Selamat membaca!!!
.
.
.
.
.
Dane menahan pintu kamar Riana yang akan tertutup, ia menerobos masuk ke dalam mengunci pintu kamar Riana dan menaruh kuncinya ke saku celana.Riana mencoba menenangkan hati nya yang bergemuruh dan berusaha menahan tangis nya di hadapan Dane. Ia tidak ingin Dane menganggap dirinya lemah dan bisa dengan mudah di permainkan.
"Apa maksudmu dengan membatalkan pernikahan kita?" Tanya Dane dengan muka yang mengeras.
Riana memalingkan muka dan menghirup nafas dalam-dalam. Sesak memang bila tidak di ungkapkan dia harus berani apapum resikonya.
"Selama ini aku diam saja buka berarti aku tidak peduli dan juga tidak sakit hati Dane. tapi aku memberikan kebebasan agar kamu tidak merasa terkekang dengan keadaan yang tidak pernah kamu inginkan."
"Aku tidak mengerti maksud mu apa, jelaskan sekarang jangan berbelit-belit." tegas Dann.. dia tidak tau apa penyebabnya sehingga Riana ingin membatalkan pernikahan mereka.
"Jangan berpura-pura bodoh Dane,tanpa aku jelaskan pun kau pasti sudah mengerti. Dan aku sudah memutuskan bahwa aku tidak akan menikah denganmu."
"Kau tidak bisa mengambil keputisan sepihak Riana, kita akan tetap menikah. Dan apa maksudmu aku mengerti?! Aku tidak tau dan tidak mengerti apa maksudmu." jawab Dane.
"Apa yang semalam kau lakukan dengan wanita itu?" Cairan bening mengalir terjun di pipi Riana, sekuat apapun ia menahan tetap saja percuma, dengan pandangan nanar ia tetap berdiri tegap di hadapan Dane. Mencoba menopang kakinya yang melemas seperti jely.
Dane terdiam dengan pertanyaan Riana dia merengkuh tubuh Riana yang agak kurusan. Mungkin karena ia pergi bersama Fany semalam Riana jadi salah faham pikir Dane.. "Ri, semalam aku menemani Fany untuk mencari tempat tinggal baru." Jawab dmdane kini dengan nada yang tenang tidak ingin Riana makin salah faham.
Riana menggeleng dalam dekapan d
Dane, sebenarnya ia ingin melepaskan pelukan Dane tapi kakainya sudah tidak kuat lagi menahan beban. "Jangan berbohong lagi Dane." Riana menengadah menatap mata biru pekat milik Dane." Jangan menipu perasaanmu sendiri jika kau tidak bisa mencintaiku, aku rela kau bersama wanita itu." ucap Riana dengan isakan nya yang menembus relung hati Dane.Sesakit ini kah yang Riana rasakan?! Dane mengakui dirinya memang salah karena pergi bersama Fany. Tapi jujur dia hanya membantu Fany mencari tempat tinggal sementara untuk bersembunyi dari orang tuanya karena Fany bilang jika orang tuanya menemukan Fany maka ia akan di jadikan budak atau lebih tepatnya korban keserakahan orang tuanya.
Dane menangkup wajah Riana memandang mata hazel yang selalu membuat nya meleleh itu, dan kini mata itu menyorotkan rasa kecewa dan sakit. Seolah si pemilik mata sudah melemah meredupkan cahayanya berganti dengan air terjun kepedihan.
"Dengarkan aku Riana, aku tidak pernah membohongi perasaanku sendiri, memang nya selama ini kau tidak bisa mengetahui perasaanku?! Jika aku tidak mencintaimu sudah sejak lama aku meninggalkanmu dan aku tidak akan mau bertanggung jawab atas apa yang aku lakukan, kau pernah bilang bahwa kau menginginkan orang tua yang utuh untuk anak kita kan? Lalau kenapa sekarang malah kau ingin membatalkan pernikahan kita?!" Tanya Dane masih dengan nada yang tenang.
"Karena kau telah berbohong, kau telah menikah dengan wanita itu dane, dan aku tidak mau menjadi benalu di antara kalian." jujur Riana
Dane memejamkan mata dan menghela nafas nya dalam ia kembali memandang Riana yang masih menangis tanpa suara dengan memandang nya nanar.
"Siapa yang bilang kalau aku sudah menikah dengan Fany?" Tanya Dane tenang namun tersirat kemarahan di mata birunya.
"Fany, tadi siang aku tak sengaja bertemu dengannya di rumah sakit." jawab Riana. Biarlah Dane mau beranggapan apa tentang dirinya dia hanya ingin kejelasan dan kebenaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekeping Hati
Romancehamil adalah satu kata yang paling di inginkan setiap wanita yang sudah berpasangan dan hidup dalam kebahagiaan. tapi bagaimana dengan dia yang tidak memiliki pasangan, dia sendirian, janin itu tumbuh tanpa pertanggung jawaban... akan kah dia menye...