Pliss koment jika kalian merasa cerita ini tidak nyambung dari part ke pert nya ya...!!!!
Author pov.
Selamat membaca!!!
.
.
.
.
.
Akhirnya pekan ini Dane berencana mengajak Riana jalan-jalan ke taman hiburan. Dane sudah siap dengan pakaian santainya ia memakai t'shirt hitam polos dan celana jeans pendek. Sementara Riana memakai dres di bawah lutut berwarna biru muda."Mah, pah.. kita berangkat dulu ya" pamit Dane pada kedua orang tuanya sambil memcium punggung tangan mereka. Riana pun melakukan hal yang sama.
"Hati-hati Dane, jaga Riana, jangan lengah" pesan Cathrina.
Dane mengangguk dan menuntun Riana keluar rumah, dan mereka pun segera berangkat.
Dane sengaja mengajak Riana jalan-jalan di akhir pekan untuk menebus ke salahannya tiga hari yang lalu. Meski pun Riana bersikap biasa saja tapi dia tetap merasa bersalah."Ri... kamu pernah ke taman hiburan gak?" Tanya Dane memecah kesunyian yang terjadi di antara mereka sejak awal perjalanan.
"Pernah kak, tapi kalau di kota besar seperti ini aku tidak tau sama atau tidaknya dengan yang di Desa" jawab Riana
Dane mengangguk dan tersenyum, aneh rasanya melihat sikap Riana yang biasa saja seperti ini saat dia melihat Dane dengan wanita lain ada perasaan kecewa tak kasat mata yang ia rasakan.
Ya memang kemarin dia benar-benar lupa karena meeting yang memang di lakukan di luar kantor dan juga karena Fany wanita masalalunya, yang sudah membuat Dane hancur dengan caranya. Tapi untung saja Maura datang di waktu dan saat yang tepat, dan sekarang Fany kembali berada di sekitarnya di saat ia benar-benar sudah melupakan semua.Flashback...
Dane mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumahnya, ia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan calon bayinya.
Namun di depan jalan seorang wanita melintas begitu saja sontak Dane mengerem mobilnya agar tidak menabrak wanita itu. Dane keluar untuk melihat wanita yang kini berjongkok di depan mobil sambil menutipi wajahnya.
"Nona kau tidak apa-apa?" Tanya Dane panik.
Wanita itu mendongakkan kepalanya dan seketika itu pula mata Dane membulat, wajah itu tak asing lagi bagi dane. "Fany..?"
Wanita yang di sebut Fany langsung memeluk Dane dan meminta pertolongan."Dane, tolong aku, sembunyikan aku." pintanya.
"Lepas Fany.." ucap Dane sambil mendorong wanita itu.
Fany masih tetap panik, sekali lagi ia mendekat dan memegang kedua tangan Dane." Aku mohon Dane bantu aku sekali ini saja, aku mohon Dane nanti aku jelaskan."
"Baiklah sekarang kamu masuk ke mobilku." ajak Dane.
Fany mengangguk dan mengikuti dane masuk ke mobil sambil tersenyum licik.
Dane melajukan mobilnya dan sesekali melirik Fany yang meringis."aku harus mengantarmu kemana?" Tanya Dane dan berusaha untuk tidak peduli pada apa yang Fany rasakan saat ini"Aku mau ke rumah sakit dulu Dane" jawabnya. Dane mengangguk dan melajukan mobilnya ke rumah sakit terdekat, dan kebetulan rumah sakit yang dekat itu adalah rumah sakit keluarganya tapi di pegang oleh om nya.
Sampi lah Dane di depan rumah sakit LnC hospital. Fany terus saja meringis dan memegang perutnya tapi lama kelamaan Dane pun merasa iba, ia pun akhirnya luluh dan membantu Fany berjalan memasuki rumah sakit, Fany menggandeng tangan Dane erat dan saat ia akan mengetuk pintu ruangan di mana om nya berada, pintu sudah terbuka lebih dulu menampakan sosok yang ia lupaka janjinya.
Flashbackoff..
***
"Dane, aku mau itu" pinta Riana,yang kini duduk di bangku dekat taman buatan bersama Dane.
Dane melihat ke arah yang Riana tunjuk dan di sana ada tukang ice cream.."bentar aku beliin ya." jawab Dane sambil beranjak untuk membeli sesuatu yang Riana tunjuk tadi. Saat Dane kembali dan menyodorkan ice cream pada Riana dia hanya diam memandangai Dane dan ice cream nya bergantian.
"Kenapa?" Tanya Dane yang bingung dengan tingkah Riana.
"Aku tidak mau ice cream Dane." jawab Riana.
Dane menautkan kedua alisnya."bukannya tadi kamu nunjukin ini.. terus kamu mau apa?" Tanya Dane.
Lagi Riana menunjuk ke arah tadi, kali ini Dane memahami apa yang di maksud Riana ternyata bukan ice cream tapi para wanita yang sedang lomba make up. "Oohh.. kamu mau melihat itu? Yasudah kita ke sana supaya lebih dekat yuk" ajak Dane, Riana mengangguk dan menghampiri perlombaan itu.
"Dane, aku mau ikutan boleh?" Tanya Riana.
Dane tersenyum dan menganggukan. "Tapi aku mau merias wajah mu." ucap riana dengam senyum sumringahnya.
"Apa?,, tidak Ri kamu make up orang lain saja. Biar aku carikan" tolak Dane.
"Tapi aku mau merias wajah mu."
"Tidak Riana aku bukan perempuan, dan sebaiknya kita pulang jika kamu ingin aku yang di make up." ucapan Dane benar-benar telak tak terbantahkan. Mana mungkin dia mau di make up dia adalah laki-laki tulen sejati dan ini sangat menyangkut citra nya sebagai seorang laki-laki cool dan berwibawa sebagai seorang pemimpin.
Wajah Riana berubah sendu dan matanya sudah berkaca-kaca saat Dane menolaknya. "Ri jangan nangis dong.." pinta Dane.
"Aku gak mau merias orang lain, aku pengennya kamu.." kini Riana benar-benar menangis, semua orang di sekitar melihat ke arah mereka.
"Tapi Ri, aku ini pria bukan wanita kalo kamu mintanya yang lain mungkin kaka bisa kabulin tapi untuk hal ini aku tidak mau, dan sebaiknya sekarang kita pulang" jelas Dane.
Tangis Riana samakin mengencang Dane bingung di buatnya. Mau tidak mau doa harus menuruti keinginan Riana atau dia akan berakhir dengan omelan mama nya dan dia juga akan mendapat hukuman yang lebih mengerika dari mamanya karena sudah membuat calon menantunya menangis.
"Baiklah, aku mau di make up, asal kamu jangan nangis lagi oke" pasrah Dane meski di dalam hati ia merutuki ke malangan nasibnya hari ini. Dan ia berjanji jika nanti mereka pergi jalan-jalan lagi dia tidak akan mengajak Riana ke tempat seperti ini.
Riana menghentikan tangisnya dan tersenyum dengan mata yang masih berair.
Riana berjalan dan mendaftar perlombaan setelah itu dia kembali sambil menenteng sebuah kotak yang berisikan semua keperluan untuk memake up wajah Dane."Sekarang kaka duduk" ucap Riana.
Dane pun dengan pasrah menuruti kemauan riana, ia sudah tak bisa membayangkan bagaimana lagi nasibnya dan gelarnya sebagai pria sejati.
Dan membantah pun dane tidak bisa. Riana benar-benar membuatnya malu tak berkutik di depan umum.Tbc....
Semoga masih ada yang mau baca cerita ini ya... makasih atas respon dan dukungan kaliam baik itu melalui vote, koment , atau pun dengan membacanya saja. Maklumin aja ya jika masih banyak typo dan absurd karena aku masih belajar.
salam sayang untuk kalian 😙😙

KAMU SEDANG MEMBACA
Sekeping Hati
Romancehamil adalah satu kata yang paling di inginkan setiap wanita yang sudah berpasangan dan hidup dalam kebahagiaan. tapi bagaimana dengan dia yang tidak memiliki pasangan, dia sendirian, janin itu tumbuh tanpa pertanggung jawaban... akan kah dia menye...