22. Hurt

100 11 2
                                    

"Besok besok jangan ketiduran sampe larut gitu yaa kan kalo ngga bisa tidur gini juga ngga baik di kamunya" Agatha hanya tersenyum seraya menganggukan kepalanya.

"Ar boleh nanya ngga?"tanya Agatha ragu.

"Tanya aja"sahut Arka seraya masih terfokus pada laptopnya.

"Kamu ngga bakal kuliah di luar kan?" tanya Agatha pelan. Arka menoleh pada Agatha seraya terkekeh dan mengelus rambut Agatha lembut.

"Emang nya kenapa?"tanya Arka lembut. Agatha menunduk menggigit bibir bawah nya ragu. Jujur jika Arka akan bersekolah di luar lalu bagaimana dengan dirinya di sini? Cukup Raka saja yang jauh padanya sekarang, jangan Arka. Setidaknya masih ada Arka di sini yang menemani nya.

"Masa semuanya pergi. Raka pergi, kamu juga mau pergi gitu?"kesal Agatha memanyunkan bibirnya.

Arka terkekeh. "Ngga kok ta. Aku sekolah di sini kok"jawab Arka yakin. Agatha tersenyum sumringah mendengar ucapan Arka tadi.

"Yeeayy" Agatha bertepuk tangan seakan gembira karna Arka tidak kuliah di luar kota ataupun di luar negri.

"Bocah banget kamu ta"tawa Arka mengacak rambut Agatha gemas.

"Biarin dari pada sok dewasa hihi"sahut Agatha.

Arka berguman. "Ngga telfonan sama Raka?" tanya Arka seraya masih fokus dengan laptopnya. Raka? Tidak sama sekali. Bahkan mungkin sekarang Raka sedang tertidur lelap.

"Ngga Ar"jawab Agatha lemas.

"Lho kenapa?"

"Ngga apa apa"ucap Agatha seraya tersenyum miris.

"Kalian ngga berantem kan?"tanya Arka menatap Agatha dengan lekat. Agatha menggelengkan wajahnya cepat.

Arka menutup laptop nya memperbaiki duduknya senyaman mungkin. "Kita mau ngapain sekarang? Masa kita nungguin pagi sambil cengo aja?"tawa Arka.

"Kalo kamu ngantuk kamu tidur aja deh Ar. Kasian kamunya nanti kurang tidur" Agatha tidak enak dengan Arka. Arka tidak seharusnya menemani Agatha seperti ini.

"Lebay banget deh. Ngga apa apa kali"sahut Arka. Arka bangkit dari sofa dan menarik tangan Agatha lembut.

"Sini ikut aku" Agatha mengerutkan dahi nya. Dalam hati ia bertanya mau kemana? Tapi Agatha memilih untuk diam saja dan mengikuti kemana Arka akan membawanya.

"Sini duduk" Agatha dan Arka sedang berada di taman belakang sekarang. Untuk apa Arka mengajak nya kemari?

"Kita ngapain disini?" heran Agatha.

"Liat bintang lah. Dari pada di dalem ngga ngapa ngapain cengo aja kaya tikus kan ngga lucu"tawa Arka. Agatha hanya tersenyum seraya mengganggukan kepalanya. Udara malam di bandung sangat dingin. Tentu saja Agatha merasakan kedinginan. Melihat Agatha yang kedinginan seketika Arka terkekeh dan melepaskan hoodie yang ia kenakan.

"Ini pake" Arka menyodorkan hoodie miliknya untuk Agatha. Agatha sontak menolak menggelengkan kepalanya.

Arka mendengus kesal. "Pake atau mau aku pakein?"

Agatha memanyunkan bibirnya dan mengambil lalu mengenakan hoodie milik Arka dengan kesal. Arka hanya terkekeh melihat tingkah perempuan di samping nya ini. Aroma pafrum Arka tercium jelas saat Agatha mengenakan hoodie Arka, nyaman.

"Parfum kamu ngga berubah yaa Ar"kekeh Agatha dalam hati.

Hening. Tidak ada percakapan di antara mereka. Agatha dan Arka hanya mendongak melihat indahnya langit yang di hiasi bintang-bintang. Di dalam hati Agatha tentu saja ia masih merasakan kegundahan pada Raka. Kenapa Raka bersikap seperti itu padanya? Bukan kah selama ini Raka selalu peduli dengan nya?

You Promised [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang