SH-12

18.3K 923 14
                                    

Selamat membaca!!!
.
.
.
.
.
Riana perlahan membuka mata, pandangannya menelusuri seluruh ruangan dan seketika perutnya terasa bergolak karena aroma di dalam sana.

Saat dia bangun tangannya seperti terhimpit, matanya terbelalak saat melihat Dane yang tengah duduk dan tertidur, tanganya menggenggam erat tangan Riana.

Dengan perlahan Riana menarik tangan yang di genggam Dane, perut nya semakin bergolak namun dane semakin mempererat genggamannya.

Riana menarik paksa lengannya dan segera bangkit berlari ke dalam kamar kecil tidak memperdulikan
Dane yang masih setengah sadar.

"Riana.." teriak Dane setelah sadar sepenuhnya. Dane bergegas mendekati Riana yang sedang memuntahkan isi perutnya.

"kau tidak apa-apa? Apa ada yang sakit?" Tanya Dane khawatir.

Riana hanya meliriknya sekilas setelah membersihkan mulutnya ia keluar melewati dane tanpa menghiraukannya.
Dane membuntuti rRiana keluar.

"Riana aku minta maaf.." ucap Dane.

Tapi Riana masih tetap sama tak bergeming.

"Aku tau aku salah, maafkan aku.."

"Sudah lah lebih baik anda pulang saja" ucap Riana datar.

Sungguh dia sudah sangat kecewa pada Dane. Sakit di  hatinya masih belum sembuh dan sekarang Dane datang meminta maaf dengan mudahnya.

Tidak semudah itu, dengan seenak jidat dia mempermainkan perasaan Riana. Bukan nya dia egois tapi ini juga bisa di jadikan sebagai pelajaran.

"Tidak Riana, aku akan akan tetap di sini"

"Ya sudah kalo begitu aku yang pulang"

"Maksudku aku akan di sini bersamamu dan pulang juga bersamamu"

Riana mengerutkan keningnya."untuk apa anda bersamaku?"

Dane menatap Riana.
"Untukmu dan anak kita"

"Anak kita?aku tidak salah mendengar?" Tanya Riana mengejek.

"Aku minta maaf Riana, aku tau perkataanku memang sangat menyakitimu. Sekarang aku sudah menyadari kesalahanku dan aku akan bertanggung jawab atas dirimu dan anak kita"

"Tidak, aku tidak butuh rasa  tanggung jawab dari anda tuan , dan harus anda ingat satu hal tuan anak yang aku kandung ini bukan anak anda."

"Kau tidak bisa berbicara seperti itu Riana"

"Apanya yang tidak bisa? Jika anda sendiri bisa menolak anak ini kenapa aku tidak."

Dane terdiam, inikah yang di rasakan Riana saat ia menolak dan menyuruh Riana mengugurkan darah dagingnya sendiri? Sakit memang benar-benar sakit yang dirasakam Dane saat ini.

Penolakan Riana semakin membuatnya merasa bersalah atas apa yang dia lakukan dulu.

"Maafkan aku Riana, aku tau kau sangat kecewa, tapi meskipun kau menolak aku akan tetap bertanggung jawab dan akan menikahimu."

"Tidak semudah itu tuan, sekali pun anda memaksa saya tidak akan pernah mau menikah dengan anda."

"Aku tidak pedulilusa kita akan menikah."

Riana benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran Dane, dia pikir pernikahan itu lego yang bisa di mainkan. Bagi Riana pernikahan itu adalah suatu komitmen dan prinsip yang harus di pegang teguh dan sebuah pernikahan harus di dasari dengan cinta dan kasih sayang bukan hanya karena tanggung jawab saja dan yang Riana inginkan dalam penikahan adalah sekali untuk seumur hidup.

"Terserah anda saja tuan, tapi saya tidak akan pernah menikah dengan anda." ketus Riana

"Kita lihat saja nanti, kau pasti akan menikah denganku."











Tbc..

Maaf pendek soalnya aku lagi sibuk banget sekarang, ini juga aku usahain update biar kalian gak bosen dan kecewa karena lamaa. Semoga kalian suka aja ya dan semoga kalian mengerti alur cerita di part ini karena aku gak sempet baca ulang dan jika banyak typo dan absurd harap di maklumin aja ya..
Dan mungkin untuk part kedepan nya akan di privat jadi follow dulu ya biar kalian bisa baca 😆

Jejak kalian adalah dukungan untuk saya 😊

Slam sayang untuk kalian 😙😙

Sekeping HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang