20. Bandung

104 12 0
                                    

Agatha sudah terbangun dari tidurnya sejak subuh tadi. Ia begitu tidak sabar untuk menunggu telfon dari Raka. Raka berjanji untuk menelfonnya hari ini atau Raka akan melakukan video call bersama Agatha? Mungkin.

Masih jam 8 pagi. Lina dan Agatha sedang menyantap sereal yang sudah di siapkan oleh bi inah di meja makam. Semangat Agatha sangat berbeda hari ini. Saat makan pun senyumannya tidak henti hentinya mengembang.

"Kenapa senyum senyum gitu?"tanya Lina heran.

"Ngga apa apa cuma lagi seneng aja"jawab Agatha tersenyum.

"Raka?"tanya Lina lagi. Agatha hanya nyengir seraya mengangguk semangat.

"Kamu kemana liburan 1minggu ini?"tanya Lina seraya merapikan mangkuk berisi sereal yang sudah tandas meraka makan.

"Ngga kemana mana ma. Aku di rumah aja"sahut Agatha. Lina hanya mengangguk mengerti dan pergi meninggalkan Agatha menuju dapur.

"Raka kok belum telfon yaa?" Agatha menatap ponsel nya yang masih tidak ada notif satu pun dari Raka. Agatha mendengus malas apa Raka marah padanya? Tidak mungkin.

"Mungkin Raka masih kuliah" Agatha mencoba berfikir positif pada Raka. Mungkin saja Raka sedang sibuk. Atau mungkin ia lupa untuk menghubungi Agatha. Sudahlah, Agatha tidak mau ambil pusing.

Agatha melangkahkan kaki nya menuju kamar. Agatha terduduk pada kursi seraya membuka lemari kecil yang ada di bawah meja nya. Agatha mengeluarkan beberapa buku yang sudah terlihat berdebu disana.
Agatha tersenyum menatap buku yang di genggamnya. "You promised" begitulah tulisan bercetak tebal yang ada pada cover buku yang di genggam Agatha sekarang.

"You Promised" buku tersebut adalah buku yang berisikan janji janji Agatha dan Raka semasa kecil dulu. Terdapat banyak janji yang di tulis di sana. Janji janji konyol yang menurut Agatha dan Raka harus di tepati oleh kedua belah pihak.

Agatha membuka halaman demi halaman. Agatha membaca kembali beberapa kalimat yang ada di sana. Tak jarang pula Agatha tersenyum membaca isi buku semasa kecilnya dulu.

56. Raka selalu ngalah buat Agatha.
57. Agatha harus nurut sama semua hal yang Raka bilang jika itu bersifat baik.
58. Raka cuma milik Agatha.
59. Agatha cuma milik Raka.
60. Raka dan Agatha ngga boleh saling cuek cuekan.
61. Mainan Raka mainan Agatha juga.
62. Es krim Raka adalah es krim Agatha juga. Es krim Agatha adalah es krim Agatha. (Tidak boleh di ganggu gugat!)
63. Raka ngga boleh buat Agatha nangis.
64. Raka cuma boleh sayang sama mama dan Agatha.

Begitulah isi dari beberapa janji yang terdapat pada buku itu. Terlihat konyol bukan? Jika di hitung sampai sekarang buku itu sudah berumur 8tahun. Agatha masih betah dengan lamunan membaca buku nya itu. Tiba tiba ponsel Agatha bergetar. Ada pesankah? Agatha menghentikan aktivitas sejenak dan membuka notif ponsel nya.

1pesan :
Raka : Ta maaf aku ngga bisa telfon kamu. Jangan tungguin aku yaa. Kalo aku udah ada waktu renggang nanti aku pasti telfon kamu. Happy holiday yaa sayang.

Agatha mengerutakn dahinya sejenak setelah itu menghembuskan nafas nya berat. "Raka sibuk. Ngga apa apa deh" Jujur Agatha sedikit kecewa tapi mau bagaimana lagi? Tidak mungkin kan ia memaksa Raka untuk memghubungi nya terlalu sering?

Agatha menyenderkan punggung nya pada kursi. "Kaya nya gue harus terbiasa tanpa Raka sekarang, dia pasti sibuk buat kuliah"

Di tengah lamunan nya Agatha tersentak menoleh mendengar bunyi klop pintu kamarnya.

"Eh elo Gley gue kira siapa"ucap Agatha sedikit kaget. Tetapi raut wajah Agatha seketika berubah melihat siapa yang di bawa oleh Gleyria ke kamarnya.

You Promised [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang