13. Kepergian Raka

114 11 0
                                    

"Lips. Aku khilaf ta"Cengir Raka polos. Mata Agatha membulat. Bibirnya? Benarkah? Agatha memejamkan matanya kesal.

"Rakaaaaaaaa!"dijambak nya rambut Raka dengan kesal.

"Taa sakit ta!" Raka menahan tangan Agatha untuk menjambaknya.

"Kenapa sih? Aku cinta sama kamu. Emang salah gitu aku cium kamu? Ngga kan"Ucap Raka tak sadar. Raka merenggangkan genggaman tangan nya pada Agatha. Meruntuk dirinya sendiri kenapa ia keceplosan. Agatha? Detak jantung nya berdetak tak karuan. Raka mencintai nya? Benarkah?

"Cinta? Telen tuh cinta! Aku ngga bego Raka. Kita tuh masih smp di sana. Yakali kamu udah ngerti cinta cintaan"Elak Agatha.

"Agathaa dengerin aku"Raka meraih tangan Agatha lembut. Di genggaman nya tangan Agatha dengan erat. Raka memandangi wajah Agatha yang kesal sekarang. Ia terkekeh.

"Kenapa ketawa? Ada yang lucu?"galak Agatha. Raka menggelengkan kepalanya. Menarik nafasnya dalam dalam.

"Agatha percaya atau ngga aku sayang sama kamu" Agatha menautkan sebelah alisnya, heran.

"Aku juga sayang sama kamu"jawab Agatha santai. Raka tertawa sebentar.

"Agatha ngga usah sok gak tau apa apa"

"Aku tau kamu cinta sama aku"Mata Agatha terbelak. Mati sudah ia sekarang. Agatha memejamkan matanya malu.

"Idih siapa yang cinta sama kamu? Kepedean banget. Ogah gile gue"Elak Agatha dan menepis genggaman tangan Raka.

"Agathaaa"Ucap Raka lembut dan memperdekat jarak duduk nya pada Agatha. Agatha memalingkan wajahnya ke arah lain. Jantung nya benar benar tidak karuan sekarang.

"Liat aku"Raka berdecak kesal. Ia meraih tangan  Agatha dan dengan paksa menarik dagu perempuan yang ada di hadapan nya sekarang untuk melihatnya.

"Aku jauh udah cinta sama kamu lebih dulu ta.  Aku udah pendem semuanya dari lama. Aku ngerti aku pengecut. Aku ngga mau ungkapin semuanya. Tapi aku punya alasan untuk itu"Agatha terdiam membisu. Ia tidak bisa berbicara apapun. Apa yang ia dengar ini benarkah?

"Kamu tau? Udah 6tahun aku pendem semuanya. Awalnya aku ngga mau ungkapin ini semua sampe kapan pun. Tapi hati aku ngga bisa tenang. Gimana aku mau pergi kalau aku belum jujur sama perasaan aku sendiri"ungkap Raka.

"Seenggaknya saat aku pergi kamu tau gimana perasaan aku ke kamu. Sikap aku ke kamu, perhatian aku ke kamu selama ini dan aku yang ngejagain kamu banget itu semua karna aku cinta sama kamu"lanjut Raka penuh arti.

"Awalnya aku juga ngerasa kalo rasa aku ke kamu ini cuma main main. Karna aku yang masih kecil banget waktu itu. Masih cengengesan, masih ngga ngerti apa itu cinta cintaan. Tapi aku sadar rasa cinta itu pun tetep sama sampai sekarang"Raka menunduk. Sekarang ia sudah mengungkap kan semuanya.

"Waktu aku jadian sama Arka apa kamu ud-?"

Raka mendongakan kepalanya "aku udah cinta sama kamu waktu itu. Bahkan sebelum itu ta" Agatha menatap mata Raka lekat. Agatha berusaha mencari kebohongan disana tapi nihil. Tidak ada sama sekali ia melihat bahwa sahabat nya ini berbohong.

"Kenapa kamu ngga ungkapin semua nya dari awal?"Raka tersenyum dan mengelus tangan Agatha yang di genggam nya dengan lembut.

"Aku ngga mau kamu jatuh cinta sama aku. Aku ngga mau kalo kita jadian dan di saat kita masih indah indah nya ngejalanin hubungan kita, kita harus pisah karna.." Raka menjeda ucapan nya sebentar.

"Kamu tau kan ta kita?" Agatha mengangguk mengerti. Entah dari mata air matanya sudah di bendung sejak tadi.

"Karna itu. Aku ngga mau kamu jatuh cinta sama aku dan kamu bakalan susah buat lupain semuanya"Agatha menunduk. Air mata nya sudah berjatuhan deras. Raka terdiam melihat Agatha menangis. Ia memejamkan matanya. Dada nya juga sesak dengan keadaan yang seperti ini.

You Promised [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang