Selamat membaca!!!
.
.
.
.
.
.
Pengumuman keberangkatan pesawat Jakarta-Jerman terdengar nyaring. Namun pasangan yang satu itu masih saja saling berpelukan tidak peduli dengan keadaan sekitar. Seolah dunia hanya milik mereka berdua."Ri, aku berangkat dulu ya.. jaga dirimu dan anak-anak, ingat jangan pernah kamu berhubungan lagi dengan bocah itu." Ucap Dane masih sambil memeluk Riana yang menyandarkna kepalanya di dada bidang Dane.
Riana mengurai pelukan nya, ia mendongak memandang sang suami. "Iya aku janji akan selalu menjaga diri dan anak-anak. Jika kamu tidak ingin aku berhubungan dengan Aldo lagi, maka jangan pernah kamu menyebut namanya." Jawab Riana.
Dia kira suaminya itu sudah melupakan masalah kemarin tapi ternyata suaminya ini mempunyai ingatan setajam silet. Tapi Riana merasa bahagia karena Dane cemburu. Ia merasa menjadi wanita paling berarti dan berpengaruh dalam kehidupan Dane. Meski di awal semua ini tak pernah di inginkan Dane namun terus bergulirnya waktu merubah seluruh perasan Dane. Ia luluh pada semua yang ada di dalam diri Riana.
"Aku berangkat" pamit dane seraya mengecup kening Riana.
Setelah punggung tegap Dane tak terlihat lagi, Riana berbalik namun langkahnya terhenti kala seseorang menabrak bahu Riana.
"Kau..." ucap orang itu.
Riana mengerutkan kening nya menatap malas pada orang yang menabrak nya.
Dan ia lebih memilih tak menghiraukan. Namun baru saja Riana melangkah tangan nya di cekal."Perpisahan yang sangat romantis." Ejek nya.
Riana menyentakan tangannya yang di cekal dan ngembil tisu di dalam tas lalu dia mengelap tangan nya seolah membersihkan kotoran yang menempel. "Jangan menyebar kuman pada ku, Menjijikan." Ucap Riana dan berlalu pergi dari hadapan orang itu.
"Brengsek!!" Umpat orang yang menabrak bahu Riana.
"Urus dia sekarang." Ucap orang itu pada seseorang di balik telpon nya lalu mematikan sambungan.
Sebenarnya selama ini ia selalu mengintai Riana dan juga Dane, dia tidak akan menyerah untuk mendapatkan apa yang seharusnya menjadi milik dia. Dan kali ini ia sudah menyusun rencana yang begitu matang. _Sebentar lagi_ batinya.
"Kau tidak akan pernah bisa bahagia. Sebentar lagi kau akan menjadi sejarah." Orang itu menyeringai licik dan pergi meninggalkan bandara.
*****
Suara benturan nyaring terdengar di penjuru jalan. Mobil yang Riana tumpangi jatuh kejurang bersama sang penumpang. Setelah hampir empat jam mobil baru bisa di efakuasi. Sopir yang menjalanjakn mobil mengalami luka di bagian kepala dan patah tulang kaki segera di larikan ke rumah sakit terdekat, sementara itu tangis seorang wanita masih tak henti memandang ke dasar jurang sedalam 10 meter itu.
"Pah, cari Riana pah.." ucap Cathrina dengan isak tangisnya.
"Iya mah, polisi sedang berusaha mencari nya." Ucap James menenangkan sang istri.
Tak lama Ethan datang dengan tergopoh berlari menghampiri kedua orang tuanya. "Bagaimana pah, apa Riana sudah bisa di temukan?." Tanya Ethan.
James mengelengkan kepalanya. "Belum ada tanda-tanda Riana di temukan."
"Bagaimana dengan Dane?" Tanya James.
"Aku sudah menyuruhnya pulang,besok dia baru sampai." Jawab Ethan dengan perasaan khawatirnya.
"Tapi kau tidak memberi tahu hal ini kan?" Tanya James lagi.
"Belum pah, nanti saja setelah kak Dane sampai. Papa sama mama pulang dulu saja, biar aku yang memantau keprkembangan nya." Ucap Ethan.
Cathrina mengihkan pandangab nya menatap pada Ethan. "Gak, mama gak akan pulang sebelum Riana di temuka." Tolak Cathrina.
"Tapi ma-"
"Mama gak mau pulang Ethan." Sela Cathrina sebelum Ethan menyelesaikan ucapan nya.
James mengusap bahu sang istri, mencoba memberi ketenangan padanya. "Mah, kita pulang ya.. mama butuh istirahat, dan lagi cucu-cucu kita butuh mama.." James mencoba memebri pengertian pada Cathrina. Walau bagaimana pun kedua cucu nya masih memerlukan Cathrina.
"Iya mah, Malik dan Milli perlu mama apa lagi dalam keadaan seperti sekarang. Mama pulang ya?! Ethan janji kalau Riana sudah di temukan Ethan akan segera memberi tau mama." Ethan betusahan meyakinkan.
Cathrina terdiam memandang kembali pada dasar jurang tempat dimana menantu nya terjatuh dan belum ada titik terang penemuan nya. Namun kembali hati nya berbalik sekelebat bayangan dua cucu nya muncul.
"Baiklah mama akan pulang, tapi kamu harus menemukan Riana. Jangan pulang sebelum Riana di temukan." Cathrina melunak, sebenarnya ia tidak ingin pergi,namun suaminya benar kedua cucu mereka masih memerlukan dirinya untuk merawat dan menenangkan meraka.
Cathrina dan James melangkah menuju mobil. Setidak nya ada Ethan yang akan memberi tahukan perkembangan nya sementara ia merawat kedua cucu nya yang masih balita.
Dane kini sudah duduk bersandar di kursi penumpang berusaha menyamankan diri. Hati nya tidak karuan saat Ethan menelpon nya dan menyuruh ia pulang kembali ke indonesia. seberanya sempat terlintas hal buruk dalam pikiran nya namun ia menepis hal itu, karena mendengar dari suara Ethan yang tidak menunjukan kepanikan membuatnya sedikit lega.
Ia mengeluarkan ponsel dalam sakunya. Membuka galeri foto, memandang wajah cantik Riana dan putra-putrinya. Hal yang tak pernah ia bayang kan bisa bersama menjalin satu keluarga kecil bahagia, padahal dulu ia menolak.
Takdir Tuhan memang tak pernah mengecewakan. Seperti pepatah _sejauh apapun kita berkelana jika memang sudah jodoh pasti akan bersama_.
kedua sudut bibir Dane terangat membentuk lengkungan senyum kebahagiaan. Ia memang tidak bisa menjanjikan suatu keindahan tapi ia akan berjuang untuk kebahagiaan keluarga kecilnya. Seberat apapun beban dan halangan di masadepan nya kelak.
Tbc..
Udah di tanyain update mulu 😆 ini aku update. Maaf dikit ya 😂.
Salam sayang 😙😙😙😙

KAMU SEDANG MEMBACA
Sekeping Hati
Romancehamil adalah satu kata yang paling di inginkan setiap wanita yang sudah berpasangan dan hidup dalam kebahagiaan. tapi bagaimana dengan dia yang tidak memiliki pasangan, dia sendirian, janin itu tumbuh tanpa pertanggung jawaban... akan kah dia menye...