37 : Surprise

2.6K 131 4
                                    

Warning!
Typo(s)
.
.
.
.
.

Happy reading

Cuaca dingin malam hari tak membuat aisyah batal untuk jalan-jalan malam. Keindahan kota Jakarta yang sangat dirindukannya tak ingin ia sia-siakan. Dengan ditemani segelas Coffe Khas Starbucks ia berjalan kaki mengitari Taman.

Taman kota ini cukup ramai. Banyak pasangan muda ataupun keluarga kecil maupun besar ada disini. Aisyah tersenyum ketika melihat seorang Gadis kecil sedang bertengkar dengan kakaknya.

Beberapa warung di pinggir Taman menarik perhatiannya. Ia melangkahkan kakinya ke warung yang menjual Bakso Ayam. Ia memesan 1 mangkuk bakso dan teh dingin.

Seraya menunggu pesanannya, Aisyah mengedarkan pandangannya ke segala arah. Matanya menyipit ketika melihat sesuatu yang mencurigakan.

"Mbak,ini pesanannya." sebuah suara dari ibu penjualnya membuat Aisyah mengalihkan pandangannya.

"Ohiya,makasih bu."aisyah meletakkan Baksonya dimeja. Ibu pelayan itu mengangguk lalu berjalan menjauh kembali melayani beberapa pembelinya.

Aisyah kembali melihat kearah tadi. Tapi sosok yang mencurigakan itu sudah tak ada. Mungkin itu hanya alusinasinya saja. Aisyah mengangkat bahu lalu memilih untuk menikmati Bakso panasnya.

~~~~~~

Zayn menatap hamparan rumput didepannya dengan tatapan kosong.  Desiran-desiran halus yang dihasilkan oleh angin malam tak membuatnya berkutik. Ia tetap seperti itu sejak 20 menit yang lalu.

Ia menghela nafas.

Tadi itu hampir saja. Hampir saja Aisyah melihatnya. Untung saja ada ibu penjual itu. Kalau tidak, ia pasti akan diketahui Aisyah bahwa dirinya masih ada Diindonesia.

Ya. Sejak ia memutuskan untuk pergi,Sebenarnya ia tidak benar-benar pergi. Ia hanya pergi dari rumah itu tanpa meninggalkan Indonesia. Ia berfikir untuk tinggal lebih lama disini. Ia tak bisa pulang tanpa membawa Aisyah. Walaupun itu sangat mustahil.

Tapi untung saja Aisyah tidak menyadarinya. Dan untung saja ia segera menyadarinya dan cepat pergi dari sana.

"Zayn?"

Zayn memutar tubuhnya. Gigi berdiri disana dengan jaket dan sebuah kupluk dikenakannya. Zayn mengabaikan gigi dan kembali menatap hamparan rumput.

Gigi menghela nafas. "Kau masih marah denganku ya?"

"Tidak."

"Lalu kenapa kau bisa ada disini? Untung saja kita bertemu disini. Sekalian ada yang ingin aku sampaikan."

"Itu bukan urusanmu.Ada urusan apa lagi? Bukankah semuanya sudah selesai? Sekarang Aisyah sudah meninggalkanku. Dan kau berhasil atas rencanamu."ujar Zayn dengan sinis. Gigi mencebikkan bibirnya yang dipoles lipstick merah merona itu.

"Aku tahu. Tapi aku harus menjelaskan semua ini sebelum semuanya terlambat."

Zayn melipat tangannya didepan dada. "Cepatlah. Aku tak punya waktu banyak. Jangan membuang waktuku."

"Aku hamil."

~~~~~~~

Prangg!

Love You Because ALLAH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang