Selamat membaca!!!
.
.
.
.
.
Cathrina, James , Ethan dan juga Dane kini berada di kediaman Fatma mereka sedang membicarakan tentang rencana untuk membawa Riana ke Jakarta."Bagaimana? Apa kau setuju?" Tanya James.
"Maaf tuan bukan nya saya menolak tapi saya tidak ingin meninggalkan ibu saya sendirian" jawab Riana
"Ibu Fatma juga akan ikut kita ke Jakarta sayang" sela Cathrina
"Sudah lah mau saja, lagian kan di sana kamu tidak sendirian ada kami yang menjagamu" kali ini Ethan yang bicara. Sebenarnya dia sudah gemas pada Riana karena jawaban karet nya yang terlalu bertele-tele dengan berbagai alasan.
Riana menoleh dan setelah mendapatkan persetujuan dari Fatma ia menyetujuinya.
"Baiklah, tapi ibu juga ikut ke sana kan?""Tentu saja.. ibu Fatma akan ikut dengan kita" jawab Dane antusias
"Baiklah jika kau setuju, besok kita akan kembali ke Jakarta, berhubung masalah perusahaan di sini sudah selesai" ucap James lagi.
***
Keluarga Dane dan fatma sudah berangkat lebih dulu ke Villa. Fatma sudah mengemas dan mebawa barangnya sendiri, ia tidak membantu Riana karena Dane yang ingin membantu Riana dan menyuruh Fatma agar berangkat bersama keluarganya lebih dulu.
Sementara Riana dan Dane masih membereskan perlengkapan yang akan Riana bawa.
"Apa saja yang mau kau bàwa?" Tanya Dane memulai percakapan karena sedari tadi mereka hanya diam lebih tepatnya Riana lah yang selalu banyak diam.
"Beberapa barang yang penting." jawab nya singkat.
Dane memperhatikan pergerakan Riana, matanya tak lepas memandang tubuh mungil dan perut buncitnya yang berada di hadapannya itu.
Riana berhenti kepalanya mendongak ke atas.
"Dane bisa kau membantuku?.""Apa?"
"Tolong ambilkan kotak di atas lemari itu."
Dane mengangguk karena memang badan nya yang menjulang tinggi dia mudah mengambil kotak itu. Dane melihat tulisan pada tutup kotak itu.
"Klasik... ini kotak apa?"
"Kenangan waktu aku masih sma dulu."
"Oohh...."
Saat Riana akan mengambil nya dari Dane kotak itu terjatuh.
Brukk!!
Yang Dane pertmana lihat adalah foto seorang pria memakai seragam sekolah dan dia merangkul seorang gadis dan mereka sama-sama tersenyum.
Gadis itu adalah Riana dan pria itu. "pria ini siapa?." Tanya Dane yang sudah mengambil foto itu.
"Dia Aldo, kakak kelasku dulu."
"Kalian pernah dekat?" Tanya Dane lagi.
"Dulu sempat dekat tapi hanya sebatas teman saja." jawab Riana.
"Hmm.."Dane hanya bergumam dan mengembalika foto itu pada Riana.
Semua sudah beres. Dane membawakan tas dan koper sementara Riana mengekorinya."kau masuk duluan aku mau menaruh barang ke bagasi dulu" ucap Dane.
Riana mengangguk dan masuk ke dalam mobil.
Bugh!!
Suara pintu mobil yang di tutup di sebelah Riana.
"Pakai seet belt mu" ucap Dane.Dane sudah memasang seet beltnya dia melirik Riana yang tampak kesulitan memakai seet belt nya.
Dane membuka kembali seet beltnya dan memajukan tubuhnya mengambil alih seet belt dari tangan Riana ia memasangkannya. Ketika Dane akan menarik tubuhnya kedua mata mereka bertemu.
Degup jantung Riana tak beraturan melihat sorot mata hitam pekat Dane. Ada gelenyar aneh di dalam hati nya yang seketika itu juga seolah membekukan aliran darahnya.
Dane memandang lekat pada manik mata hazel yang Riana miliki. Pandangan nya turun pada bibir tipis berwarna alami Riana.
Dane memajukan wajah nya hidung mereka saling beradu Ruana mulai memejamkan matanya.
Cupp!!
Dane mengecup bibir tipis nan menggoda milik Riana dan perlahan kecupan itu berganti menjadi lumatan. Dane menggigit bibir bawah Riana dan riana hanya diam saat Dane mengecup dan melumat kecil bibirnya. Ia terlalau syok dengan yang terjadi.
Riana memundurkan kepalanya tapi Dane menahan tengkuk Riana sehingga ia tidak bisa menghindar. Dane memperdalam ciumannya dan lidahnya mulai bermain mencoba mencari celah untuk masuk.
Riana tetap mengatupkan bibirnya"aahhh" desah Riana ketika tangan Dane dengan lancang meremas payudara kirinya. seketika itu bibirnya terbuka memberi akses pada lidah Dane untuk masuk dan membelitkan lidahnya.
Lidah nya bermain dan membelit meski Riana hanya diam dan pasrah tidak membalasnya. Tangan nya pun tidak berhenti bergerak menyelusup di balik daster berkancing depan dadanya meremas gundukan bulat dan kenyal itu.
"Aahhh... D-da..nne" desah Riana di sela ciumana mereka.
Sisi sudut bibir Dane terungging saat mendengar desahan Riana.
Ia semakin gencar meremas payudara Riana. Ciuman Dne beralih turun keleher Riana turun lagi sampai ia menemukan payudara Riana dan melahapnya. Mengulum puting payudara Riana yang telah ia keluarkan dari sangkarnya. Menjilat menggigit dan meninggalkna bekas kepemilikan di sana.
"Ahh.. ss..ttoophhh Dane" Riana berusaha menghentikan kegilaan Dane dan mendorong kepalanya.
"Kithhaa bhisa terlambhat" ucap Ruana terengah dan berusaha meredam gairahnya.
Dane menatap Riana dengan napas yang tersenggal ia mengecup sekilas bibir Riana dan merapikan kembali baju Riana yang berantakan.
"Aku tidak suka melihat mu dengan laki-laki lain. Dan jangan pernah bermain di belakang ku" ucap Dane sambil memahan gairah dan emosinya.
Ya sebenarnya Dane cemburu melihat foto tadi dimana Riana dirangkul oleh pria lain. Memang dia belum mencintai Riana tapi dia tidak suka jika apa yang menjadi miliknya di sentuh orang lain meski itu hanya masa lalunya.
Riana mengerutkan kening terheran dengan ucapan Dane." Memang nya kenapa? Siapa yang dekat denganku?" Tanya Riana bingung.
Dane tidak menjawab dan memilih menjalankan mobilnya. Jujur saja dia sendiri pun tidak tau apa yang ia raskaan ini semua di luar kendalinya.
Tbc....
Aku sangat berharap kalian mengerti alur cerita dari setiap partnya ya..
Plisss koment jika kalian tidak mengerti atau merasa cerita ini tidak nyambung dari part ke part nya. Oke
Maksih atas dukungan baik itu vote dan komentarnya. Ataupun kalian yang bersedia mampir dan membaca cerita ini.
Maaf jika masih banyak typo dan absurd
Jejak kalian adalah dukungan untuk saya.
Slam sayang readers 😙😙😙😙
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekeping Hati
Romancehamil adalah satu kata yang paling di inginkan setiap wanita yang sudah berpasangan dan hidup dalam kebahagiaan. tapi bagaimana dengan dia yang tidak memiliki pasangan, dia sendirian, janin itu tumbuh tanpa pertanggung jawaban... akan kah dia menye...