38. Ingkar

79 8 1
                                    

"Yas aku kan udah bilang kamu ngga usah nyamperin aku lagi"

Entah ini sudah keberapa kalinya Yasmine mengajak Raka untuk jalan bersamanya. Raka sudah sempat menolak tapi Yasmine selalu saja mendesak. Bahkan ia rela menunggu Raka sampai ia selesai bertugas. Dan ini sangat membuatnya risih.

"Kenapa? Apa kamu takut ketauan sama Agatha?" ucap Yasmine tersenyum miring.

"Aku ngga takut. Aku cuma ngga mau dia salah paham kalo dia lihat aku yang lagi berdua gini sama kamu" jujur Raka.

Ia sudah sering membuat kekasihnya menangis dan ia tidak mau Agatha menangis lagi karna melihatnya sedang bersama perempuan lain apalagi ini adalah Yasmine.

"Kalo Agatha percaya sama kamu dia pasti bakal maklumin. Agatha cemburuan banget yaa? Kasian yaa kamu, pasti beban banget punya cewe yang ngga bisa lihat cowonya sama perempuan lain walaupun itu cuma temen"

Entahlah apa maksud dari ucapan Yasmine. Tapi yang pasti ia seperti berusaha membuat nama Agatha jelek di mata Raka.

"Walaupun dia cemburuan, aku sayang" ucap Raka cepat.

Glek

Tenggorakn Yasmine terasa tercekat. Raka tidak terpengaruh dengan ucapannya tadi. Sebegitu cintanya kah Raka pada Agatha? Apa harus Yasmine melakukan hal yang kejam untuk bisa memisahkan Raka dengan Agatha? Ia benar-benar sudah muak. Bertahun-tahun ia menunggu Raka akan kembali padanya. Walaupun dulu mereka belum mempunyai hubungan spesial. Tapi Yasmine yakin Raka mempunyai sedikit celah perasaan untuknya. Dan sampai saat ini Yasmine tidak bisa membuktikan itu, karna faktanya Raka masih saja mencintai Agatha.

"Ka, aku boleh nanya sesuatu?" Raka mengeritkan dahinya sebentar lalu mengangguk.

"Apa ngga ada sedikit aja perasaan kamu buat aku?"

Yasmine mencintai Raka bukan karna obsesi tapi ia tulus, sangat. Ia mengalah untuk beberapa tahun demi Raka yang akan memperjuangkan cintanya untuk Agatha. Tapi setelah Raka berhasil mendapatkan Agatha ia justru tidak suka. Bahkan ia berfikir bahwa Raka harus menjadi miliknya. Jika sudah begini, apakah ini masih pantas du namakan cinta yang tulus? Tidak, ini obsesi.

"Yas harus berapa lagi aku bilang? Aku ngga ada perasaan apa-apa sama kamu. Tolong ngertiin aku" ucap Raka pelan seraya menatap mata Yasmine untuk menyakinkan bahwa di matanya tidak ada sedikitpun rasa cinta untuk Yasmine.

"Tapi aku sayang sama ka. Aku ngga bisa lupain kamu"

Raka mendengus lelah. Ia lelah dengan semua ini. Yasmine yang sangat bersikeras meminta pengakuan bahwa ia memiliki perasaan yang sama. Apa yang harus Raka lakukan? Berbicara bahwa ia juga mencintai Yasmine? Yang benar saja, itu bodoh!

"Jangan bikin aku ngerasa beban gini Yas. Aku ngga mungkin balas perasaan kamu"

"Kalo kamu ngga mau ini jadi beban. Terima aku jadi pacar kamu ka"

Apakah otak Yasmine sudah tidak ada? Ia masih saja memohon untuk mengemis cinta yang sudah jelas tidak akan ia dapatkan. Apakah ia masih bisa di sebut seperti perempuan yang mempunyai otak? Sepertinya tidak. Ini bukan seperti perempuan yang memiliki otak tapi lebih tepatnya perempuan yang murahan.

"Kamu gila Yas? Aku ngga mungkin selingkuh dari Agatha. Aku sayang sama dia. Aku ngga mungkin setega itu" sahut Raka penuh keyakinan.

"Dan sampai kapan pun rasa cinta buat kamu ngga bakal pernah ada"_ lanjut Raka mantap.

Yasmine terdiam. Matanya memanas, air mata nya menetes seketika. Hatinya benar sakit mendengar ucapan Raka yang begitu jelas terngiang di telinganya.

You Promised [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang