11-- First Night

7K 215 1
                                    

Hari ini davin mengajak aufa untuk tinggal diapartemen miliknya. Semua akan davin mulai sekarang.
"Turun", suruh davin dingin meninggalkan aufa dibelakang.

"Kau sudah lama tinggal sendiri?", tanya aufa ketika langkahnya sudah sama.

"Iya", jawab davin singkat.

"Kamu jadi pindah kesini", seru seorang gadis menahan langkah aufa juga davin ketika sampai didepan pintu mereka.

"Tentu saja tempat inikan milikku", jawab davin akrab.

Berbeda itulah yang dirasakan aufa ketika mendengar davin mengobrol dengan nufa kekasih byan.
"Kalian bertetangga?", tanya aufa bingung.

"Iya. Apartemenku ada didepanmu", jawab nufa lembut.

"Oh begitu. Pantas saja", gumam aufa sendu.

"Maaf menganggu ya. Menghalangi kalian yang mau istirahat", ujar nufa bersalah.

"Bukankah kau memang biasa menggangguku", jawab davin santai.

"Sudahlah. Aku pergi dulu ya", ujar nufa berlalu pergi.

Davin masuk mengabaikan dirinya. Aufa mengikuti davin. Aufa melihat sekeliling apartemen milik davin. Tak banyak barang disini, semua yang ada sesuai fungsinya.

"Apa barang-barangku sudah ada disini?", tanya aufa.

"Iya", jawab davin selalu singkat.

"Dimana kamarmu?", tanya aufa lagi.

"Disana", jawab davin menunjuk dengan dagunya pada pintu berwarna hitam.

"Kita sekamar?", tanya aufa ragu.

"Iya. Disini hanya ada satu kamar karena satu lagi aku pakai jadi ruang kerja", sahut davin masuk kekamar yang ditunjuknya.

"Baiklah", jawab aufa mengikuti davin masuk.

"Mulai sekarang ini rumahmu juga. Jadilah istri yang baik, penurut dan melayani suami dengan sangat baik. Mengerti?", jelas davin.

"Iya aku tahu", jawab aufa.

"Akan ada banyak yang akan aku katakan padamu tapi tidak sekarang. Kau bisa memasak?", jelas dan tanya davin pada aufa yang dihadapannya.

"Tentu saja aku bisa", ujar aufa bangga.

"Kalau begitu mulailah semua itu dari memasak", suruh davin.

"Kau ingin aku masakan apa?", tanya aufa.

"Apa saja asal jangan racun", jawab davin sebelum masuk kamar mandi.

"Jawaban apa itu", gerutu aufa.

Aufa pergi kedapur. Ternyata dapur milik davin lumayan bersih dan perabotan masaknya juga lengkap. Biasanya kan pria acuh saja dengan dapur mereka.
Aufa membuka lemari es untuk melihat apa saja bahan yang dapat dirinya masak.

"Masak daging saja", gumam aufa.

Aufa memasak dengan telaten. Tak sadar davin yang telah datang dan duduk dimeja makan tengah memperhatikan dirinya.
Aufa memekik kaget melihat davin ketika dirinya membalikan badan.

"Silahkan dinikmati", gurau aufa menyodorkan masakannya.

"Kau mau makan dengan apa?", tanya aufa bermaksud mengambilkan.

"Aku bisa sendiri", jawab davin mengambil kembali piringnya.

Aufa bengong bukankah dirinya disuruh menjadi istri yang baik?. Baru saja mulai sudah diberi sikap begitu. Mungkin dirinya harus banyak mengabaikan sikapnya itu.

LAUGH for My Destiny✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang