Fadlan sedang berada di caffe kekasihnya sekarang. Ia sedang asyik duduk di salah satu meja seraya memperhatikan kekasihnya kerja. Tak jarang senyumannya mengembang melihat keseriusan kekasihnya bekerja. Kadang ia juga tertawa melihat Gleyria yang kesal dengan karyawannya yang menyebalkan.
Ketika caffenya sudah agak sepi Gleyria menghampiri kekasihnya dengan wajah lesu.
"Maaf yaa lama. Kamu sih ngapain nyamperin aku ke sini. Ngga sibuk apa" Fadlan terkekeh. Bukankah harusnya Gleyria senang karna ia menghampirinya kemari.
"Keselnya sama karyawan jangan di bawa ke aku dong sayang" ucap Fadlan lembut. Gleyria membuang nafasnya asal dan mengangguk lemah. Fadlan benar, rasa kesal dirinya dengan karyawan masih ke bawa.
"Kamu kenapa ke sini?"
"Kangen" nyegir Fadlan. Gleyria terkekeh alasan kekasihnya sangat tidak logis.
"Udah makan hm?"tanya Gleyria lembut.
"Aku nungguin kamu." sahut Fadlan menatap kekasihnya lekat. Ia meraih tangan Gleyria dalam genggamannya.
"Aku sayang sama kamu" ucap Fadlan tiba-tiba.
Gleyria tersenyum. "Aku cinta sama kamu" sahut Gleyria.
"Aku lebih cinta sama kamu" ucap Fadlan tak mau kalah.
"Iyaudah terserah. Gini doang di ributin" kekeh Gleyria.
Fadlan memandangi wajah kekasihnya lekat. Ada suatu hal yang ingin ia lakukan tapi ia sangat ragu. Ia belum siap untuk melakukan itu. Tapi di dalam hatinya juga takut, ia akan kehilangan Gleyria jika ia tidak secepatnya menikahi kekasihnya ini. Iya, menikah. Semua wanita butuh kepastian kan?
"Ada yang mau kamu omongin ke aku?" tanya Fadlan pelan.
"Maksud kamu?"
"Maksud aku, ada yang mau kamu minta dari aku? Apa pun itu Gley, bilang aja" ucap Fadlan tulus.
Gleyria meraih tangan Fadlan pelan. "Kamu ngomong apa sih? Aku emang mau minta apa sama kamu? Aku ngga minta apa-apa lan. Kamu hargai aku itu aja udah cukup"
"Kamu hargai aku sebagai pacar kamu. Kamu perhatian sama aku, ngga selingkuh, ngga macem-macem, sayang sama aku dengan tulus. Itu aja udah cukup. Aku harus minta apa lagi? Ngga ada lan" lanjut Gleyria.
Fadlan tersenyum ia tertegun dengan ucapan Gleyria. Astaga apa lagi yang akan ia tunggu? Apalagi yang Fadlan tunggu untuk menjadikannya sebagai pendamping hidupnya secara utuh.
"Kamu ada waktu besok?" tanya Fadlan. Gleyria menganggukan kepalanya seraya tersenyum.
"Kita habisin waktu berdua yaa? Ada yang aku mau omongin sama kamu" Gleyria menaikan sebelah alisnya. Apakah ada hal yang serius?
"Kenapa ngga ngomong sekarang?" tanya Gleyria penasaran. Fadlan menggeleng seraya mengelus rambut Kekasihnya lembut.
"Aku maunya besok. Intinya besok aku jemput" Gleyria hanya bisa mengangguk. Intinya besok Fadlan akan berbicara sesuatu. Gleyria harap ini bukan hal yang buruk.
*****
Raka mendengus lelah. Hari ini pasien nya banyak sekali hampir 120 orang. Dan ini sudah hampir jam 4 sore. Bukan kah biasanya pulang jam 1? Baiklah, mungkin kali ini Raka harus bersabar. Banyak orang yang membutuhkan dirinya, toh ini juga tidak setiap hari ia akan mendapatkan pasien sebanyak ini.
Raka menyenderkan punggungnya pada kursi ruangan. Ia mengambil ponsel yang sudah ia tidak pedulikan sedari tadi. Ia yakin Agatha pasti menceramahi nya karna tidak memberi kabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Promised [END]
Romance[SELESAI] "Sempat tersirat dalam benak ku bagaimana aku bisa menjalani semuanya tanpa memikirkan kedepan nya? Bagaimana bisa otak ku tidak mampu mencerna bagaimana yang terbaik untuk diri ku atau pun untuk orang yang aku cintai. Tuhan apa yang harus...