19. Rindu

105 9 0
                                    

Agatha merebahkan tubuh nya pada ranjang kamarnya. Citra baru saja pulang beberapa menit yang lalu. Agatha mengerjapkan mata nya sepertinya ia sudah sangat mengantuk. Agatha beralih pada ponsel nya. Apakah ada Raka menghubungi nya? Dengan cepat Agatha langsung bangkit dari tidurnya dan mengambil ponsel yang ada di meja belajar. Agatha sontak membulatkan matanya. Begitu banyak notif dari Raka. Agatha membaca nya satu per satu. Agatha sempat kesal karna Raka mengakui kalo ini semua adalah ide dari Fadlan. Ide Fadlan untuk mengacuhkan nya dan menjadikan ujian sebagai alasan. Tapi senyuman Agatha juga tak henti henti nya mengembang. Kebanyakan pesan dari Raka adalah tentang kerinduan nya pada Agatha. Kekhawatiran nya sejak beberapa hari yang lalu.

"Biarin aja. Males gue. Sekarang giliran elu yang nahan kangen ke gue"kesal Agatha. Agatha menggigit bibir bawah nya tak yakin. Apa ia yakin tidak akan memberi kabar pada Raka? Rakalah yang sudah keterlaluan! Dengan mudahnya ia menyetujui ajakan Fadlan gesrek itu.

Agatha mengembuskan nafasnya asal. "Biarin ajalah. Biar dia juga tau rasa" Agatha mulai mematikan ponsel nya dan kembali pada ranjang. Agatha menyelimuti tubuhnya dan memeluk guling nya erat. Dan kemudian memejamkan matanya untuk terlelap.

Berbeda dengan Raka saat ini. Perasaan nya sangat tak enak. Kenapa sampai saat ini Agatha belum membalas pesan nya padahal ia sudah membaca nya. Apa mungkin ia marah? Sudah pasti! Raka mendengus frustasi.

"Tuhkan ngambek kan cewe gue. Mati deh gue sekarang" Raka mengacak rambut nya asal. Apa harus ia terbang ke indonesia untuk menemui Agatha? Tidak mungkin. Raka masih waras untuk mengambil keputusan seperti itu.

*****

Hari ini adalah hari terakhir dimana Agatha akan melakukan Ujian kenaikan kelas. Agatha begitu semangat karna mata pelajaran ujian hari ini adalah Matematika. Walaupun Agatha sadar ia tidak terlalu menguasai pembahasan Matematika. Dan hari ini juga Agatha masih tetap dalam pendirian nya yang tidak membalas satu pun pesan dari Raka. Kira kira jika di hitung sampai hari ini ada 176 notif line, 134 dm twitter, 77panggilan tak terjawab. Bisa di lihat bukan bagaimana gila nya Raka? Iya Raka memang sudah gila karna Agatha.

Masih sangat pagi Agatha melangkahkan kaki  menuju kelas nya. Masih sepi? Tidak. Ternyata sudah ada Gleyria disana. Agatha mengerutkan dahi nya melihat tingkah Gleyria. Kenapa sahabatnya itu terlihat serius sekali membaca buku yang ada di hadapan nya? Bukan kah semalan Gleyria sudah belajar? Atau mungkin karna ini materi matematika jadi Gleyria belajar dengan ekstra? Entahlah.

Agatha merapikan rambut nya yang sedikit berantakan karna tertiup angin seraya menghampiri Gleyria dengan wajah kesal. Agatha terduduk di samping Gleyria. Tapi tidak ada sama sekali respon dari perempuan di samping nya ini. Hello? Apakah keberadaan Agatha tidak di rasakan?

Agatha mendengus kesal. "Gley?"sapa Agatha pelan. Gleyria hanya mengangguk dan menekan bibir Agatha dengan telunjuknya. Tentu saja Agatha kesal! Apa apaan ini? Agatha hanya menyapanya kenapa ia malah meminta Agatha untuk diam.

Dengan kesal Agatha menepisnya. "Issh lo biasa aja kali"kesal Agatha.

"Lo jangan ganggu gue deh taa" Agatha membulatkan matanya. Mengganggu? Sejak kapan ia menganggu? Ia hanya menyapa. Apa itu salah?

"Bukan nya lo semalem belajar Gley?"

Gleyria nyengir. "Ngga. Gue telfonan sama Fadlan hehe"

Tentu saja ucapan Gleyria membuat Agatha kesal. H- beberapa jam kemarin untuk ujian ia masih sempat sempat nya berkomunikasi dengan Fadlan? Agatha benar-benar tak habis fikir pada sahabatnya ini.

"Okelah Gley lo telfonan sama Fadlan. Tapi apa harus sampai larut malem banget sampe lo ngga ada waktu buat belajar? Ayolah Gley. Ini ujian lho" Gleyria tau maksud dari Agatha baik. Tapi Gleyria juga tidak bisa menahan diri untuk tidak berkomunikasi dengan Fadlan.

You Promised [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang