Agatha melangkah kan kaki nya pelan di koridor sekolah. Mata nya sembab, benar benar sembab. Dari kemarin malam ia menghabiskan waktu nya untuk menangis. Membalas pesan dari Arka pun tidak. Agatha benar benar merasa bersalah. Kemarin malam ia tidak henti hentinya mengingat semua perkataan Raka padanya. Perkataan Raka begitu sakit untuk nya. Agatha juga merasakan sakit karna sudah mengecewakan Raka. Raka yang selalu ada untuk nya, Raka yang selalu mendampingi Agatha jika ada masalah, Raka yang selalu membantu Agatha jika Agatha susah, dan Raka yang selalu menjaga Agatha. Kini Agatha sudah menghancurkan itu semua karna kesenangan nya sendiri. Kesenangan nya bersama Rrka dan membuat Agatha lupa akan sosok raka.
"Aka maafin aku.."Air mata Agatha sudah mengalir deras sekarang. Bahu nya bergetar. Sesakit itu kah?
"Maafin aku. Aku emang bego!"umpat agatha untuk dirinya sendiri. Agatha menangis di koridor sekolah tanpa memperdulikan siswa yang melihat nya sekarang. Tidak terlalu banyak siswa yang sudah datang, hanya beberapa.
"Aku gakpeduli di liatin orang kalo aku nangis. Aku mau kamu maafin aku ka"Tangisan Agatha semakin menjadi jadi. Agatha berharap Raka akan datang padanya sekarang, memeluknya dan memaafkan nya. Lihatlah, Agatha sekarang ia terlihat seperti gadis kacau yang menangis seorang diri di koridor sekolah. Tiba tiba ada tangan yang merengkuh tubuh Agatha, tangan itu memeluknya begitu erat. Agatha tersenyum. Ini pasti Raka.
"Arka?"Ucap Agatha dengan suara serak nya, dugaan nya salah. Arka menatap mata gadisnya merah, bengkak, sembab. Ia benar benar tak tega melihat agatha seperti ini.
"Diem. Sini peluk"Arka semakin mempererat pelukan nya. Mengusap kepala gadisnya dengan lembut. Sebisa mungkin Arka memberikan kenyaman disana. Walaupun Arka tidak tau kenapa gadisnya menangis seperti ini. Jadi ini alasan agatha tidak membalas pesan nya? Siapa yang berani membuat gadisnya menangis? Agatha membalas pelukan kekasihnya itu, begitu erat. Agatha semakin menangis jika sudah di peluk seperti ini.
"Kalo kamu belum siap cerita sama aku engga apa apa"Ucap Arka di sela pelukannya.
"Tapi aku engga bakal tinggal diem liat agatha nya aku di buat nangis kaya gini."lanjut Arka. Agatha menggelengkan kepalanya. Semakin menenggelamkan kepala nya pada leher Arka. Agatha benar benar butuh ketenangan sekarang. Ia begitu kacau.
"Kamu engga perlu ngelakuin apa apa" Agatha melepaskan pelukan nya.
"Kenapa?" Arka menaikan sebelah alisnya.
"Ini.. Ini bukan masalah besar. Aku bisa selesein masalah aku sendiri"Agatha tersenyum menyakinkan Arka.
"Bukan masalah besar. Tapi nangis. Liat mata kamu. Bengkak kaya gitu. Masih engga mau cerita juga?" Arka menatap wajah Agatha sebentar lalu memalingkan wajah nya ke arah lain. Arka kadang kesal dengan sikap Agatha yang seperti ini. Memendam apa pun sendirian. Arka tidak suka dengan Agatha yang seperti ini.
Agatha maju satu langkah. Memperdekat jarak nya pada Arka. Agatha melingkarkan tangan nya di pinggang Arka sekarang. Menenggelamkan wajah nya pada leher Arka lagi.
"Arka jangan marah.."Arka tersenyum. Ia membalas pelukan Agatha. Arka tau sebenarnya ia berlebihan. Seharusnya ia tidak seperti ini. Agatha sedang ada masalah tapi ia malah sok sokan ikut marah hanya karna Agatha tidak ingin meceritakan masalahnya dengan Arka.
"Iya aku engga marah. Aku minta maaf yaa? Aku berlebihan gini"Agatha mengangguk mengerti.
Arka melepaskan pelukan nya. Menatap dan memegang bahu agatha. Arka belum berbicara apa pun. Arka begitu lama memperhatikan wajah gadisnya yang menunduk dan masih dengan sesengukan tangisan nya. Arka mengangkat dagu Agatha dan sebisa mungkin menperlihatkan senyuman manis nya untuk Agatha.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Promised [END]
Romance[SELESAI] "Sempat tersirat dalam benak ku bagaimana aku bisa menjalani semuanya tanpa memikirkan kedepan nya? Bagaimana bisa otak ku tidak mampu mencerna bagaimana yang terbaik untuk diri ku atau pun untuk orang yang aku cintai. Tuhan apa yang harus...