Aufa berulang kali membolak balikan badannya karena susah tidur, mungkin berasa dirumah orang lain mungkin ya?.
Aufa menghempaskan selimutnya kebawah lantai kesal sulit sekali hanya untuk tidur. Aufa melirik kearah balkon kamarnya terah mungkin sedang terang bulan pikirnya, akhirnya menyibakkan tirainya dan benar saja sedang terang bulan sangat sunyi dan menenangkan bagi aufa.
"Kapan mereka pulang?", aufa mengernyitkan dahinya merasa mendengar suara pria dewasa sedang bicara dan benar saja ketika aufa melihat kesamping ternyata davin berada dibalkon sampingnya memunggungi dirinya. Pantas saja davin tak menyadari keberadaannya.
"Apa yang dia lakukan malam-malam begini? Siapa yang pulang?", gumam aufa pelan.
"Aku kira mereka tidak akan kembali", ujar davin dingin.
......
"Sudah cukup! Aku tidak ingin mendengarnyà lagi", sahut davin sangat tajam.
Aufa hanya mampu terdiam mendengar obrolan pria itu membuat pikirannya penuh tanda tanya. Tak disadari aufa rupanya davin berbalik menatapnya.
"Kau disini?", tanya davin."Uh.. iya. Bukannya tadi mama mu menyuruhku menginap", ujar aufa ketus setelah kekagetannya hilang.
"Iya aku tahu. Maksudku kenapa kau belum tidur?", tanya davin menatap kedepan.
"Aku susah tidur. Kau juga kenapa belum tidur?", tanya aufa balik.
"Sama sepertimu", jawab davin.
Mereka terdiam menikmati pemandangan diatas kepala mereka, tak ada yang memulai biara. Akhirnya aufa memulai untuk bicara.
"Apa kau tahu kenapa aku taķut menerima pernikahan ini?", tanya aufa masih memañdang kedepan."Hm?", bingung davin.
"Ayahku meninggalkan kami begitu saja. Tanpa mau menoleh lagi. Entah karena apa dia pergi bahkan ibu sangat terpukul, aku juga tidak tahu dimàna dia atau apa dia masih ada disini bersama ku", sahut aufa tersenyum miris.
"Kau merindukan ayahmu?", tanya davin penasaran.
"Aku tidak tahu. Dia mencampakan ibu dan aku lalu untuk alasan apa aku merindukànnya?", ujar aufa.
"Karena dia ayahmu", sahut davin acuh.
Aufa berbalik menatap davin yang menatap lurus kedepan.
"Huh?", ujar aufa bingung."Sudah larut. Pergi tidurlah", sahut davin pergi meninggalkan aufa.
"Ada apa dengannya?", tanya aufa pada dirinya sendiri bingung.
***
Ditempat makan semua memulai rutinitas seperti biasa tapi karena hari minggu jadi hanya akan dipakai untuk berkumpul bersama keluarga.
"Kapan nisya kembali kesini ma?", tanya arkan pada istrinya -dahlia."Katanya hari ini kesini lagi mau nitip riana", sahut dahlia.
"Emang dia mau kemana?", tanya arkan lagi.
"Katanya mau keundangan nikahan temennya rendra", jawab dahlia.
"Kenapa riana nya gak dibawa aja?"
"Takut rewel riana nya. Masih kecil juga pa", sahut dahlia.
Obrolan dimeja makan hanya didominasi oleh arkan dan dahlia saja sedangkan davin juga aufa hanya diam saja mendengarkan obrolan kedua orangtua davin. Tak berselang lama suara bel rumah mengalihkan perhatian orang-orang yang sedang sarapan.
"Oma opa riana datang nih!", suara teriakan cempreng khas anak kecil yang sedang mencari keberadaan penghuni rumah.
"Ma pa kita ikut sarapan ya", sahut danisya dengan cengirannya lalu duduk di sebelah kanan bersama mamanya diikuti rendra di sebelah istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAUGH for My Destiny✅
General FictionPengkhianatan membuat luka Ketulusan juga membuat sakit Lalu cinta? Apa arti cinta? Bersama kita dipermainkan. Tapi... Takdir menyatukan kita dan ternyata bahagia bersama untuk kita yang ingin bertahan dan memperbaiki. Entah aku, kau, atau kita yang...