SH-10

19.4K 934 7
                                    

Riana pov.




Selamat membaca!!!
.
.
.
.
.
Sudah empat bulan berlalu setelah kejadian dimana Dane menolak dan menyuruhku menggugurkan darah daging nya sendiri tapi aku tidak akan pernah setega dan sekejam itu dan ibuku juga telah mengetahui bahwa aku hamil,tapi aku tidak memberi tahu ibu siapa ayah biologis nya.

Biarlah semua mengalir seperti apa yang telah tuhan gariskan, aku hanya bisa menjalani nya walau kadang pilihan hidup di masa mendatang tidak sesuai dengan apa yang di bayangkan.

Tentang Dane?!.. Cukup aku tidak akan pernah mau atau pun melihat batang hidung nya lagi, sikap dan perkataan nya sudah membuat ku amat sangat kecewa.

Aku yakin dengan atau tanpa seorang ayah,anak ku bisa tumbuh dan aku juga tidak akan pernah peduli jika harus menjalankan dua peran sekaligus. Karena itu lebih baik dari pada aku harus menghilangkannya sebelum ia melihat dunia.

Berat?! Tidak aku tidak akan merasa keberatan dengan segala beban masalah ini, aku sungguh sangat ikhlas menerima kehendak tuhan karena tak akan selama nya _ia_ memberikan cobaan.

Pasti ada berkah dan kebahagiaan di balik kisah yang telah ia tentukan.

Sekarang pun aku bisa menjalani hidup, ya meski selalu ada orang yang memang memandang rendah diriku. Namun aku tak sendiri di sini ada ibu ia lah malaikat yang telah tuhan ciptakan untuk selalu bersamaku bagaimana pun keadaan yang sekarang sedang aku alami.

Dan malaikat kecil yang kini tumbuh besar dalam perutku.. kandungan ku sekarang sudah mengijak bulan ke lima, kadang dia juga sesekali suka menendang Sungguh aku sangat bahagia.

Tuhan maha adil... pertolongan nya pun tidak datang lebih cepat atau terlambat. Tapi pertolongan tuhan datang di saat yang tepat.

***

Author pov.

"Assalamu'alaikum.." ucap Fatma

Riana tersadar dari pemikiran nya dan beranjak membuka pintu rumah, karena Fatma sudah pulang.

"Wa'alaikum salam" jawab Riana sambil membuka pintu.

Riana menyambut ibunya dan mencium punggung tangan sang ibu, lalu ia membantu membawakan barang yang di tenteng Fatma.

"Nggak usah nak biar ibu aja yang bawa.."

"Gak papa bu.. ini kan juga tidak berat" ucap Riana
Sambil tersenyum.

"Yasudah.." jawab Fatma ia tau menolak pun tidak akan membuat Riana menyerah  dan masuk ke dalam rumah.

Riana mengambil barang yang di bawa Fatma dan menaruhnya di atas meja dapur,lalu ia kembali menghampiri Fatma sambil membawa segelas air putih untuknya.

"Ibu kok pulang nya sore banget? Apa dagangan sepi ya?" Tanya Riana yang heran.

Karena tidak biasa nya fatma pulang lewat dari pukul empat sore. Tapi sekarang pukul tujuh lebih tiga puluh ia baru sampai rumah.

Fatma tersenyum.
"Ibu tadi bertemu dengan nyonya Chatrina, Ri. Dan dia mengajak ibu mampir ke Villa nya" jawab Fatma menjawab keheranan riana.

"Chatrina... nyonya Chatrina Lasiter bu?" Tanya iana menyelidik dan menautkan alisnya.

"Iya Ri, dan tadi ia bilang kamu pergi dari rumahnya tanpa pamit atau papun yang sekedar memberi tahunya"

"Maafin Riana bu, Riana memang harus pergi dari sana karena ibu tau sendiri keadaan Riana sekarang seperti apa.. dan kandungan Riana juga semakin membesar Riana hanya tidak enak hati saja sama nyonya cathrina" jawab riana.

Sekeping HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang