7. Mama dan Agatha

141 16 1
                                    

Agatha dan raka menghabiskan waktu mereka di lorong tempat biasa mereka bolos dulu. Raka sudah menegur agatha agar kali ini mereka tidak bolos. Tapi agatha malah keras kepala. Ia juga memberikan pengertian bahwa tidak mungkin raka masuk ke dalam kelas dengan luka lebam di wajahnya. Sebelum memutuskan untuk berdiam diri di lorong ini agatha sudah ke uks terlebih dahulu untuk mengambil beberapa obat untuk wajah raka. Tapi kunci obat yang ada di uks tidak ada. Agatha terpaksa membeli beberapa potongan es batu di kantin.

Mereka terduduk beralaskan lantai. Raka bersandar pada tembok sedangkan agatha duduk di samping nya dengan serius memperhatikan luka lebam yang ada di pipi kanan raka.

"Ini biru banget ka"Ucap agatha sambil menekan luka lebam raka.

"Shh sakit taa"Raka menjauhkan wajah nya pada tangan agatha.

"Ini di liat dulu. Tadi bilang engga apa apa"omel agatha.

"Kalo di diemin yaa engga sakit. Kalo di pegang pegang sakit taa"rengek raka.

"Dih manja"agatha mengambil beberapa es batu pada kantong plastik yang sudah ia beli tadi. Dan membalut es batu tersebut dengan handuk kecil.

"Sini"ucap agatha lembut

"Sakit taa serius deh"raka menolak ia memasang wajah memelasnya.

"Aka bandel ih! Sini"Agatha menolehkan pipi raka dengan paksa agar menghadapnya.

"Diem!"Agatha mengompres pipi raka dengan handuk kecil yang sudah di balut es batu tadi. Agatha begitu khawatir, ia dengan telaten mengompres pipi sahabatnya ini.

"Besok besok jangan gini lagi. Untung cuma lebam kalo patah gimana"Cerocos agatha di sela keseriusannya.

"Aku gak suka cowo berantem"lanjutnya lagi

"Itu juga demi kamu"elak raka.

"Demi apa pun aku gak peduli. Intinya ini yang pertama dan terakhir muka kamu lebam kaya gini. Aku khawatir. Ganteng kamu juga jadi berkurang"Raka terkekeh. Di tengah keseriusan mengobati luka nya, agatha sempat sempatnya berbicara hal seperti itu. Raka meletakan tangan nya pada pinggang agatha. Agatha terlihat biasa saja dan tidak memberi respon apa pun. Raka menarik agatha untuk meperdekat jarak di antara mereka. Agatha sontak kaget.

"Aka apasih"kaget agatha.

Raka terkekeh "kenapa?"tanya raka lembut. Agatha menatap mata raka teduh. Memperhatikan wajah yang ada di hadapan nya sekarang. Begitu sempurna nya raka bagi agatha.

"Aku tau aku ganteng. Jangan perhatiin aku kaya gitu. Entar naksir susah kitanya"Canda raka.

"Dih kepedean banget, udah diem"Agatha kembali mengompres pipi raka. Jarak mereka dekat sekali. Tidak risih kah? Raka mengeratkan tangan nya pada pinggang agatha, nyaman. Agatha masih telaten dalam keseriusannya. Raka senang seperti ini. Ia bisa leluasa memperhatikan wajah agatha dari dekat. Tak jarang raka tersenyum sendiri. Agatha tau bahwa raka memperhatikan nya. Tapi agatha hanya terdiam. ia mencoba tidak peduli dengan tatapan raka yang membuat jantung nya hilang kontrol. Alhasil agatha menyudahi aktivitas nya sejenak dan ikut menatap raka dengan tatapan tajam.

"Kenapa sih liatin aku terus"protes agatha.

"Lah katanya suruh aku diem iyaudah aku diem"Sahut raka.

"Iya tapi engga gitu juga"agatha memalingkan wajah nya ke arah lain. Pipinya merah.

"Kamu kenapa?"Agatha tidak menjawab.

"Kamu lucu"Agatha menoleh.

"Pipi kamu merah"Tawa raka. Agatha mengerucutkan bibirnya.

"Segitunya kalo aku liatin kamu"Raka mencubit pipi agatha gemas.

You Promised [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang