33. Terpaksa

111 10 0
                                    

"Kamu ngapain ngajak aku ke sini?"

Mereka sedang berada di atap sekolah SMA mereka dulu. Karna Fadlan sudah merencanakan ini semua, ia juga tidak lupa membawa cemilan dan gitar untuk menemani pekannya nanti bersama Gleyria.

"Ngapain ke sini? Aku cuma mau ngenang masa kita dulu. Atau kamu mau pindah ke tempat lain?" Gleyria menggeleng seraya duduk di sebuah karpet dan di ikuti oleh Fadlan.

"Aku kira kamu mau ngajak aku kemana gitu. Tapi aku suka kamu ajak aku ke sini. Aku udah kangen banget sama tempat ini"

Fadlan memandangi wajah Gleyria dari arah samping. Gleyria memejamkan matanya menikmati setiap udara yang terasa pada wajahnya.

"Gley, apa aku ada salah sama kamu selama kita pacaran?" tanya Fadlan ragu. Gleyria membuka matanya perlahan dan menoleh ke arah Fadlan.

"Kalau pun kamu punya salah aku udah maafin kamu. Dan sampai sekarang kamu belum ngelakuin masalah besar kok" sahut Gleyria tersenyum tulus.

"Apa selama kita pacaran kamu ada niatin buat ninggalin aku?"

"Maksud kamu?"

"Yaa ninggalin aku. Karna mungkin aku belum jadi cowo yang kamu mau"

Gleyria terkekeh. Sama sekali tidak ada fikiran untuk meninggalkan laki-laki idiot yang berstatus menjadi kekasihnya ini.

"Pengennya sih gitu lan. Aku pengen nyari cowo yang lebih dari kamu"

Glek

Tenggorokan Fadlan terasa tercekat. Jadi selama ini kekasihnya tidak tulus padanya?

"Sayangnya, cinta aku udah stuck ke kamu. Mau gimana pun juga aku ngga bisa ninggalin kamu" lanjut Gleyria.

Fadlan menghela nafas lega. Detak jantungnya sudah tak karuan dari tadi. Ia fikir Gleyria bersungguh-sungguh untuk meninggalkannya.

"Kenapa tegang gitu?" Gleyria memperhatikan wajah Fadlan yang seolah tak biasa.

"Teganglah, wong kamu tadi ada embel embel mau ninggalin aku"

Tawa Gleyria meledak. Fadlan memasang raut wajah cemberut melihat Gleyria yang menertawainya begitu lepas.

"Nah kalo kamu? Aku yakin kamu pasti ada niat buat ninggalin aku. Aku kan cewe biasa"

"Iya emang. Jujur aja, banyak karyawan aku yang deketin aku apalagi waktu kuliah dulu. Tapi sayang dia ngga punya sifat gila kaya kamu" ucap Fadlan santai.

"Gila? Kamu bilang aku gila? Njirr idiot kamu"

"Iya gila. Nah pas tuh gila sama idiot. Jadi serasi kan?" ucap Fadlan seraya menaikan kedua alisnya beberapa kali.

"Idih" sinis Gleyria seolah jijik dengan ucapan Fadlan.

Apakah orang gila dan idiot serasi untuk menjalin hubungan? Gleyria rasa tidak. Dan dia juga tidak mengakui bahwa dirinya gila yaa.

"Punya cowo bener-bener idiot" umpat Gleyria pelan.

"Aku denger sayang"

*****

"Muke lu kusut bet kek talenan tulang busuk" ucap Citra seraya mengunyah kentang gorengnya.

"Muke lu juga kusut kali kek pintu kayu tahunan"

Citra hanya menatap sinis Arka yang di depannya. Mereka sedang berada di tempat makan salah satu Mall. Sebenarnya mereka jalan bersama karna sama-sama butuh moodboster.

"Oy cit gue pengen cerita deh"

"Cerita ae, gue dengerin" sahut Citra.

"Gua harus gimana?" Citra mengeritkan dahinya bingung.

You Promised [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang