadi. Jawaban kamu itu penting buat aku ka"

"Sepenting apa?"

"Penting banget aka!"

"Kalo aku engga setuju, kamu mau apa?" tenggorokan Agatha tercekat. Benarkah Raka tidak setuju? Jadi selama ini? Bukan kah Raka selalu memberikan nya semangat? Raka selalu berbicara tentang kebaikan Arka, memberi pengertian di saat Agatha dan Arka mengalami perseteruan, dan mengingatkan Agatha agar tidak egois dalam hubungan nya bersama Arka. Lalu?

Raka terkekeh "Engga usah kaget gitu. Aku setuju kok taa. Kamu tau kan aku support kamu terus? Intinya kamu seneng, pecicilan nya engga ilang, engga nangis nangisan. Bahagia kamu bahagia aku juga ta"Agatha menatap lekat mata Raka. Ketulusan yang Afatha dapat di sana. Pria ini sangat berpengaruh penting dalam kehidupan nya. Raka bagaikan pondasi untuk Agatha.

"Basi yaa ta? Haha. Udah gak jaman ya ngomong gitu. Engga bakal luluh juga hati wanita sekarang kalo udah denger omongan basi."Raka tertawa dalam pembicaraan nya sendiri. Sedangkan Agatha? Ia masih menatap Raka dan tidak henti henti nya berterimakasih pada tuhan sudah memberikan Raka masuk ke dalam kehidupan nya ini. God thankyusomuch!

"Akaa.."Agatha menghempaskan tubuh nya ke pelukan Raka. Kenapa? Itulah pertanyaan yang ada di otak Raka. Terdengar isakan disana. Baju Raka terasa basah. Menangis? Iyaa untuk pertama kali nya Agatha menangis di depan Raka.

"Hey atha kenapa hm?"heran. Raka berusaha menenangkan Agatha. Mencium rambut nya dan mengelus punggung Agatha. Melihat ke arah gerbang Raka tersenyum miris lalu membisikan sesuatu ke telinga Agatha. Agatha merenggangkan pelukan nya. Memukul lengan Raka terlebih dahulu sebelum ia melihat siapa yang datang.

*****

Raka termenung. Dia hanya bisa tersenyum sebisa mungkin. Hebat bukan? Lihat lah Arka dan Agatha ada di depan nya sekarang. bercanda dan saling menghaturkan kasih sayang satu sama lain. Bisa bayangkan betapa sakit nya? Tapi raka tidak menunjukan sikap apa pun.  Yang hanya ia lakukan adalah berpura pura untuk berusaha ikut dalam kebahagian yang mereka sedang rasakan. Dada Raka sesak. Benar benar ada yang mengganjal di sana. Raka benar benar ingin pergi tapi di luar sana masih hujan sejak sore tadi. Raka beranjak dari tempat duduk nya dan menggambil gadget yang ada di atas meja ruang tamu. Berjalan menuju ke taman rumah Agatha.

You Promised [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang