Hay ketemu lagi..
Yang dimulmed itu aufa sama dua anaknya😊😄Happy Reading
---
Aufa sibuk berkutat didapur bersama salah satu pembantu yang sekedar membantunya. Aufa menatap pada tangga ketika suara langkah terdengar olehnya. Aufa tersenyum lembut melihat suaminya yang datang menenteng dasi biru tua ditangan juga jas hitam dilengannya. Aufa menghampiri suaminya.
"Bi, tolong dipindahin kewadah terus taruh dimeja makan". Suruh aufa sebelumnya.
Davin memandangi istrinya yang sudah mengambil alih dasi dari tangannya dan sekarang sedang memakaikannya dilehernya.
"Tambah cantik saja istriku ini". Gombal davin yang mendapat delikan dari aufa.
"Jangan mengombal pagi-pagi". Sungut aufa sebelum berjalan keatas untuk memanggil putrinya- Aurora.
Aurora sudah berumur 10 tahun dan Damian diumurnya yang ke-12 tahun dia sudah SMP.
"Rora sayang udah mandinya?!" Teriak aufa sambil berjalan lalu membuka kamar aurora.
"Iya ma udah tapi ma kasih dulu pita dirambutnya rora". Sahut rora yang duduk dengan cermin dihadapannya.
Aufa mengambil pita biru langit dari meja aurora. Dan menjepitkannya disisi kanan rambutnya.
"Udah cantik anak mama, sekarang rora turun papa udah ada dimeja makan nunggu kalian". Suruh aufa yang diangguki aurora.
"Nih tasnya". Aufa menyodorkan tas hitam milik putrinya sebelum aurora lupa.
"Makasih ma". Pamit aurora.
Aufa beralih kekamar milik putranya- Damian. Mengetuk pintunya.
Tok.. tok..
"Dam? Mama masuk ya?". Tanya aufa dari luar.
"Gak usah!". Jawab putranya yang sudah rapi baru saja membuka pintu.
"Jutek amat sih damian!". Omel aufa.
Damian tak menjawab mamanya langsung turun kebawah menuju meja makan.
Diruang makan hanya ada ocehan aurora yang kadang disahuti oleh davin atau aufa. Jangan harap damian mau bicara saat makan.
Setelah makan davin mengantarkan kedua anaknya menuju sekolahnya masing-masing. Ketika sudah berhenti tepat didepan sekolah damian.
"Bang?" Panggil aurora sebelum kakaknya pergi.
Damian berbalik dan mengangkat sebelah alisnya.
"Nanti bilang sama kak legan kalo rora suka dia ya bang!"."Masih kecil gak pantes rora!"
"Ih abang kan cuman bilang doang! Udah ah bang rora gak terima penolakan, dadah abang".
Davin hanya tersenyum tipis menanggapi kelakuan anaknya ini yang Tingkah keduanya memang sangat bertolak belakang.Davin sekarang masih bekerja pemimpin perusahaan yang memang masih milik papanya. Dan aufa sudah tidak bekerja tapi davin memberikan aufa panti asuhan yang memang tidak aufa pimpin namun kadang aufa bisa kesana untuk memantau keadaannya. Tak lupa juga sebuah restorant yang mungkin akan diberikan pada damian. Dan untuk aurora belum davin pikirkan akan diberikan apa.
Dan untuk masalahnya dengan vano jujur saja davin sudah memaafkannya. Davin sebenarnya ingin menemui keduanya berbicara dan saling memaafkan tapi vano jarang berada didalam negerinya sendiri. Davin juga jarang mendapatkan kabar tentang mereka setelah hari itu.
***
Vano masuk kekamarnya dengan langkah pelan dan muka yang terlihat lelah. Muka vano langsung tegang ketika masuk kamar mandi. Disana istrinya tergeletak dengan air mengalir bersamaan dengan darah yang keluar dari selangkangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAUGH for My Destiny✅
General FictionPengkhianatan membuat luka Ketulusan juga membuat sakit Lalu cinta? Apa arti cinta? Bersama kita dipermainkan. Tapi... Takdir menyatukan kita dan ternyata bahagia bersama untuk kita yang ingin bertahan dan memperbaiki. Entah aku, kau, atau kita yang...