SH-27

13.6K 728 27
                                    


Author pov.

Selamat membaca!!!
.
.
.
.
.

"Fany.." Dane sungguh tidak menyangka bahwa Fany akan datang ke rumahnya. Dan tepat ketika keluarganya tidak ada.

Fany berlari dan memeluk Dane, ia terisak dalam pelukan Dane. Riana hanya diam mematung menyaksikan adegan drama secara langsung di hadapannya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Dane sambil melepaskan pelukan Fany.

"Aku takut Dane, orang tuaku sudah tau bahwa aku tinggal di apartemen mu" jawab Fany sambil terisak.

Riana mengernyitkan keningnga tinggal di apartemen Dane?! Kenapa wanita ini bisa tinggal di apartemen Dane? Dan apa hubungan nya dengan Dane?! Batin Riana bergelut dengan pemikiranya sendiri saat mendengar pengakuan wanita yang bernama Fany.

Sekilas dari wajah Fany sepertinya Riana pernah bertemu tapi ia lupa dimana mereka pernah bertemu.

"Oke kita ngobrol di luar, Ri kamu kembali ke kamar jagain anak-anak" pinta Dane pada Riana.

"Tidak aku mau nonton tv" tolak Riana datar dan berlalu kembali menonton tayangan yang terlewatkan.

Dane memperhatikan punggung Riana yang menjauh kembali ke dalam. Tapi Dane tidak ambil pusing sekarang dia harus mengurus masalah Fany terlebih dahulu.

Dane membawa Fany ke teras depan dan mencoba menenangkan Fany yang masih ketakutan.

"Kamu tenang dulu, sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Dane  yang membutuhkan penjelasan detail

"Orang tua ku menyuruh seseorang untuk mencari ku Dane dan tadi setelah aku pulang dari supermarket mereka sudah ada di depan pintu apartemen, dan aku tidak tau lagi harus kemana selain meminta tolong padamu" jawab Fany.

"Baiklah aku akan membantumu, untuk malam ini kau menginap di hotelku saja, nanti aku fikirkan jalan keluarnya. Sebentar aku ambil kunci mobil dulu" Dane masuk kedalam untuk mengambil kunci mobilnya.

Fany tersenyum licik stelah Dane masuk, rencana yang ia buat berjalan sesuai rencana Dane telah masuk perangkap nya.

Tak lama Dane pun keluar kini ia sudah memakai jaket tebal, ia membawa Fany masuk ke mobil dan berlalau dari rumah itu. Sementara Riana hanya mengintip di balik jendela rumah melihat kepergian Dane bersama wanita lain.

Seperti ini lah kedaan nya, setiap kali Dane memberikan sedikit rasa bahagia maka sekejap itu pula ia akan mengancurkan nya. Entah ada urusan apa Dane dengan wanita itu, yang sepertinya ia sangat ketakutan.

Ah sudah lah lagi pula itu bukan urusannya yang terpenting sekarang adalah ia harus fokus dalam proses pertumbuhan m
Makil dan Milli, tak perlu ia memikirkan apa yang akan di lakukan atau tidak nya oleh Dane.

***

Ke esokan paginya Riana terbagun, ternyata ia tertidur di sofa saat menonton tv semalam. Dan syukur lah anak-anak nya masih tidur nyeyak di kamar mereka.

"Bi, Dane sudah pulang atau belum ya?" Tanya Riana pada salah satu pelayan rumah.

Pelayan itu menggelengkan kepalanya." Belun non, setelah tuan Dane keluar semalam dia belum pulang" jawab jujur pelayan itu.

"Oohh.. yaudah makasih Bi" Riana lalu beranjak ke lantai atas menuju kamar bayi kembarnya.

Waktu sudah menunjukan pukul 10 pagi tapi belum ada tanda-tanda Dane kembali ke rumah. Rencana nya hari ini Riana meminta Dane untuk mengantar ke rumah sakit kebelutan jadwal periksa Milli sudah telat sehari jadi hari ini ia benar-benar harus di periksa.

Sekeping HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang