41. End Of The Problem

2.6K 129 0
                                    

Liam memarkirkan mobilnya di parkiran salah satu restoran yang dipilih Zayn untuk menemui seseorang. Zayn keluar dari mobil setelah mobil terparkir dengan rapi. Liam memutar bola matanya melihat ketidak sabaran sahabatnya itu. Ia bergegas turun mengikuti Zayn yang sudah masuk ke dalam Restoran.

Bunyi nyaring terdengar di penjuru ruangan ketika Zayn membuka pintu restoran itu. Ia melihat sekeliling dan menemukan orang yang ingin ditemuinya sedang duduk santai dipojok ruangan. Zayn segera melangkahkan kakinya kesana diikuti Liam dibelakangnya.

"Ah,kau?"orang itu melihat Zayn segera bangkit dan menjulurkan tangannya. Zayn menatap uluran tangan itu dan membalasnya singkat.

"Ya. Aku Zayn malik. Mantan kekasih dari Gigi. Tak perlu basa-basi,aku hanya ingin meluruskan sesuatu disini."ujar Zayn. Pria didepannya hanya tersenyum tipis dan mempersilahkan Liam dan Zayn untuk duduk.

"Ini sahabatku,Liam."ujar Zayn singkat. Pria didepannya hanya mengangguk sembari tersenyum tipis.

"Baiklah,langsung saja keintinya. Tapi,sebelum itu aku ingin bertanya sesuatu. Kenapa kau repot-repot mencari tahu tentang ini? Sedangkan kau sudah putus dengan Gigi."tanya Pria itu. Zayn mendengus.

"Itu bukan urusanmu,dan lanjutkan tentang urusan kita."balas Zayn tegas. Pria didepannya tertawa kecil seakan itu hanya hal yang lucu.

"Baiklah. Tanyakan apapun yang kau mau."

"Pertama,apakah kau pernah berkencan dengan Gigi sebelumnya?"tanya Zayn dengan mata yang mengintimidasi. Tapi sepertinya pria didepannya tak merasa sama sekali. Ia hanya tersenyum tipis.

"Ya." jawab pria itu.

"Apa kalian pernah tidur bersama?"kali ini Liam yang bertanya. Ia menatap pria itu dengan tatapan datar namun tersirat intimidasi disana.

"Ya. Kami pernah melakukannya,tapi hanya sekali karena Gigi selalu menolak ketika ku ajak."jawab pria itu lagi.

"Apa saat itu kau memakai pengaman? Atau kau—"Zayn memotong ucapannya,seakan mengerti pria itu mengangguk.

"Ya. Aku ingat saat itu adalah aku memakai pengaman. Dan aku yakin,itu tidak akan bocor karena itu kualitas mahal."pria itu tersenyum. Zayn mendecih dalam hati.

Liam dan Zayn saling berpandangan. Zayn menghela nafasnya pelan. Sepertinya bukti saat ini belum membuktikan apapun.

"Baiklah. Terima Kasih atas waktumu. Kami akan pergi."ujar Liam. Mereka berdua bangkit,namun pria itu menahan lengan Zayn.

"Apa kalian tidak bertanya apakah aku memaksanya atau tidak?"ucap pria itu.

"Kurasa tidak,karena itu tidak terlalu penting."

"Ya. Menurutmu memang tidak penting. Tapi ini akan sangat penting jika aku ceritakan. Jika kalian mendengarkan ceritaku ini sedikit saja,ku yakin kalian akan menemukan buktinya."Balas pria itu. Liam dan Zayn berpandangan,lalu Zayn memilih untuk duduk kembali.

"Baiklah ceritakan semuanya!"

Pria itu tersenyum."malam itu,Gigi menolak ajakanku. Aku memaksanya,tapi walaupun begitu ia memberontak. Tak ada cara lain,aku—ya ini seperti pemerkosaan,tapi sebenarnya bukan. Aku mengikatnya dan kami melakukannya. Keesokan paginya,aku menyadari bahwa aku tidak memakai pengaman sama sekali. Dan aku sangat yakin,bahwa saat itu adalah masa subur Gigi."jelas pria itu. Zayn terkejut,begitu juga dengan Liam.

Love You Because ALLAH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang