SH-4

25.8K 1K 9
                                    

Selamat membaca...!!!
.
.
.
.
.
Dengan langkah gontai dan wajah yang pucat serta penampilan nya yang sedikit lusuh Riana berjalan tak tentu arah sambil menenteng kantung dagangan nya yang telah kosong.

Pikiran nya melayang kembali berputar pada kejadian tadi. Entah apa yang harus ia lakukan ini benar-benar membuat nya frustasi bayangkan saja dia hamil di luar nikah itu semua karena kecelakaan dan ayah dari si jabang bayi tidak mengetahui nya belum lagi rasa kecewa dari ibunya yang pasti akan membuat nya samakin hancur.

Riana berhenti di pinggir jembatan jalan.

"Ya allah maafkan hambamu ini, hamba tidak ingin mengecewakan ibu hamba."

Riana menaiki besi pembatas jembatan itu dan ketika ia sudah berdiri tubuh nya di tarik oleh seseorang dan dia jatuh ke belakang tapi untungnya orang itu dengan sigap menahan nya.

"Apa yang kau lakukan?!!" Bentak suara berat itu

Riana menoleh pada orang yang menarik nya barusan.

"Eh kau lagi,kenapa kau mau bunuh diri Nona?! Apa alasanmu?" Tanya laki-laki itu.

"Kenapa kau menolongku lagi? Seharusnya kau biarkan aku mati karena hanya ini yang terbaik." Ucap Riana lirih, buliran bening di pipinya tak berhenti meluncur.

"Ini bukan yang terbaik, bunuh diri tidak akan menyelesaikan masalahmu tapi hanya akan menambah masalah belum lagi tuhan tidak akan menerima dan memaafkanmu."

Riana hanya menangis, dia terlalau shok dan kalut atas apa yang menimpa nya ini terlalu berat untuk gadis seperti dia. Riana adalah sosok yang sederhana dan periang, memegang teguh prinsipnya dia sangat menyayangi ibunya, tidak tegaan pada orang lain dan juga rendah hati. Ibunya selalau menanamkan nilai-nilai agama dalah hidup nya tapi dalam sekejap mata semua itu sirna karena perbuatan laki-laki yang telah memperkosannya.

"Sekarang ikut aku." ucap laki-laki yang menolongnya sambil menarik pergelangan tangan Riana.

Dia membuka pintu mobil nya dan menyuruh Riana masuk, setelah itu dia berlari kecil mengitari mobil nya dan duduk di depan kemudi.

"K-kau mau membawaku kemana?!" Tanya Riana dengan panik

"Tenang saja aku tidak akan menculikmu dan tidak akan berbuat macam-macam, aku hanya akan mengantarkanmu pulang." Jawab laki-laki itu.

"Tapi aku tidak mau pulang." ucap Riana masih sambil terisak.

"Terus kau mau kemana?! Masih mau bunuh diri?"

Riana mengeleng lemah dia tidak tau lagi apa yang harus dia lakukan.

"Baiklah kalau kau tidak mau pulang kau ikut aku saja mau?!"

"T-tidak!" jawab Riana cepat

"Aku tau kau butuh menenagkan diri, tenang saja aku tidak akan menyakitimu atau pun membunuh mu aku hanya ingin kau sedikit tenang bagimana?!" Ucap laki-laki itu dengan menekankna kata membunuhnya.

Riana ngeri dengan kata membunuh yang di ucapkan laki-laki itu. Tapi dia juga menyetujui kalau dia butuh menenangkan diri.

"Baiklah tapi kau benar kan?!" Tanya Riana menyelidik.

"Apakan wajahku terlihat seperti penjahat? Ah ya.. dan bukan nya kau yang mau membuhun dirimu sendiri."

"Ya maafkan aku baiklah aku ikut, tapi kita mau kemana?"

"Ke perkebunan karet milik ayah ku, kebetulan hari ini aku akan mengecek nya." jawab laki laki itu.

"baiklah.. dan terima kasih"

Laki-laki itu mengernyitkan dahinya "untuk apa?"

"Karena kau telah menolongku___ lagi."

"Oh.. santai saja."

Laki-laki itu menstater mobilnya dan berlalu menuju ke perkebunan. Sesampainya di sana dia mengajak Riana berkeliling dan berhenti di gubuk peristirahatan pinggir sungai.

"Kau haus?!" Tanya laki-laki itu sambil menyodorkan air mineral yang ia bawa di tasnya.

"Terima kasih." Riana tersenyum dan mengambil air itu.

"Oh iya kita belum berkenalan kan namaku Mark Ethan Lasiter." ya dia adalah Ethan anak ke dua dari pasangan James Lasiter dan Chatrina Lasiter dan juga adik kandung dari Richard Dane Lasiter.

Riana tertegun mendengar nama Lasiter, berarti dia adalah anak majikan nya karena setau Riana majikan nya memang mempunyai perkebunan di sini dan dulu dia bisa bekerja di sana pun karena tak sengaja menolong Cathrina ibu dari Ethan.

Dan itu juga berarti dia adalah adik dari Dane lelaki yang telah memperkosanya.

dunia memang begitu sempit, bahkan saat ini dia bersama Ethan tapi dia tidak mengetahui nya karena memang Ethan tidak tinggal di rumah Dane, ya Dane tinggal di rumah nya sendiri sementara Ethan kuliah di new york dan dia belum pernah bertemu dengan Ethan walau pun dia bekerja di rumah Dane karen di sana tidak ada foto atau apapun yang memperlihatkan wajah Ethan kecuali foto kedua orang tuanya.

"Ohh.. sepertinya aku pernah mendengar nama itu tapi siapa ya?" Guman Ethan sambil mengingat-ingat tapi nihil maklum saja dia juga manusia yang kadang suka lupa. 

"Oh, emm bisa kita pulang sekarang?" Tanya Riana karena ia tidak ingin lebih lama lagi dengan Ethan itu semua hanya akan membuat nya semakain drop saja

"Boleh lagi pula ini juga sudah sore." jawab Ethan

Ethan pun mengantarkan Riana pulang.

Kini mereka telah sampai di depan halaman rumah Riana, rumah sederhana tapi begitu nyaman di tambah lagi suasana yang sejuk karena letak nya di pinggiran sungai dan perkebunan.

"Terima kasih sudah mengantarkanku aku masuk dulu ya." ucap Riana sambil melepaskan seetbelt nya.

"Iya sama-sama emm.. kapan-kapan aku bisa mengunjungi mu tidak? Sekarang kan kita teman." tanya Ethan sambil memperlihatkan gigi nya yang rapih.

"Boleh, yasudah aku masuk ya" lalu Riana membuka pintu dan beranjak keluar.

Tak lama mobil Ethan pun berlalu menjauh setelah menghilang Riana berbalik dan berjalan memasuki rumah nya.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikum salam"

"Kamu baru pulang nak?tadi kamu di antar siapa?." Tanya Fatma

"Ooh itu bu temen Riana, tadi gak sengaja ketemu."

"Oohh yasudah kamu istirahat dulu gih, ibu sudah masak sup ayam. "

"Iya bu Riana mau mandi dulu ya, nanti kita makan bersama ibu pasti belum makan kan?."

"Ibu udah makan Nak."

"Hmm.. yaudah Riana ke kamar dulu ya bu."

Fatma mengangguk dan duduk di kursi menonton tv.

Sementara di dalan kamar Riana menangis karena tidak kuasa melihat wajah ibu nya dia sangat merasa bersalah meski pun di tidak sepenuh nya salah.




Tbc...  

Semoga suka aja deh ya hehhe
Makasih yang udah ngevote dan koment. Makasih juga buat yang udah baca. Maaf kalo absurd dan banyak typo.

Jejak kalian adalan dukungan untuk saya

Terima kasihh 😊😊😊😊😊😊😙

Sekeping HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang