Tanpa ragu Agatha menekan beberapa dijit angka untuk membuka kamar apartement Raka. Dengan ragu Agatha melangkahkan kaki pastinya. Ia khawatir tapi ia juga masih malu untuk bertemu dengan Raka. Entahlah ia merasa bersalah.
"Kaaa?"panggil Agatha pelan. Agatha bisa mencium bau khas obat dari kamar Raka. Agatha menelusuri semua ruang Apartement tapi ia belum juga menemukan Raka. Agatha menghembuskan nafas asalnya. Mungkin Raka sedang di kamar fikirnya.
Agatha menarik nafas panjangnya. Dengan gugup Agatha membuka klop pintu kamar Raka.
Agatha tersenyum tipis. Ia lihat Raka sedang berbaring di tempat tidur. Kamarnya berantakan baju kotor di sana sini. Okey sepertinya nanti Agatha akan membereskan.
Agatha melangkahkan kakinya mendekati Raka. Ia duduk di pinggir ranjang. Agatha meringis Raka sakit pasti karna dirinya. Raka masih memejamkan matanya ia belum merasakan kehadiran Agatha disini.
Agatha mengelus kepala Raka lembut kemudian mata nya, hidung yang mancung dan yang terakhir pipinya. Agatha bisa merasakan bahwa Raka sedang demam. Raka berguman pelan ia terusik dengan sentuhan Agatha di wajahnya. Dengan pelan Raka membuka matanya menyesuaikan dengan cahaya yang ia rasakan. Raka menatap samar-samar wanita yang ada di hadapannya.
"Agathaa?" Raka mengerjapkan matanya tak percaya.
"Iyaa kenapa?" sahut Agatha lembut.
"Taa aku minta maaf" Raka langsung mengenggam tangan Agatha erat.
Agatha tersenyum tipis. "Ngga usah di bahas okey? Kamu lanjut istirahat aja. Aku beresin kamar kamu yang udah kaya tong sampah tahunan ini dulu baru kamu boleh ngomong apa aja"
"Tapi--" Agatha memandang Raka dengan tatapan tak suka.
"Aku pulang kalo kamu ngebantah" Raka mendengus pasrah lalu ia menganggukan kepalanya lemah.
Agatha tersenyum menang. Ia segera bangkit dari duduknya dan mengambil semua baju kotor yang ada di sembarang tempat kamar Raka.
"Baju kamu kenapa basah gini?" heran Agatha mengambil baju kotor terakhir yang ada di karpet dekat ranjang.
"Kemarin aku cariin kamu. Aku ngga nyadar kalo aku main hujan terus--" Belum sempat Raka melanjutkan ucapannya Agatha sudah pergi dari kamar Raka. Tentu saja Raka kesal tapi senyumannya seketika mengembang. Ia senang Agatha disini. Ia senang Agatha sudah kembali menjadi Agatha yang seperti biasanya.
Agatha merapikan ruang tengah terlebih dahulu, dengan cekatan Agatha langsung menyapu dan mengepel. Setelah itu ia mengambil semua baju kotor dan mencucinya. Sembari menunggu cucian, Agatha masuk kembali ke ruangan Raka. Senyum Agatha mengembang ia melihat Raka yang sedang tertidur pulas. Agatha senang Raka menerutinya apa katanya. Dengan pelan Agatha mulai membersihkan kamar Raka sebisa mungkin ia melakukan nya dengan hati-hati Agar Raka tidak terbangun dari tidurnya. Setelah selesai Agatha kembali dengan cucian nya. Semua ruangan sudah bersih, cucian sudah beres. Tentu saja sekarang Agatha akan memasak.
Agatha mengeluarkan bahan yang akan di masak. Di kulkas Raka banyak sekali makanan sehat. Tapi Agatha hanya akan membuatkan soup untuk Raka. Agatha tau nafsu makan Raka pasti sedikit jika sudah sakit.
Di sela kegiatannya Agatha menerima telfon dari Gleyria. Sebenarnya Gleyria sudah mengirimkan pesan tapi Agatha tidak membalasnya. Jadi mau tidak mau Gleyria harus menelfon Agatha.
"Hmm? Gue lagi masak Gley"
"Di apartement Raka"
"Raka sakit"
"Apaan coba"
"Iya nanti aja bahas liburan"
"Udah baikan kok kita. Tenang aja"
"Iya gue lanjut masak dulu"
"Iyo salam sama yang lain"
"Okey"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Promised [END]
Romansa[SELESAI] "Sempat tersirat dalam benak ku bagaimana aku bisa menjalani semuanya tanpa memikirkan kedepan nya? Bagaimana bisa otak ku tidak mampu mencerna bagaimana yang terbaik untuk diri ku atau pun untuk orang yang aku cintai. Tuhan apa yang harus...