29. Best moment

110 10 1
                                    


Agatha memandangi wajah Raka lekat. Semakin lama Agatha bisa melihat tubuh Raka sepertinya menggigil. Agatha bangkit dari tempat tidur dan membuka lemari mengambil satu selimut tebal lagi untuk Raka. Di selimuti tubuh Raka dengan selimut tebal yang tadi ia ambil tapi walaupun sekarang sudah menggunakan dua selimut Raka masih saja meracau merasakan dingin.

Panik? Sangat. Itulah yang Agatha rasakan. Menelfon dokter? Tapi Ini masih jam 1 pagi mana mungkin Agatha akan menelfon dokter. Ia juga merasa tidak enak walaupun tugas dokter memang sudah seharusnya membantu pasien kapan saja pasien membutuhkannya.

Agatha mendekatkan jarak tidurnya dengan Raka. Ia menempelkan punggung tangannya pada dahi Raka. Tentu saja mata Agatha terbelak. Suhu tubuh Raka benar-benar sangat panas.

"Kaa aku panggil dokter aja yaa? Tunggu sebentar" Raka menahan tangan Agatha cepat. Di genggamnya dengan erat tangan perempuan yang ia cintai ini.

"Kaa demam kamu tinggi, aku khawatir" Agatha berusaha melepaskan tangannya pelan dari genggaman Raka tapi tidak bisa.

"Aku butuh kamu.. Bukan dokter"

Blushh

Pipi Agatha merah seketika. Astaga di dalam keadaan seperti ini Raka masih saja menggodanya.

Agatha mengelus rambut Raka dengan sayang. Agatha mendengus pasrah ia berbaring di samping Raka dengan tangannya yang masih di genggam oleh laki-laki itu.

Dengan keberanian yang sudah ia kumpulkan Agatha menarik Raka dalam pelukannya. Raka sempat terkaget dengan tindakan Agatha tapi ia juga tidak munafik. Ia butuh rengkuhan Agatha sekarang.

Raka membalas pelukan Agatha erat. Iya, tidak ada jarak lagi di antara mereka. Raka menenggelamkan wajahnya pada leher Agatha. Hangat, itulah yang Raka rasakan.

Sedangkan Agatha ia hanya bisa mengelus kepala Raka penuh kasih sayang. Memberikan Raka kenyamanan sebisa mungkin. Dalam benaknya ia sangat gugup, Raka tidak pernah semanja ini dengannya. Agatha meringis, ia bisa merasakan betapa panas nya suhu tubuh Raka. Entah kenapa air mata Agatha menetes. Melihat Raka yang sakit seperti ini saja hatinya sudah pilu.

"Maaf yaa pertama jadian aku malah sakit" ucap Raka dengan parau. Agatha tersentak kaget ternyata laki-laki ini belum tertidur.

"Ngga usah mikir itu dulu deh ka."

"Makasih taa" Agatha mengeritkan keningnya bingung.

"Buat?" Raka mengandahkan pandangannya ke arah Agatha. Ia terkekeh seraya mengsejajarkan kepalanya dengan Agatha.

"Your hug" ucap Raka tersenyum seraya mencium mata Agatha lembut.

Agatha membalas senyuman Raka tulus. Ia nyaman seperti ini dengan Raka.

"Cepet sembuh"ucap Agatha mengelus pipi kekasihnya. Raka tersenyum lalu mengangguk.

Raka memeluk Agatha dan menenggelamkan kepala Agatha pada lehernya. Agatha tersenyum walaupun suhu badan Raka panas tapi ia nyaman.

"Goodnight sayang" bisik Raka mengecup kening Agatha lama.

"Iloveyou ka. Rest well please" balas Agatha mengeratkan pelukannya.

"Iloveyou more than words Agatha. Aku bakal baik baik aja kalo ada kamu di samping aku" keduanya terkekeh pelan. Malam ini sangat mengesankan bagi mereka. Di malam ini mereka resmi menjadi pasangan kekasih.

Agatha tidak menyangka awalnya ia gugup untuk tertidur seranjang berdua dengan Raka tapi sekarang ia malah merasa nyaman.

Raka? Ia bahagia, sangat bahagia. Rasanya ia bersyukur karna sakit nya datang di waktu yang tepat. Raka tidak bisa menyembunyikan rasa bahagia lagi. Malam ini ia berhasil menjadikan Agatha kekasihnya. Dan malam ini juga ia bisa merasakan rengkuhan Agatha di kala tidurnya.

You Promised [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang