4. Terlupakan

165 19 0
                                    

Langkah kaki Raka begitu santai menuju kelasnya. Menyapa setiap orang yang ia temui di koridor sekolah. Senyum nya tak henti henti menggembang sejak kemarin malam. Tidak tau kenapa hati nya sangat senang karena akan menghabiskan waktu luang nya dengan Agatha sore nanti. Raka sudah menyiapkan beberapa tempat untuk pilihan yang akan dia kunjungi dengan Agatha. Kelas sudah terlihat ramai. Sudah ada Fadlan juga di kelas. Raka terduduk di sebelah Fadlan. Mengeluarkan buku buku yang akan dia pakai saat jam pelajaran pertama. Fadlan yang tau Raka datang hendak menyapanya tapi fadlan heran ada apa dengan Raka? Senyum senyum seperti orang yang--? Entahlah~

"Pak? Waras pak?"Fadlan mengerutkan dahi nya. Menatap Raka dengan seksama. Raka hanya mengelengkan kepalanya tapi masih tetap saja tersenyum.

"Yatuhan ka! Sadar ka sadar!" Fadlan menggunjangkan bahu sahabatnya ini. Fadlan berfikir bahwa Raka sudah gila? Mungkin haha.

"Apaan sih lan. Elu kali yang harus sadar"Raka terkekeh. Kembali sibuk dengan buku buku yang ia siapkan.

"Lagi bahagia yaa?" tanya Fadlan.

"Mungkin"Jawab Raka singkat.

"Agatha?"Ketika Fadlan menyebut nama Agatha Raka kembali terkekeh. Agatha?

"Kenapa sama Agatha? Dia lagi baik baik aja kok lan"tawa Raka.

"Kalo bukan Agatha? Siapa? Yakali karna hari ini pasti ada kuis biologi?" Fadlan menaikan sebelah alisnya. Fadlan benar benar bingung.

"True! Haha"Tumben sekali Raka bahagia karna kuis? I know. Raka pintar, hampir di semua bidang pelajaran ia kuasai. tapi tidak begitu berlebihan kah? Mendapatkan kuis apakah harus tersenyum tiada henti?

"Gue lagi happy lan. Lo engga perlu tau kenapa. Ntar gue pasti bakal cerita kok. Okey? Gue keluar dulu mau ke ruang guru."Fadlan menggelengkan kepalanya melihat tingkah Raka. Teman nya sudah Benar benar kecanduan kuis? #lol.

******

Jam istirahat berdering. Semua siswa berhamburan untuk menuju kantin. Cacing cacing yang ada di perut mereka sudah demo sejak pagi tadi. Fadlan dan Hleyria terlihat berbicara sesuatu di taman belakang sekolah. Entahlah soal apa. Seperti ada hal yang serius? Terlihat dari kejauhan Arka dan Agatha melihat mereka di taman. Tanpa fikir panjang mereka menghampiri Faldan dan Gleyria. Sesampai nya di sana, yang tadi nya pembicaraan mereka yang terlihat serius jadi cengegesan ketika melihat Agatha dan Arka tiba tiba datang. Mata Agatha dan Arka bertemu. Ada apa?

"Kenapa berhenti bicara?" Fadlan dan Gleyria nyengir sembari menggelengkan kepalanya.

"Bukan tentang kita kan?"mata Gleyria terbelak. Tentang mereka? Apakah mereka mendengar nya tadi?

"Kalian? Buat apa kita jadiin kalian bahan obrolan kita ar?"tawa Gleyria mencoba terlihat biasa saja.

"Tapi tadi kalian serius banget lho Gley ngomongnya"Agatha juga merasa ada sesuatu. Ada yang di sembunyikan tepatnya.

"Gini lho. Gue sama Gleyria ada sedikit problem sama hubungan kita. Kalian tau lah problem anak ingusan baru pacaran. Makanya gue mau selesein semua nya sama Gley. Cuma elu pada dateng iyaudah deh jadi--"Fadlan menjeda pembicaraan nya. Memutar bola mata nya mencari persoalan yang tepat untuk di jadikan sebuah alasan.

"Jadi gakjadi! Jadi kepotong deh omongan kita. Yakali kita mau selesein masalah kita di depan kalian kan engga enak juga bro"lanjut Fadlan.

"Oh gitu? Sorry yaa? Okey deh kita tinggal dulu. Sorry gue kepedean"tawa Arka

"Iya aku minta maaf juga hehe"sahut Agatha. Fadlan dan Gleyria tersenyum miris sembari mengangguk kan kepala mereka secara bersamaan. Terlihat seperti orang bodoh bukan? Fadlan dan Gleyria membuang nafas nya asal. Syukurlah tidak ketauan.

You Promised [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang