Selamat membaca!!!
.
.
.
.
.
Dane menatap Riana dan kembali memperingatinya."Awas saja kalau kau berani bertemu anak ingusan itu saat aku pergi nanti." Ancam Dane.
Riana memutar bola matanya kesal, sejak dari pertemuan tak sengaja nya dengan Aldo suami nya ini tidak berhenti mengoceh. Dan apa yang ia katakan terus di ulang berkali-kali.
"Dane sebaik nya kau fokus menyetir, aku masih ingin menikmati hidup bersama anak-anak. Oh ya,hentikan omong kosong mu itu, telingaku bener-benar jengah mendengar ancaman yang sebenar nya tidak berpengaruh itu." Ucap Riana yang membuat Dane menghentikan mobil nya di tepi jalan.
Ia menyipit kan matanya.
"Jadi, kau lebih ingin bersama dia begitu?" Ucap Dane menatap Riana lekat."Ohh ayolah Dane, kau itu sudah tua umur mu sudah tiga puluh tiga tahun... tapi pikiran mu masih saja seperti remaja, lagi pula aku dan kak do itu hanya berteman tidak lebih." Gerutu Riana dan menghela nafas gusar.
Dane tidak menjawab lagi dia memilih diam sepanjang perjalanan pulang. Saat sampai rumah pun dia meninggalkan Riana begitu saja.
Dan syukurnya di rumah hanya ada mereka, karena kedua anak nya masih berada di kediaman James.
Riana menuju dapur dan menyusuh semua bahan dan belanjaan untuk satu bulan kedepan yang ia beli.
"Non.. biar bibi aja yang beresin!" Suara wanita setengah baya itu membuyarkan sedikit kekesalan Riana pada suaminya.Riana menoleh dan tersenyum pada bi Sari yang notaben nya adalah ART di rumah nya. "Nggak apa-apa bi, udah beres kok bibi lanjutin kerjaan bibi aja." Jawab Riana.
"Baik non, kalo perlu apa-apa panggil bibi aja ya, soalnya bibi gak enak masa kerjaan bibi non juga ngerjain."
"Selagi aku bisa, aku bantu bi soalnya kan anak-anak lagi gak ada. Lagian juga aku udah biasa dengan hal kayak gini." Riana memang tidak menganggap bi sari sebagai art rumah nya. Ya meski dia di sini untuk bekerja namun itu tetap tidak jadi alasan.
Setelah percakapan nya dengan bi Sari, Riana beranjak menuju kamar utama yang di dalam nya sudah ada Dane. Ia menggeleng saat melihat suaminya itu tidur tanpa mandi dan mengganti pakaian nya.
"Dane, bangun.. ganti baju dulu." Riana berusaha membangunkan Dane namun yang di bangunkan sama sekali tidak merespon.
Riana tersenyum evil.. memandang wajah Dane. Ia meninggalkan Dane ke kamar mandi, namun tidak menutup rapat pintu nya. Ia kembali keluar dengan membawa segayung air.
Byuurrrrr!!!!
Riana menumpahkan air dalam gayung tadi ke wajah dan badan suaminya. Seketika Dane terperanjat merasakan dingin air yang Riana siramkan.
"Riana, apa yang kamu lakukan.!!!" Teriak Dane kesal dengan kelakuan Riana.
"Memandikanmu." Jawabnya enteng.
Dane berdiri, menatap Riana horor. "Kau ini benar-benar tidak sopan ya, aku itu sedang istirahat. Kenapa kau malah mengguyurku?"
"Karena kau tidak mau mandi, aku membangunkan mu tapi kau malah pura-pura tidur. Dane dengan ada atau tidak nya Aldo tidak akan merubah takdir kita jika memang sudah berjodoh, cobalah berfikir dewasa, kau ini sudah menjadi seorang ayah.. " ucap Riana menahan rasa jengkel karena sikap Dane yang kekanakan.
"Jika kau merasa pemikiranmu sudah dewasa pasti kau tau kenapa aku bersikap seperti ini." Jawab Dane menatap Riana dengan menaikan sebelah alis nya.
"Iya aku tau, tapi tidak harus dengan cara seperti ini. Sudah berdebat nya nanti saja lebih baik sekarang kau mandi. Tubuh tua mu itu sudah bau alaihin." Ledek nya.
Dane mencebik kan bibir nya. Tangan nya terulur dan secara tiba-tiba mengangkat tubuh mungil sang istri membawanya masuk ke kamar mandi. "Jika kau tidak ingin aku marah lagi, maka kau harus menemaniku mandi."
"Terserah, kau yang akan selalu menang." Ucap Riana pasrah. Ya percuma menolak atau pun tidak Dane akan memaksa dan akhirnya Riana yang hanya akan kalah.
"Ri..?" Tanya Dane sebelum ia dan Riana masuk ke dalam makar mandi.
"Ya.. " jawab Riana singkat.
Dane mendekatkan bibirnya ketelinga Riana,dan membisikan sesuatu.
"Ya aku cemburu..."
.
.
.
.
Flash back...!!!"Ri-Riana..."
"Kak Aldo.."
Ini untuk pertama kali nya Riana bertatap muka kembali dengan pria yang dulu sempat ia kagumi, meski hanya sebatas memendam saja.
"Kau sedang apa di sini?!"
"Ah, oh aku mau belanja bulanan kak, kaka sendiri sedang apa?"
"Aku, mau menjemput istriku."
Dan sekarang ia semakin terasingkan, ternyata Aldo sudah menikah. Bukan dia mau mengkhianati Dane, tapi ya kalian tau sendiri lah jika kalian pernah menyukai seseorang di masa lalu untuk pertama kalinya.
Pasti akan membekas, walau sudah bertahun-tahun lamanya kalian berpisah.
Sementara itu Dane mentipit kan matanya menatap Aldo meneliti setiap inci wajah dan tubub nya.Dan yang di tatap pun balik menatap, seketika matanya terbelalak memandang Dane seolah ia tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
"Dane Lasiter..?" Pertanyaan yang di tujukan seolah pada dirinya sendiri itu tak membuat Dane merubah reaksinya.
Dan kini ia memasang wajah datar." Ayo sayang ." Tanpa menjawab Aldo, Dane sudah menarik lengan Riana membawa istrinya masuk ke dalam seprmarket.
Sementara Riana tersenyum tidak enak pada Aldo atas kelakuan suaminya.
"Jadi dia pria yang berfoto dengan mu dulu..?" Tanya dane membuka pembicaraan setelah satu jam kemudian.
Riana hanyam mengangguk tak terlalu menanggapi pertanyaan Dane. Ia lebih memfokuskan dirinya memilih barang belanjaan.
"Jangan pernah kau berdekatan dengan nya lagi." Peringatan Dane pada Riana yang membuat ia menjadi memandang Dane.
"Memang nya kenapa?" Tanya Riana tidak mengerti dengan maksud Dane.
"Aku tidak suka"
"Kau ini aneh sekali, bagaimana aku bisa berdekatan dengan nya jika dia sendiri sudah punya istri."
"Oh.. jadi jika dia tidak punya istri kau mau berdekatan dengan nya.?"
Riana menghentika kegiatan nya memilih buah-buahan ia membalikan badan nya menghadap Dane. Ia menautkan kedua alis nya. Dan bertanya.
"Kau cemburu..?" Tanya Riana dengan senyum jail nya.Seketika pertanyaan Riana membuat Dane gelagapan. Pasalanya ia tidak pernah mau jika Riana tau ia cemburu. Gengsi Dane terlalu tinggi. "A-aku tidak cemburu." Ucap Dane dengan nada suara yang gelagapan.
"Masih tidak mau mengakui nya, eh..?" Goda Riana.
Dane merasa semakin tersudut, "ah sudah, intinya kau tidak boleh bertemun atau pun berkomunikasi dengan nya, titik ." Final Dane.
Belum sempat Riana menjawab Dane sudah meninggalkan nya duluan. Riana tau Dane cemburu melihat dari sikpa nya. Hanya saja ia berusaha menyembunyikan kecemburuan nya sama saja dengan menyembunyikan gajah dalan lubang tikus.
Sepanjang mereka menyelesaikan belanjaan nya Dane terus meperingati Riana dengan kata yang sama dan di ulang kembali. -jangan pernah berhubungan dengan bocah ingusan itu lagi.-
Namun Riana tidak menanggapi Dane.
.
.
.Tbc...
Gaje ya?? Gak pa-pa lah yang penting kalian ngerti alur cerita nya moga aja ya 😂😂😂
Salam sayang 😙😙😙😙

KAMU SEDANG MEMBACA
Sekeping Hati
Romancehamil adalah satu kata yang paling di inginkan setiap wanita yang sudah berpasangan dan hidup dalam kebahagiaan. tapi bagaimana dengan dia yang tidak memiliki pasangan, dia sendirian, janin itu tumbuh tanpa pertanggung jawaban... akan kah dia menye...