8. Move on

126 16 1
                                    

Sudah hampir malam tapi agatha masih berada di rumah raka. Mereka sedang di kamar raka, tengkurap bersama di atas ranjang. Raka fokus dengan laptop yang sedang ia kotak katik. mengerjakan tugas rupanya. Sedangkan agatha setia disamping nya menemani raka seraya membaca novel.

"Percuma aku disini. Di cuekin"agatha memanyunkan bibirnya, lucu.

"Jangan manyun gitu, aku cium baru tau rasa"Sahut raka yang masih fokus akan tugasnya.

Mata agatha terbelak ia spontan menutupi bibirnya dengan kedua tangan nya. "Jangan macem macem! Bibir aku masih ke segel! Jangan sampe kamu yang ngambil first kiss aku! Aku bisa tonjok kamu sampe pipi kamu ngembung kaya pantat domba!"Raka terkekeh. Ia menghentikan aktivitas nya dan menatap agatha dengan tatapan menyeringai. Agatha sontak menjauhkan jarak di antara mereka.

"Aka jangan macem macem!"Ucap agatha was was. Raka terkekeh mengelus rambut agatha singkat.

"Kalo kamu mikirin aku bakal ngelakuin itu, ntar beneran loh"Goda raka.

"Tatapan kamu anu. Gimana aku engga was was"Ceplos agatha.

"Anu apa?"tanya raka.

Agatha gugup "yaa anu pokoknya! Terserah anu apa" raka tersenyum miring.

"Sini, ngapain jauh banget jar--"

"Kamu nanti anu"Potong agatha.

"Engga ta. Yatuhan engga. Masa aku gitu sama kamu"Tawa raka.

"Nafsu mana ada yang tau"Elak agatha.

"Sini atau aku cium beneran?"Mata agatha melotot ia langsung memperdekat jaraknya pada raka dan fokus membaca novelnya kembali. Raka terkekeh menatap agatha yang seperti ini.

Hening tidak ada pembicaraan lagi di antara mereka. Terdengar klop pintu kamar raka terbuka. Dewi datang membawa kunci motor raka.

"Anter agatha pulang gih. Udah malem ntr di cariin mamanya"Raka mendongak. Ia menggeleng. Dewi memperhatikan wajah anaknya ada yang berbeda. Ada sedikit lebam di pipi nya. Kenapa dewi baru sadar?

"Raka kamu berantem?"Raka mengangguk cepat.

Agatha merasa bersalah "Maaf ma- raka berantem gara ga--"

"Iya raka berantem sama arka. Raka belain agatha. Dia ngomong hal yang gak baik sama agatha. Mulut nya kaya engga pernah di sekolahin. Raka gasuka"Potong raka. Raka terlihat biasa biasa saja saat mama nya menanyakan itu. Raka begitu santai. Ia tidak takut kalau mama nya akan memarahinya saat ini.

"Jangan di ulangin lagi yaa"Ucap dewi pelan.

"Tergantung"sahut raka cepat. Agatha mencubit lengan raka. Memberi kode kalau ia tidak boleh berbicara seperti itu.

"Apa sih taa. Sakit tau. Yaa tergantung arka lah. Kalo dia engga mulai duluan aku mah santai ae"jelas raka yang masih mengotak katik laptopnya.

"Intinya kalo sampe bonyok mama engga mau ngurus"acam dewi.

"Gapapa. Masih ada agatha yang ngurus raka"Agatha yang mendengarnya hanya bisa mengumpat raka di dalam hati. Seenak jidatnya saja raka berbicara seperti itu. Tidak tau kah jika agatha menahan malu sekarang.

"Terserah kamu deh yaa. Anter agatha pulang sekarang"Dewi tersenyum pada agatha. Agatha sudah beranjak dari tidurnya dan duduk di pinggir kasur menunggu raka bangun dari tengkurapnya.

"Entar maa. Agatha nya biarin aja disini"Mata agatha membulat.

"Kamu gila ka? Nanti mama aku nyariin gimna"protes agatha.

"Aku yang tanggung jawab"Jawab raka santai. Dewi terkekeh

"Engga mau. Aku mau pulang"rengek agatha.

You Promised [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang