SH-22

15.2K 672 13
                                    


selamat membaca!!!
.
.
.
.
.
Setelah kesepakatan yang mereka buat kini Riana dan juga Dane semakin dekat mereka sudah seperti kembar siam yang sulit di pisahkan. Ketika bekerja Dane akan menyuruh Riana datang ke kantor dengan membawa bekal makan siangnya tentu saja dengan pengawasan dan kesiagaan mengingat kandungan Riana yang kini sudah menginjak usia sembilan bulan. Dan kalau tidak sedang sibuk dia yang akan mengajak Riana makan di luar atau Riana yang memasak di rumah.

Para karyawan di kantornya pun sudah mengenal Tiana. meski mereka memandang dengan cara yang berbeda ada yang membenci terang-terangan, ada yang hanya menjilat dan ada juga yang memang benar-benar baik.

perlahan kewaspadaannya memudar seiring waktu berjalan menunjukkan betapa seriusnya Dane dalam menjalani semua ini.

"Ri ayo, kita jalan-jalan keliling taman aku bosan" ajak Maura yang kini sedang mengantar Riana ke kantor Dane.

Ya Maura sudah kembali dari New York, dia sedang cuti kerja dan memilih berlibur di tanah kelahirannya. Sudah satu minggu Maura tinggal di rumah keluarga Lasiter sebenarnya ia bisa saja menyewa hotel tapi karena pemintaan Cathrina dia jadi tinggal di rumah ini. Maura adalah anak sahabat dari kedua orang tua Dane.

Memang benar dulu dia menjalin hubungan yang lebih dari sekedar teman dengan Dane tapi itu dulu sebelum ia memutuskan untuk melanjutkan study dan karirnya di luar negri.

Dan ketika ia sudah berada di New York cathrina mengabari bahwa Dane akan segera menikah.

Awalnya dia memang tidak percaya karena setahu nya Dane tidak akan menikah dengan wanita mana pun kecuali dirinya. Tapi saat Cathrina menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi ia baru mengerti.

Dane sempat menghubungi Maura bahwa dia akan tetap menunggunya tapi saat Maura menolak dan menyuruh Dane untuk sepenuhnya mencintai Riana dia jadi tidak pernah lagi memaksakan kehendak apa pun pada Maura.

Sebenar nya Dane adalah orang yang keras kepala tapi jika sudah menyangkut orang yang ia sayangi maka dia akan mengalah untuknya.

"Kak, aku ke taman dulu ya sama maura" ijin Riana.

"Riana kau tidak perlu ijin lagi darinya, karena percuma saja si bos tidak akan menanggapimu. Ayo kita berangkat" ajak Maura dan menarik tangan Riana membawanya keluar ruangan.

"Siapa bilang aku tidak memanggapi, nenek rempong jangan mempengaruhi calon istriku dengan hal yang buruk" sela Dane menghentikan langkah mereka.

"Siapa nenek rempong?!" Tanya maura dengan so sinis.

"Kau" ucap Dane dengan santainya

Maura mencebikan bibirnya dan melangkah memdekati Dane." Aku.." tunjuk Maura pada dirinya sendiri.

Dengan perlahan ia menundukan wajahnya memandang wajah Fane lekat dan yang di tatap berusaha menormalkan dirinya.

"Aaaaaaaaaa.... Maura sakit, maura sakit" rintih Dane saat tangan cantik Maura menjewer telinganya.

Riana tersenyum dan menggelengkan kepala, dia sudah tidak asing lagi dengan tingkah keduanya.

Pantas saja Dane sangat mencintai maura, dia memang benar-benar sangat baik dan sempurna untuk Dane tidak seperti dirinya.

Dari muali fisik hingga ke-sosialitaanya sudah tidak di ragukan lagi. Dan yang terutama adalah sikap riang, humoris dan supelnya itu yang membuat suatu nilai plus untuknya.

"Sudah Maura, ayo kita berangat sekarang nanti keburu sore banget" lerai Riana ketika melihat Dane dan juga Maura masih saja berdebat satu sama lain.

"heh, awas kau urusan kita belum selesai" Maura pura-pura mengancam Dane.

"Sudah ayo" sela riana lagi dan berlalu keluar dari ruangan itu.

***

"Ri kamu mau pesen apa?" Tanya Maura.

sekarang mereka sedang memesan makanan di restoran d'kitz.

Setelah lelah berkeling taman mereka memutuskan untuk mengisi perut karena memang ini sudah waktunya makan malam.

"Sup dengan kaldu ayam tapi tidak pakai daging nya, banyak sayuran hijaunya ya" pesan Riana pada Maura.

"Ok, aku pesankan dulu kamu tunggu di sini ya" ucap Maura.

Riana menyipitkan matanya, di pojokan restoran, terlihat sosok yang sangat ia kenal sedang duduk berbincang dengan seorang wanita di depannya.

Tampilan wanita itu seperti baru pulang bekerja tapi meski pun dengan wajah lelah tidak menutupi kecantikan nya.

Yang Riana lihat wanita itu seperti sedang membicaraka  sesuatu hal yang sangat serius terlihat dari wajahnya yang seperti memohon.
Dan si pria masih saja tak bergeming.

"Ri, kamu lihat apa?" Tanya Maura mengagetkan Riana.

"Eh.. apa? Maaf tadi aku seperti melihat Dane" jujur Riana.

Maura melihat sekeliling ruangan restoran matanya mencari yang orang yang di sebutkan riana barusan.
"Tidak ada" ucap Maura setelah yakin Dane memang tidak ada di sana.

"Ah, mungkin aku hanya salah lihat saja" Riana berusaha meyakinkam diri bahwa yang ia lihat tadi bukan lah Dane.

"Emm, yasudah ayo kita maka  saja. Mingkin benar kamu salah lihat, kalo Dane datang ke sini dia pasti mengahampiri kita" jelas Maura dengan santai.

Riana hanya memgangguk dan mulai menyantap sup yang sedari tadi ia idamkan.

***

"Terima kasih karena kau mau membantuku" ucap Fany
"Ya" jawab Dane singkat. Meski Fany pernah menorehkan luka di hatinya tapi ia jadi tidak tega setelah mengetahui alasan di balik semua yang Fany lakukan.

"Dane, mau kah kau menemaniku di sini?" tanya Fany dengan tidak tau malunya.

"Tidak Fany, aku akan tidur di rumah. Aku membantumu hanya karena aku kasihan saja tidak lebih jadi jangan berfikir yang terlalu manis" sindir Dane.

Ya dia hanya merasa kasihan saja pada kondisi Fany saat ini. Fany kabur dari rumah kedua orang tua nya karena ia menolak di jodohkan lagi dengan pria tua kaya. 

Menurut penjelasan Fany ia meninggalkan Dane dulu karena di paksa oleh kedua orang tuanya untuk menjadi wanita simpanan pria kaya tanpa berniat menikahinya. Dan dia sangat menolak keras keinginan kedua orang tuanya. Sampai akhirnya ia pergi untuk bersembunyi tanpa sempat memberi tahu Dane.

"Ya sudah aku pulang, kau hati-hati di sini" ucap Dane sambil berbalik dan melangkah keluar dari apartemen miliknya yang kini akan di tempati Fany untuk beberapa waktu kedepan.

Fany tersenyum kecut saat Dane menolak menemaninya. namun sedetik kemudian senyuman nya berubah menjadi sini saat Dane telah menghilang di balik pintu.

"Kena kau Dane, lihat saja kau akan menyesali penolakanmu."

Setelah selesai mengurus Fany.  Dane segera pulang, ia sudah tidak sabar ingin menjahili Riana. Semenjak Riana hamil ia jadi lebih sensitif. Dan yang terjadi pada Dane adalah ia menjadi sedikit supel, dan jahil.

Dane melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menembus malam kota Jakarta. Senyuman tak lepas daru bibirnya ketika tingkah kekanak-kanakan Riana muncul.





Tbc..

Haiii... aku update lagi nih maaf ngaret solanya efek dari sibuk 😆

Makasih dukungan nya readers 😍😍
Baik malalui vote, komentar dan atas kesediaan kalian membaca cerita abal-abal ini. 😅😅😅

Typo bertebaran dan absurd masih tak bisa di hindarkan hehe .. maklumin aja ya solnya kan aku masih pemula.

Slam sayang untuk kalian 😙😙😙😙😙😙

Sekeping HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang