37-- Ending

15.4K 302 3
                                    

Happy Ending..

***

Aufa membuka matanya perlahan karena pipinya tengah ditepuk-tepuk tangan mungil dan ketika aufa membuka mata sebentar, menutup mukanya dengan kedua tangan lalu.

"Ciluk... Baaa". Dan tawa ceria khas bayipun terdengar dipagi hari.

"Damian udah bangun dari tadi ya". Bayi itu hanya tersenyum lalu menggulingkan tubuhnya hingga menelungkup.

"Emm.. ah mama mandi dulu ya nanti damian". Aufa mendudukan tubuhnya lalu menggendong damian keluar kamar.

Diruang tengah sudah ada bocah yang baru akan menginjak usia 12 tahun. Bocah itu tengah menonton tv.

"Fal titip damian ya". Aufa menidurkan damian disamping naufal yang juga tengah berbaring sambil nonton tv.

"Iya." Jawab naufal tanpa melirik karena sedang fokus menonton tv.

"Dijagain".

"Iya!"

Aufa tersenyum lalu berjalan kearah dapur.
"Mba buat sarapan apa?". Tanya aufa yang mengambil airputih.

"Bikin sandwich, kamu mau apa emangnya?".

"Ih mba pertanyaannya kayak akiu lagi ngidam ditanya mau apa". Kesal aufa.

"Ya kali aja beneran ngidam".

"Mau ngidam gimana hamil juga enggak".

"Mau hamil gimana gak ada suaminya disini".

"Mba aja yang hamil!".

"Nggak mau!!" Teriak naufal.

Aufa tertawa renyah mendengar protesan naufal. Sudah beberapa bulan aufa tinggal dikeluarga ini. Keluarga hangat yang menyambutnya dengan tangan terbuka mereka.

Aufa tinggal dirumah fauzan, putra dari om fandi dan tante shintanya. Disinilah aufa tinggal dan bersembunyi dari davin meski tak dapat aufa pungkiri perasaan rindu kerap kali datang padanya. Dan juga rasa bersalah karena tak membiarkan davin tahu bagaimana perkembangan pertunbuhan damian.

"Mayonais nya abis, mesti beli dulu".

"Biar aku aja mba nabilla yang beli sekalian mau beli popok". Ujar aufa.

"Ya udah mba juga mau nitip yang lain".

"Iya aufa mandi dulu".

***

Davin melajukan mobilnya cepat. Setelah mamanya memberitahukan dimana aufa davin langsung pergi tanpa memusingkan penampilannya yang awut-awutan.

"Aufa dia tinggal sama fauzan kakak sepupunya. Dia ada disana, selama ini mama sengaja tidak membiarkan orang-orang kamu tahu dimana aufa berada. Mama harap kamu selalu bahagia".

Mama tak salah melindungi aufa, tapi davin pikir membiarkan terus aufa tanpanya justru akan membuat keadaan semakin memburuk, takut jika aufa luntur cintanya.

Sekilas davin merasa melihat seseorang yang dikenalnya. Davin menepikan mobilnya. Davin keluar dari mobil dan berdiri disebrang jalan.

Disana aufa sedang menggendong damian. Dan tersenyum pada orang yang menyapanya disuper market. Davin tetap berdiri meski aufa tak dapat dipandang lagi karena masuk kedalam super market.

Setelah beberapa lama aufa keluar membawa belanjaannya. Davin tersenyum melihat aufa ada lagi dalam pandangannya. Davin belum ingin mendekat pada aufa.

Davin kembali masuk dan mengikuti kemana aufa pergi, meski davin sudah tahu alamatnya.

Davin menepikan kembali mobilnya. Davin memberanikan diri untuk mengetuk pintu rumah yang aufa masuki.

LAUGH for My Destiny✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang