SH-29

14.1K 656 33
                                    

Bocaaahhhhh minggiirrrrr udah aku peringatin ya, jadi jangan bandel kalo masih bandel juga. Tanggung sendiri. 18+

Selamat membaca!!!
.
.
.
.
.

9 jam yang lalu.....

"Saya terima nikahnya dan kawinnya RIANA PUTRI ANINDI dengan maskawin tersebut di bayar tunai"

"Sah....."
"Saahh....."
"Saaaaahhhhh...."

Suara serempak para saksi keluarga dan tamu undangan yang hadir begitu riuh. Mereka tampak terharu memandang raja dan ratu sehari yang tengah berbahagia.

Pernikahan Riana dan Dane di gelar di hotel milik Dane sendiri. Acara di geral sangat meriah dengan tamu undangan yang memang hampir mencapai lima ribu undangan.

Kini Riana dan juga Dane sedang beristirahat di salah satu kamar hotel yang di desain dengan sedemikian rupa tak lupa lampu temaran yang membuat suasana kamar menjadi sangat romantis.

Riana menghela nafas sambil mengurut kaki nya yang terasa pegal. Menerima ucapan _selamat menempuh kehidupan yang baru dan awal cerita baru bersama_ dari kerabat,sahabat serta rekan bisnis keluarga Dane, sementara dari keluarga nya tidam banyak.

Bayangkan saja hampir lima jam ia berdiri di pelaminan dengan hiels yang tingginya delapan centi saja sudah sangat menyiksa bagi Riana karena ia memang tidak pernah memakai hiels, sekalinya punya yang hiels ia tidak pernah memakainya.

Dia memakai hiels karena Dane, ia ingin tidak terlalu terlihat pendek di hari spesialnya karena ukuran tubuhnya hanya sampai dada Dane saja.

Sebenarnya dane sudah melarang namun Riana bersikeras dengan pilihannya, karena di keluarga Dane ia yang terpendek. Mengingat keluarga Dane yang masih keturunan Jerman-Indonesia itu.

Pintu kamar terbuka menampakan sosok yang sekarang telah sah menjadi suami Riana.

"Sudah ku bilang kan jangan memakai hiels, tapi kau tetap keras kepala" Dane merasa kesal dengan ke keras kepalaan Riana.

Riana mendelik dan memanyunkan bibirnya.
"Kau sangat tau alasan nya Dane, tubuhku pendek sementara kau??" Riana memberi jeda sambil memperhatikan Dane "tubuh mu itu seberti jerapah "Roana melanjtkan dengan mencibir Dane, karena memang tinggi badan Dane yang menjadi masalah bagi Riana. Di bandingkan Ethan dan juga James ayah nya Dane lebih tinggi.

"Ini bukan keinginanku, sudah takdir dari tuhan."

"Dari pada kau, badan mu itu hanya sejengkal, kalau di ibaratkan aku jari tengah dan kau kelingking nya." Dane balik mencibir Riana dengan sedikit senyum sinis.

Sebenarnya ia tidak masalah dengan apa pun segala kekurangan yang Riana miliki. Hanya saja riana yang terlalu sensitif dan selalu ingin terlihat sempurna.

"Aku seperti ini juga karena tidak ingin kau malu Dane" ucap Riana ketus.

"Aku.. malu kenapa" tanya Dane sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Karena kau memiliki istri yang tidak sebanding dan tidak serasi denganmu" Riana menjawab pertanyaan Dane kini ia tak mampu menatap Dane dan lebih memilih memperhatikan kakinya yang memerah karena pegal.

Dane melangkah mendekati Riana, ia duduk di depan Riana dan menaruh kaki Riana di pangkuannya lalu ia mulai memijit pelan kaki Riana. Dane rasa betis Riana memang agak keras.

Dane menatap Riana dalam, memandang wajah cantik Riana. Mata mereka saling bertemu mengunci keheningan yang terjadi.

Dane membelai pipi Riana lembut. "Aku tidak pernah merasa bahwa kau kurang, tapi kau sungguh sempurna untukku, kau menyempurnakan hidup ku dan juga si kembar. Kau tau di sini kita saling melengkapi bukan dan tidak harus berpura-pura sempurna. Cukup jadi dirimu sendiri Riana." jelas Dane.

Sekeping HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang