Arka, Fadlan, Gleyria dan Raka berada di rumah Agatha sekarang. Lina menelfon mereka karena sedari tadi sore Agatha enggan keluar dari kamar. Tentu saja Lina khawatir.
"Taa keluar ta" ucap Arka seraya mengetuk pintu kamar Agatha.
"Nak kamu keluar dulu yaa. Makan malam dulu dari sore kamu belum makan" khawatir Lina.
"Ta aku bisa jelasin semua nya ta" ucap Raka tak kalah khawatir.
"Lu sih ka" kesal Arka.
"Agatha salah paham bego!" sahut Raka tak mau di salahkan. Karna memang ia tidak salah apa apa.
"Taa boleh gua masuk? Lo butuh temen cerita kan?" Gleyria angkat bicara sekarang.
"Oy bebek lo ngga laper emang hah? Keluar dulu oy"teriak Fadlan. Gleyria mencubit lengan kekasihnya kesal.
Tidak ada jawaban sama sekali dari Agatha. Apakah Agatha pingsan di dalam kamar?
"Ta kalo kamu ngga mau keluar aku dobrak pintu ini!" ucap Raka serius.
"lo jangan mainstream juga kali bro" Fadlan tidak setuju. Bagaimana mungkin ia akan merusak pintu kamar orang.
"Semakin kamu dobrak pintu ini semakin aku ngga mau ngomong sama kamu! Mending kamu pulang!" teriak Agatha di balik pintu kamarnya. Lina menghela nafasnya lega. Setidaknya ia tau bahwa Agatha tidak pingsan.
"Aku ngga laper"
"Aku ngga mau keluar. Aku ngantuk aku mau tidur!"
Mereka hanya menghela nafas pasrah mendengar ucapan Agatha tadi. Mereka mengerti mungkin Agatha memang butuh sendiri.
"Udahlah mending kita pulang aja" usul Fadlan.
"Iya Raka mending kamu istirahat besok kerja kan? Mama pastiin Agatha baik-baik aja" Lina mengerti Raka pasti merasakan hal yang ganjal jika tidak segera menyelesaikan masalahnya dengan Agatha. Tapi Lina juga tau Agatha sangat keras kepala jadi mungkin ini bukan waktu yang tepat.
"Tapi ma Raka--- iyaudahlah ma Raka pulang" pasrah Raka.
"Tante kita pulang yaa kabarin kalo Agatha kenapa napa" Gleyria meraih tangan Lina dan menciumnya dengan sopan. Begitu juga dengan yang lain nya.
"Kita pulang tante" ucap mereka bersamaan kecuali Raka.
"Ma kabarin Raka yaa ma" ucap Raka lemas. Lina hanya mengangguk seraya tersenyum.
Dengan langkah pelan Raka dan yang lain meninggalkan pekarangan rumah Agatha. Lina tersenyum dengan kejadian hari ini.
"Anak muda yaa astaga masalah gini aja di ribetin" kekeh Lina seraya masuk ke dalam rumahnya. Ia harus menemui Agatha, anaknya juga harus mendengarkan yang sebenarnya bukan malah ngambek seperti ini.
*****
Sudah 2 hari Agatha tidak masuk kerja dan tentunya Agatha masih tidak ingin menemui Raka untuk saat ini. Dan kini Agatha memantapkan hati untuk bertemu dengan murid-murid nya. Rasanya juga percuma ia berdiam diri di rumah. 2 hari belakangan ini juga Raka selalu ke rumah dan memaksa agar Agatha membukaan pintu untuknya. Tapi Agatha tetap keras kepala untuk tidak menemuinya. Agatha sudah tau kenapa bisa wanita itu memeluk Raka, Lina yang menceritakan semuanya. Gleyria pun juga sudah ikut menjelaskan nya melalui telfon kemarin tapi tetap saja Agatha masih merasakan sakit itu. Agatha juga tidak mengerti kenapa ia menjadi seperti ini. Padahal ia merindukan Raka.
"Bu guru kok muka nya sedih?" ucap salah satu murid Agatha.
"Engga kok ibu ngga sedih" elak Agatha seraya mengelus rambut muridnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Promised [END]
Romance[SELESAI] "Sempat tersirat dalam benak ku bagaimana aku bisa menjalani semuanya tanpa memikirkan kedepan nya? Bagaimana bisa otak ku tidak mampu mencerna bagaimana yang terbaik untuk diri ku atau pun untuk orang yang aku cintai. Tuhan apa yang harus...