Happy Reading
---
Aufa berulang kali membuang nafas beratnya. Entah kenapa perasaannya tiba-tiba saja berubah dari bosan menjadi gelisah. Memang dari tadi aufa duduk diam dirumah karena davin sudah melarangnya bekerja dan alasannya sudah pasti karena dirinya yang tengah hamil. Usia kandungan aufa akan menginjak 4 bulan lebih tepatnya nanti lusa dan mertuanya merencanakan akan mengadakan syukuran dirumahnya ini.
Sebenarnya aufa tadi pagi sudah mau berangkat bekerja hanya saja davin langsung mencegahnya dan berdebat lalu pada akhirnya aufa lagi yang harus mengalah. Perkataan davin inilah yang membuatnya menurut 'kau pikir uang yang kau dapat nanti bisa mengembalikan anak kita jika terjadi sesuatu padamu?!" Singkat namun agak menyinggung dan itulah memang kenyataan.
Aufa beranjak dari duduknya berjalan menuju dapur dan melihat persediaan makan mereka. Aufa ingin memakan sesuatu yang rasanya berbeda namun entah apa, aufa berpikir keras apa yang sebenarnya diinginkannya agar gampang dibeli.
Aufa masuk kedalam kamarnya untuk berganti pakaian. Dirinya harus kesuper market, yang diinginkannya tidak ada dikulkas.
***
Davin baru saja sampai kerumahnya tepat jam 4 sore. Dan yang dilihatnya aufa tengah didapur dan entah apa yang sedang dibuatnya. Davin masuk kekamar untuk segera mandi dan menghampiri aufa.
Davin duduk dimeja makan dengan keadaan sudah berganti pakaian dan segar.
"Apa yang sedang kau buat?".
Aufa memekik kaget dan langsung berbalik kebelakang menatap davin dengan kesal.
"Kapan pulang? Kau mengagetkanku tahu!"."Tadi. Apa yang kau buat?".
Davin menatap aneh pada minuman yang baru saja disodorkan aufa padanya. Lalu menatap aufa dengan tanda tanya. Aufa duduk dikursi hadapan davin.
"Kau tahu tadi aku ingin yang aneh".
"Ngidam maksudmu?". Aufa mengangguk.
"Dan ini yang aku ngidamkan dan aku juga ingin kau yang meminumnya".
"Apa?!" Seru davin dengan wajah tegang.
"Ayo minum".
"Tidak, kau yang ngidam kenapa aku yang harus meminumnya?!". Tolak davin keras.
"Anakmu yang ingin, davin" rengek aufa.
"Kau tahukan aku tidak suka pepaya!".
Iya minuman yang disodorkan aufa adalah jus pepaya yang ditambah marsmellow didalamnya. Bukannya enak davin malah jijik.
"Ayolah!".
"Fa, aku tidak bisa!".
Mata aufa sudah mulai memerah. Dan wajahnya sudah cemberut akibat penolakan davin.
"Aku sudah membuatnya susah-susah".Davin tetap menggeleng.
"Kau ingin anak kita ileran?"."Apa hubungannya?!".
"Tentu saja ada!". Davin mengangkat alisnya.
"Aku kan ngidamnya papa davin minum jus pepaya marsmellow".
Davin menatap aneh aufa."Terserah kau sajalah". Davin sudah tak menghiraukan istrinya. Dirinya melenggang pergi. Mata aufa sontak membulat tak percaya dan suara menangispun mulai terdengar.
Davin menghentikan langkahnya dan kembali kedapur melihat aufa yang sudah tertunduk dimeja. Davin menghela nafas beratnya.
"Baiklah aku akan minum, demi anak kita". Mengalah davin dengan wajah malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAUGH for My Destiny✅
General FictionPengkhianatan membuat luka Ketulusan juga membuat sakit Lalu cinta? Apa arti cinta? Bersama kita dipermainkan. Tapi... Takdir menyatukan kita dan ternyata bahagia bersama untuk kita yang ingin bertahan dan memperbaiki. Entah aku, kau, atau kita yang...