Aku kasih tau ini di awal aja ya, soal nya kalo di akhir pasti gak di 👀😂😂 ... gini aku mau mita maaf sama kalian yang nunggu updatean pas malming kemaren, bukan niat mau php sama kalian.. tapiiii....... aku ada sedikit insiden kaki bengkak karena jatuh terkilir. Dan aku juga belum sempet ngelarin part ini. Udah gitu aja, maaf ya karena memang dunia nyata itu tak seindah drama 😂😂😂😓😎😙😜
Selamat membaca!!!
.
.
.
.
.Mengalir, ya Dane menagis melihat keadaan Riana, terbaring dengan alat bantu hidup. Ia mendekat dengan langkah gontai, kaki nya melemas seolah tulang yang ada di dalam nya berubah hancur seperti kehancuran hati nya saat ini. Kini pegangan nya untuk berdiri tegak sedang terbaring tak berdaya. Dane menatap wajah Riana yang lebam dan begkak di bagian pipi.
Fatma mundur memberikan ruang untuk Dane di samping putrinya. Ia menangis sesegukan melihat pemandangan di depan nya, sementara Ethan dan juga Andre memalingkan wajah mereka berusaha menguatkan diri sendiri.
Tangan Dane terulur menyentuh tangan istrinya.
Baru saja ia merasakam kebahagiaan tapi sekarang, apa yang menjadi pelengkap kebahagiaan nya tak lagi membuka mata, tak lagi menatap nya dengan sayang, tak lagi menyapa nya dengan senyuman."Apa yang sebenarnya terjadi?!" Dane bertanya dengan suara serak nya, setelah ia berhasil mengendalikan dirinya.
Ethan sang adik melangkah mendekat pada Dane, ia menepuk pundak kaka nya. "Saat perjalanan pulang dari bandara, mobil yang Riana tumpangi jatuh ke jurang kak, polisi bilang dugaan sementara adalah rem mobil nya blong." Jawab Ethan.
Dane menoleh, ia menatap Ethan sambil menyipitkan matanya. "Rem blong?!" Tanya Dane,seolah tidak percaya.
Ethan mengangguk mengiya kan, tau bahwa ada yang aneh di balik semua ini. Padahal saat perjalana menuju bandara Dane juga menumpanginya dan mobil masih baik-baik saja. Kalau ia ada yang menyabotase, itu berarti ada dalang di balik semua ini.
"Apa polisi sudah menyelidikinya?" Tanya Dane lagi.
"Iya, dan aku juga sudah memberikan keterangan. Polisi juga mencurigai bahwa rem mobil itu sengaja di putus." Jawab Ethan, seolah tau apa yang ada di dalam pikiran kaka nya.
Dane mengalihakan pandangan nya kembali menatap Riana. Ia tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, dan jika memang benar ada seseorang yang ingin mencelakai Riana itu pasti bukan orang yang tidak mengenalinya. Lantas apa alasan orang itu mencelakai Riana??!...
Batin Dane berkecamuk memikirkan hal yang memang di luar nalarnya. Namun semua buyar ketika om nya Andre menepuk pundak Dane. Sementa Fatma masih diam memperhatikan mereka.
"Maaf kan Om Dane, tapi Om harus mengatakan ini." Ucap Andre dengan perasaan tak tega.
"Katakan lah Om, aku ingin tau." Jawab Dane.
"Akibat dari kecelakaan itu, kaki Riana mengalami kelumpuhan,." Jelas Andre, sambil menunggu reaksi dari keponakan nya.
"Lumpuh?" Tanya Dane.
"Iya, tapi masih bisa di sembuhkan dengan terapi." jawab Andre.
"Ethan, usut tuntas kasus ini. Jika benar Riana di celakai bawa orang itu kehadapan ku hidup atau pun mati." Ucap Dane dengan penuh amarah.
"Baik kak, nanti sore aku akan ke sana untuk memantau perkemabangan nya." Jawab Ethan.
Tak lama pintu ruangan di ketuk, dan nampak seorang perawat di ambang pintu menjulurkan kepalanya ke dalam ruangan.
"Maaf dok, ada pasien baru yang harus segera anda tangani." Ucap perawat itu mengutarakan maksudnya."Baik lah, saya menyusul. Dane, Om pergi dulu jika ada perkembangan panggil Om." Pamit Andre dan bergegas keluar ruangan.
"Aku juga harus ke kantor kak," Ethan menimpali tak lama setelah Andre keluar dari ruangan.
"Iya, oh ya.. ibu pulang saja bersama Ethan biar saya yang menjaga Riana." Ucap Dane pada sang mertua, ia tau bahwa Fatma lelelahan melihat kantung mata di wajah nya.
"Tidak, ibu ingin menemani Riana di sini nak." Tolak Fatma.
"Sebaik nya ibu pulang bersamaku saja, biar kak Dane yang menjaga Riana.." sela Ethan. Mengerti akan maksud dari perkataan Dane.
"Tapi....." ucapan Fatma terhenti kala melihat tatapam Dane yang sembab. Ia memang harus memberikan ruang untuk Dane.
"Baiklah, ibu titip Riana ya nak.." pesan Fatma.
Dane mengangguk dan tersenyum pada Fatma. "iya bu, aku juga titip anak-anak di rumah." Ucap Dane.
****
.
.
.
Hanya keheningan yang tersisa sepeninggalan Ethan dan Fatma. Dane masih terus menggenggam erat tangan Riana, pemikiran tadi masih saja berputar mengelililingi otak kecil nya, jika memang benar mobil yang mereka pakai telah di sabotase maka ia akan benar-benar melenyapkan orang itu."Ri, apa yang sebenar nya terjadi??" Gumam Dane lebih kepada diri sendiri.
"Bangun Ri, kamu harus kuat demi aku dan anak-anak.. aku janji tidak akan pernah meninggalkan mu lagi, meski dalam keadaan apapun, dan bila perlu aku akan membawamu bersamaku kemanapun aku pergi Ri, maaf kan aku." Ucap Dane lirih.
Cklek!!!
Pintu ruang perawatan Riana terbuka, dan menampakan seorang yang memakai seragam perawat, namun wajah nya di tutup masker dan ia juga memakai kecamata minus. Dane memperhatikan perawat itu dari gerak gerik nya. Merasa dirinya di perhatikan perawat itu mengangguk pada Dane, ia tau bahwa perawat itu tersenyum padanya terlihat dari raut matanya. Dane membalas sapaan perawat itu.
"Maaf pak, saya akan mengecek kondisi pasien." Ucap perawat itu dengan wajah yang masih di tutupi masker.
"Oh, ya silahkan." Dane mundur dua langkah dari tempat duduk nya untuk mempersilahkan lerawat itu memeriksa kondiri Riana.
Mata Dane tak lepas memgawasi perawat itu, namun tak lama ponselnya berbunyi dan nama Ethan tertera di layar ponselnya.. ia tak memperhatikan kembali perawat itu, dan beranjak keluar untuk mengangkat panggilan dari adiknya.
6 menit ia bertelpon lalu ia masuk kembali kedalam ruangan Riana, namun perawat yang tadi memeriksa Riana sudah tidak ada. Ia mengerutkan kening nya lalu bersikap normal kembali, ia mengira mingkin perawat itu keluar saat Dane menelpon tadi. Tanpa menaruh curiga Dane kembali duduk di kursi samping Riana dan menggenggan lengan istrinya erat.
"Cepat sembuh Ri," ucap Dane sambil mengecup jemari Riana.
Tbc...
Mohon maaf
Salamsayang😙😙😙😙
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekeping Hati
Romancehamil adalah satu kata yang paling di inginkan setiap wanita yang sudah berpasangan dan hidup dalam kebahagiaan. tapi bagaimana dengan dia yang tidak memiliki pasangan, dia sendirian, janin itu tumbuh tanpa pertanggung jawaban... akan kah dia menye...