10-- Pernikahan

5.3K 189 1
                                    

"SAH",

"SAH..!!",

Suara teriakan dibawah membuat aufa menutup matanya dengan airmata keluar dari matanya. Mulai sekarang, detik ini dirinya bukan akan lagi tapi telah menjadi istri dari seorang davin yang dulu pernah menolak dirinya.
"Selamat ya nak", ujar shinta terharu.

Aufa hanya menganggukan kepalanya. Entah kenapa perasaannya tak menentu saat ini tak tau sedih atau bahagia.

"Fa kamu udah boleh keluar yuk!, temuin suami kamu", ujar dahlia semangat setelah membuka pintu kamar dimana aufa berada.

"Iya ma", sahut aufa setelah mengusap airmatanya.

Aufa digandeng oleh mama dahlia disebelah kiri dan shinta dikanan.

Semua mata tertuju pada aufa yang memakai kebaya putih sederhana untuk akad nikahnya. Tak terkecuali davin juga memandangnya lekat tapi entah kenapa seperti tatapan tajam yang menyeramkan itulah yang dirasakan aufa.

Ketika sampai disamping davin. Aufa maupun davin menandatangi berkas pernikahan mereka lalu aufa mengecup punggung tangan davin lama. Setelah itu davin mengecup kening aufa sama lamanya.

Davin menatap aufa dengan aura dinginnya. Mulai saat dirinya mengucapkan ijab qabul, dirinya telah menjadi suami dari aufa. Namun sayang dengan niat buruknya terasa akan menyedihkan semua yang mereka lakukan ini.

'Selamat datang. Bersiaplah menanggung luka aufa' Batin davin sarat dengan ancaman.

Akad nikah memang dilakukan dikediaman om fandi namun resepsi akan dilakukan dihotel milik kakak ipar davin yaitu rendra nanti malam. Saat ini aufa dan davin tengah bersalaman dengan tamu seadanya karena hanya dari pihak keluarga saja yang menyaksikan.

"Kalian istirahat dulu saja dikamar", ujar dahlia pada putra juga menantu barunya aufa.

"Hm", jawab davin acuh meninggalkan aufa dibelakangnya.

"Apa kau akan tetap bersikap begini padaku?", tanya aufa setelah mereka masuk kamar.

"Tidak. Aku hanya lelah, aku tidur dulu", ujar davin menidurkan dirinya diranjang queen size aufa tanpa mengganti pakaiannya hanya melepas sepatunya saja.

"Benarkah?", gumam aufa pelan menatap davin yang tengah tertidur terlihat dari nafas teraturnya.

"Bisakah kau belajar mencintaiku?", tanya aufa pada dirinya yang ditujukan pada davin.

Aufa menunduk lesu berjalan ke gazebo luar. 'Apa jika sikapku yang berubah kau mampu menerimaku' batin aufa. Setelah menghela nafas berat aufa kembali masuk dan tak melihat davin diranjang hanya terdengar suara gemerincik air didalam kamar mandi.

***

Disinilah davin sekarang dihotel milik rendra. Dengan setelan jas hitam untuk pengantin pria. Davin tersenyum remeh pada pantulan cermin yang menampilkan dirinya.
"Tidakkah kau merasa menyedihkan? Melakukan semua ini untuk masa lalumu. Menaruh luka besarmu pada orang lain. Aku sendiri tak tahu kenapa aku melakukan ini. Jika saja kau tak mengkhianatiku, aku tak akan merasa hancur begini", ujar davin pada dirinya dengan tatapan dingin.

Davin merasa gila sendiri. 'Jika saja' hanya kata itu yang kadang dirinya ingatkan pada dirinya sendiri. Davin menolehkan kepalanya pada pintu hotel ada yang menekan belnya.

Ting.. tong..

"Wah! Anak mama ganteng banget. Gak nyangka davin kami udah nikah", seru dahlia ceria lalu memeluk davin sebentar.

"Mama bahagia?", tanya davin acuh.

"Iyalah bahagia anak mama udah jadi suami orang", sahut dahlia biasa.

LAUGH for My Destiny✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang