SH-40

27.8K 635 93
                                    

Riana pov.




Selamat membaca!!!
.
.
.
.
.
Ini tentangku yang tak bisa membahagiakan orang-orang di sekitarku, apa lagi dengan keadaanku sekarang. Mungkin bisa kalian bayangkan bagaimana rasanya tidak bisa melangkah sebebas yang kalian inginkan.

Padahal baru saja aku merasakan lengkap nya kebahagiaan, tapi sekarang tidak lagi. Apa lagi yang membuat aku seperti ini adalah orang yang dulu sangat aku percayai, orang yang aku anggap adalah kakak, orang yang aku anggap sebagai pelindungku.
Namun semua itu hanya anggapan ku saja, sementara dia sendiri Tidak.

Entahlah, aku sendiri juga bingung dengan pemikiran nya. Aku memang menyukai nya tapi hanya sebagai seorang kaka, karena memang aku adalah anak tunggal dan tidak punya saudara kandung kecuali sepupu.

Dengan tidak di sangkanya,ia tega melakukan ini padaku. Dia yang terlihat tak berubah ternyata membuat penilaian mata ku salah. Dia yang berjanji melindungiku ternyata dia yang menghancurkanku. Setelah sekian lama aku tidak pernah bertemu dengan nya tapi sekalinya bertemu dia malah seperti ini.

Setelah apa yang aku alami sekarang sempat aku berfikir untuk mengakhiri hidupku sendiri, tapi aku sadar bahwa ada malaikat yang menantiku bangkit kembali.

Dan lagi tanggung jawab ku belum selesai pada mereka, apa lagi Milli yang sekarang tengah berjuang mempertahankan hidupnya.

Dan Malik yang masih sangat perlu pegangan tanganku. Dan untuk Dane, aku tidak tau. Aku tidak bisa terlalu percaya pada nya, karena sekarang aku tidak bisa menyempurnakan hidup nya.

Sekeping hati ini percaya jika dia memang benar-benar tulus. Namun logika mengalahkan rasaku sendiri.
Entah apa, tapi yang jelas aku hanya bisa mengikuti waktu yang berjalan, menjumpai takdir yang telah tuhan skenariokan.




***






Author pov.
.
.
.
Pintu ruangan tempat Riana di rawat terbuka, membuat Riana terperanjat dari lamunan nya.

"Kau sudah siap Ri?" Tanya Dane yang kini berjalan menghampiri Riana.
 
Riana mengangguk sebagai jawaban. Sementara Dane menghela nafas nya gusar.
"Berapa kali aku katakan padamu Ri, aku bisa menerimamu dengan keadaan apa pun." Ucap Dane putus asa.

Memang semenjak Riana mengetahui bahwa ia tidak bisa kembali berjalan, sikap nya berubah menjadi lebih pendiam. Padahal Dane sudah mengatakan sejujur-jujur nya bahwa ia bisa menerima Riana dalam keadaan apapun, namun semua itu tak pernah bisa Riana sadari.

"Aku tau Dane, dan terimakasih." Jawab Riana dengan senyuman tipis di bibirnya yang ia paksakan.

Terlalu banyak berdusta memang, Riana bohong jika ia bisa menerima keadaan nya dan percaya pada ucapan Dane, masih ada keraguan di hati nya meski Dane telah mengucapkan keyakinan nya berjuta kali.

Dane meraih tangan Riana dan mengecup nya, mata biru pekatnya menatap lembut mata hazel Riana. Ia mengerti perasaan Riana sekarang.
"Ayo.." ajak Dane sambil memangku Riana ala bridalstayl, lalu ia mendudukan Riana di kursi roda yang sudah di sediakan.

Setelah semua selesai, Dane mendorong kursi roda yang di duduki Riana dengan perlahan. Tak ada pembicaraaan lagi di antara mereka, hingga akhirnya mereka sampai di rumah Dane.

"Ayo turun," ajak Dane yang kini memangku Riana membawanya masuk ke dalam rumah.

Riana memalingkan wajah nya, tapi tangan nya bertaut merangkul pundak Dane menjadikan nya pegangan.
"Jangan seperti ini Ri, aku mohon.." bisik Dane di telinga Riana tanpa menghentikan langkah nya. Namun Riana masih bergeming seolah perkataan Dane hanya angin lalu.

Kedatangan Riana di sambut oleh keluarga nya. Cathrina, Fatma, Nathalia dan juga si bungsu Devin serta keluarga Dane yang lain seperti Bibi dan Sepupu perempuan nya. Memang tidak semua keluarga hadir tapi kedatangan mereka cukup menggambarkan dukungan nya untuk Riana. Sementara James dan juga Ethan mereka berada di kantor.

"Akhirnya kamu kembali juga sayang." Ucap Cathrina menyambut kedatangan Riana.

Fatma memandang putri satu-satu nya dengan haru, meski sebenarnya ia tidak tega melihat Riana yang kini tidak bisa berjalan seperti dulu namun ia sembunyikan di lubuk hati kecil nya. Ia tidak ingin Riana berkecil hati dengan keadaan nya sekarang.

"Nak," panggil Fatma dan langsung memeluk Riana setelah Dane membaringkan nya di tempat tidur.

"Maaf kan ibu." Lanjut Fatma yang kini tak bisa lagi menahan tangis nya.

Riana membalas pelukan Fatma dengan erat, ia menenggelamkan wajah nya di pundak Fatma dan terisak mengikutinya. Perih rasa nya memandang pada mata sang ibu, ia tau ibu nya akan sangat secewa jika tau siapa yang telah membuat Riana seperti sekarang.

"Riana .." ucap Cathrina sendu membuat isakan di antara Riana dan ibu nya mereda.

Tak lama setelah itu suara tangisan Malik membuat perhatiana semuanya teralihkan. Dari luar ruangan nampak Devania adik sepupu Dane menggending Malik membawanya ke dalam kamar.

"Maaf mengganggu, tante Malik nangis terus, aku tidak bisa membuat nya berhenti menangis." Adu nya yang kini merasa putus asa.

Cathrina tersenyum dan mengulurkan tangan nya untuk menggendong Malik.
"Cup cup sayang, ini mama abang udah pulang." Ucap Cathrina seolah menenangkan cucunya.

Fatma beranjak dari sisi Riana memberikan ruang agar Riana bisa menggensong putranya.

Riana kembali menangis memandang wajah putranya yang sembab dan serta air mata yang masih keluar. Ia mencium seluruh wajah putranya. Dane datang dengan menggendong putrinya Milli, ia menghampiri Riana dan duduj di sisi ranjang menggantika  posisi Fatma tadi.

Cathrina dan Fatma saling mengagguk dan keluar dari kamar, seolah mereka mengerti bahwa anak dan cucu nya butuh privasi.

Hening... sepeninggalan Cathrina dan Fatma tidak ada pembicaraan antara Dane dan juga Riana.
"Ri..." panggil Dane memecah ke kakuan di antara mereka.

"Aku mohon jangan mejauh, aku tau perasaan mu tapi aku mohon jangan pernah berubah Ri, karena apa pun yang terjadi aku tidak akan pernaha meninggal kan mu." Ucap Dane tulus.

Riana mengangkat wajah nya menatap suami nya yang kini memandang sendu padanya.
Sementara kedua anak mereka terdiam saling menggenggam tangan karena jarak yang dekat, seolah mengerti keadaan orang tua mereka.

"Aku__kau jangan memohon padaku, iya aku percaya." Ucap Riana dengan senyum tipis nya.

Meski bibirnya berucap berlainan dengan apa yang di pikir kan oleh logika nya, namun Riana tidak ingin Dane tau kewaspadaan nya, rasa takut nya pada Dane jika suatu saat benar Dane berpaling dan meninggalkan nya, karena fisik nya yang kini tidak sempurna lagi.





Tbc...

Gak nyambung..??? Harap maklun aja ya. 😂😂😂😂








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sekeping HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang