37. Terulang kembali

94 10 1
                                    

Agatha baru pulang dari rumah Citra dan sesampainya di rumah ia sudah meneriman pesan bahwa mamanya tidak bisa pulang minggu ini. Karna pekerjaan di sana belum selesai total.

"Jadi kek anak kos deh gue ngga pernah di urus sama emak sendiri"

Agatha dengan kesal melipat selimutnya yang belum tertata rapi.

"Kenapa sih ngomel terus"

Agatha menoleh lalu tersenyum sumringah. Raka nya datang tepat waktu di saat Agatha membutuhkan teman.

"Rakaa" rengek Agatha langsung memeluk kekasihnya itu. Tentu saja di sambut dengan balasan pelukan hangat oleh Raka.

"Nungguin aku?" Agatha mengangguk.

"Udah makan?" Agatha mengangguk lagi.

Agatha merenggangkan pelukannya dan menatap wajah kekasihnya sendu. Agatha mengelis pipi Raka lembut. Raka tersenyum dan meraih tangan Agatha yang ada di pipinya itu.

"Kenapa sayang?" tanya Raka lembut.

"Kamu pasti kecapean yaa?" Raka terkekeh lalu menggelengkan kepalanya. Entah kenapa tiba-tiba air mata Agatha menetes. Ia juga tidak tau karna apa, hanya saja ia merasakan rasa sesak yang menganjal saat ini.

"Hey kok nangis? Aku ngga apa-apa sayang" Raka menarik Agatha dalam pelukannya lagi. Dalam benaknya ia berfikir ada apa dengan perempuannya ini. Apakah masih karna efek haidnya?

"Aku takut kamu ninggalin aku" isak Agatha.

Tidak di pungkiri Agatha merasa bahwa Raka akan pergi meninggalkan nya dalam waktu dekat. Entah dari mana Agatha merasakannya, yang pasti Agatha takut kehilangan Raka.

Raka terdiam. Apakah Agatha tau tentang pertemuannya dengan Yasmine tadi? Agatha menangkupkan kedua tangannya pada wajah Agatha, di tatapnya kekasihnya dengan lekat.

"Kamu kenapa mikir gitu hm? Aku ngga kemana-mana kok ta"

"Tapi aku ngerasa kalo kamu bakal ngejauh dari aku. Setengah hari ngga ketemu kamu aja aku udah kaya gini, gimana dua minggu lagi" keluh Agatha jelas.

Raka menghembuskan nafasnya lega. Ternyata Agatha menangis karna tidak bisa bertemu dengan Raka dua minggu ini? Astaga.

"Dua minggu doang kok sayang. Masa pasien aku mau aku telantarin"

Agatha menghapus air matanya gusar. Dan mengulurkan jari kelingking pada Raka.

"Janji selalu ngabarin! Janji selalu inget aku! Janji ngga macem-macem! Janji kalo kamu cuma punya aku! Promise?"

Raka tersenyum bahagia, perempuannya ini begitu mencintai dirinya. Karna hal sepele ini pun ia menangis karna takut Raka melakukan hal yang tidak ia inginkan. Apalagi berdampak bahwa Raka akan meninggalkannya.

"Promise sayangku" Raka mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari Agatha. Keduanya saling melempar senyum dan detik selanjutnya Raka menarik pinggang Agatha untuk masuk ke dalam pelukannya lagi.

"Aku ngga bakal kecewain kamu ta. Aku ngga bakal buat kamu nangis. Aku sayang sama kamu" ucap Raka dalam hati lalu mencium puncak kepala Agatha cukup lama.

*****

"Lo ngga makan siang ke caffe Gleyria lan?"

Biasanya Fadlan jam segini sudah tidak ada di kantor dan pastinya sudah duduk rapi di caffe kekasihnya. Tapi sampai saat ini ia masih saja berdiam diri di kantor.

"Ngga, ntar sore baru gue jemput dia. Dia ngomel kalo gue sering ke sana dan menghamburkan pekerjaan gue"

"Tapi kan lo ngga pernah menghamburkan pekerjaan. Selama ini lo fine aja kok kerjaanya" sahut Arka.

You Promised [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang