9. Lagi

135 16 2
                                    

Agatha masih memikirkan tentang pernyataan arka pada nya tadi pagi. Ia benar benar tidak konsen dalam pembelajaran bu bella hari ini. Padahal ia sangat menyukai pelajaran bahasa indonesia. Ia bingung dengan perasaan nya sendiri. Di satu sisi lain ia sadar bahwa di dalam hati nya masih ada celah nama arka disana. Tapi di satu sisi lain pula hati nya masih kelu untuk kembali pada arka kembali. Bukan, bukan karna perbuatan arka kemarin. Tapi karna perasaan nya pada raka. Apa yang sebenarnya ia rasakan pada sahabatnya itu? Intinya ia tidak bisa jika raka jauh darinya, apalagi jika raka marah padanya. Hati agatha benar benar hancur jika sudah raka bersikap tidak seperti biasanya. Agatha masih betah dalam lamunan nya. Serinci pun penjelasan bu bella tidak masuk pada otaknya. Pandangan agatha lurus ke depan tapi kosong. Benar benar kosong.

"Agatha? Coba ulang penjelasan ibu yang tadi"Agatha terdiam. Gleyria sudah menyenggol tangan agatha tapi nihil. Agatha masih saja melamun.

"Agatha? Bisa ulangi penjelasan ibu tadi?"

"Agatha resyanata!" Teriak bu bella geram. Agatha tersentak kaget.

"Ia bu. Maaf bu"Ucap agatha pelan.

"Sekarang kamu keluar. Berdiri di lapangan. Hormat tiang bendera!"tegas bu bella.

"Tapi bu.."

"Mau saya tambah hukuman nya?"tawar bu bella.

"Tidak bu. Baik bu saya keluar. Saya minta maaf bu"Ucap agatha menunduk meninggalkan kelas.

"Baik anak anak kita lanjutkan" gleyria menatap teman nya yang berjalan meninggalkan kelas. Apa yang sedang di fikirkan agatha? Tumben sekali ia tidak memperhatikan bu bella.

Agatha mendengus kesal. Ini semua gara gara raka dan arka. Laki laki itu membuat agatha pusing. Dengan langkah ogah ogahan agatha berjalan menuju lapangan basket. Tepat di depan tiang bendera agatha berdiri dan mengangkat sebelah tangan nya untuk hormat.

"Gila yatuhan panas banget. Mana kuat aku kalo gini"Agatha melirik jam tangan nya. Jam istirahat masih lama. Biasanya bu bella akan menghentikan hukuman di saat jam mata peljaran nya selesai.

"Semangat agatha!"Agatha memberikan semangat pada dirinya sendiri. Demi apa pun, ia ingin menghubungi raka sekarang untuk menemani nya. Tapi agatha tidak sebodoh itu. Agatha juga mengerti ini kesalahan nya yang tidak fokus dalam jam pelajaran bu bella. Iyasudah jalani saja.

******

"Wi kamu kemana aja sih yatuhan aku kangen banget"Ucap lina seraya memeluk sahabat nya ini. Iya, sekarang mereka sedang reunian mungkin? Ah tidak. Mereka hanya berdua. Sengaja membuat janji di salah satu mall. Melepas rindu setelah beberapa lama tak bertemu.

"Kamu juga sibuk kok lin. Kesana kemari pulang pergi. Lah aku? Diem ae di sini engga kemana mana"tawa dewi.

"Iyaa engga kemana mana tapi jarang pulang juga" mereka tertawa bersama. Sudah sangat lama mereka tidak seperti ini. Berkumpul bersama, tertawa bersama. Sepertinya tuhan sudah merencanakan sesuatu untuk mereka. Takdir mereka hampir sama. Mereka dapat mengejar cita cita yang mereka mau. Dewi yang cita cita dokter sejak kecil kini menjadi dokter tulang. Dan memiliki kontrak di beberapa rumah sakit ternama. Sedangkan lina ia hanya bermimpi menjadi orang sukses. Dan saat ini ia menjadi pengusaha yang bisa di bilang cukup sukses di indonesia. Tentang laki laki, mereka mempunyai takdir yang hampir sama. Dewi sudah menjadi single parents sejak beberapa tahun yang lalu. Karena suami nya yang meninggal dunia akibat kecelakaan. Sedangkan lina ia juga sudah menjadi single parents. Suami nya juga meninggal karena penyakit yang di deritanya. Sayangnya dewi meninggalkan agama nya setelah menikah dengan frans. Ia mengikuti agama suami nya. Tetapi itu tidak masalah bagi lina, yang terpenting mereka masih bisa bersama dan menjaga persahabatan mereka dengan baik. Mereka susah senang bersama. Kapan pun itu. Walaupun jarang bertemu tetapi keduanya tidak lupa untuk saling mengabari.

You Promised [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang