28-- Lamaran kedua

5.8K 176 12
                                    

Happy reading..

***

Aufa merasakan adanya gerakan diranjang. Aufa merabakan sebelah tangannya dan merasa ada yang hilang. Aufa membuka matanya perlahan dan menyalakan lampu. Orang yang tidur disebelahnya tidak ada. Entah kenapa aufa merasa tak suka jika davin tak ada disampingnya. Mungkin bawaan bayi.

"Davin". Panggil aufa. Namun tak ada sahutan yang menandakan davin tak ada dikamar ini.

Aufa beringsut dari tidurnya menuju kamar mandi dan kembali memanggil davin namun sama tak ada.

"Mungkin kedapur". Gumam aufa.

Aufa menuruti pemikirannya menyusul davin yang mungkin berada didapur.

Aufa sudah berada didapur, melihat sekelilingnya namun tak ada. Aufa mengambil air dalam kulkas, tenggerokannya membutuhkan air.

Bleepp

Mata aufa melotot ketika semua penglihatannya menggelap bahkan air yang didalam mulutnya sulit untuk diminum. Aufa cepat melatakan gelasnya.

"Davin!" Panggil aufa agak keras. Tak ada sahutan.

Keringat mulai bercucuran didahinya. Perasaan takut mulai menghinggapi aufa hingga merasa kakinya sulit bergerak namun aufa tak berteriak hanya karena gelap. Aufa tak selebay itu.

"Davin!" Kembali aufa memanggil davin.

Aufa mengeratkan pegangannya pada bejunya dan tangannya semakin dingin. Aufa melihat sekeliling yang gelap. Hampir saja aufa akan menangis namun airmatanya tak jadi ada.

Cahaya lilin muncul dari satu lilin ke lilin lainnya. Lilin itu membentuk seperti jalan yang menuntunnya untuk berjalan kesana. Lalu alunan lagu pun mulai terdengar dengan bertambahnya setiap cahaya lilin.

Heart beats fast
Colors and prom-misses
How to be brave
How can I love when I'm afraid to fall?
But watching you stand alone
All of my doubt suddenly goes awey somehow
One step closer..

I have died every day waiting for you
Darling don't be afraid
I have loved you for a thousand years
I'll love you for a thousand more..

(Christina perry - a thousand years)

Aufa melangkah menuju lilin itu meski dengan cahaya remang dari lilin. Alunan lagu terus terdengar menyahuti setiap langkah maju aufa dijalan yang dibentuk oleh lilin.

Dan ketika lilin mulai berhenti dinyalakan didepannya. Aufa pun ikut berhenti. Terlihat langkah kaki yang menuju padanya. Dan lagupun ikut berhenti. Cahaya lilin disekelilingnya dinyalakan oleh seseorang semakin menambahkan keindahan diruangan itu. Bahkan aufa tak menyadari jika sekarang diriya berada diruang tamu.

"Davin?". Panggil aufa seperti bertanya.

"Iya, aufa". Jawab davin.

Davin melangkah lebih maju lagi agar menampakan wajahnya pada aufa. Senyuman manis terbentuk dibibir davin.

Aufa melangkah lebih maju untuk memeluk davin.

"Kau suka?" Bisik davin ditelinga aufa yang memeluknya.

Aufa mengangguk mantap. Aufa melepaskan pelukannya.
"Aku tak percaya kau yang melakukan ini?".

"Kau memang harusnya tak percaya". Jawab davin.

Aufa tersenyum bahagia.
"Kau suka aku yang romantis?".

"Aku menyukai semua yang ada pada dirimu".

LAUGH for My Destiny✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang