20. Aisyah Parents

2.8K 153 1
                                    

Happy reading^^

******

Zayn memandang kagum melihat interior rumah Aisyah yang begitu Indah. Walaupun tak terlihat mewah,namun suasana rumah ini begitu hangat. Zayn merasa ia merindukan rumahnya sekarang.

Aisyah berjalan memasuki rumah dengan Zayn disebelahnya. Ia masih sibuk mengatur detak jantungnya yang berdetak cepat seiring kaki mereka yang semakin dekat dengan ruang keluarga. Ia rasa,Ayah dan Bundanya sudah menunggu disana. aisyah takut,bunda maupun ayahnya kecewa terhadapnya karena tak mematuhi ucapan mereka.

Bodoh. satu kata yang cocok untuk Aisyah saat ini.

Zayn tak dapat berbicara apa-apa ketika mereka sampai diruang keluarga. Ia melihat ibu dan ayah Aisyah yang memandang mereka dengan ekspresi tak terbaca. Ia yakin,ada kemarahan disana. Apalagi dimata sang ayah. Zayn menenguk ludahnya susah payah. Ia melirik Aisyah yang sama sama membeku.

"Kesini nak.."Suara lembut milik Sang Bunda membuat Aisyah berjalan pelan menuju sofa ruang keluarga. Dibelakangnya,Zayn mengikuti.

Ia duduk didepan sang Bunda sedangkan Zayn berhadapan dengan Sang Ayah. Mereka seperti tersangka yang tengah diselidiki.

"Nak,ada urusan apa artis ini sampai bisa ada disini bersamamu? Dan bagaimana kalian bisa ada diacara itu berdua?" Tanya Sang ayah To the Point. Ayahnya memang orang yang tak memerlukan basa-basi. Apalagi urusan penting seperti ini.

Aisyah menelan ludahnya.

"Begini ayah...Aku dan Zayn,Bertemu di Restoran. Kami tidak sengaja bertabrakan dan dia menumpahkan segelas cokelat diCardinganku. saat itu aku berharap tak lagi bertemu dengannya. Tapi Allah sepertinya menakdirkan kami bertemu kembali."ujar Aisyah. Ia melirik pada Zayn yang masih diam.

"Trus?"tanya Sang Ibu tidak sabaran.

"Aku dan Dia ketemu lagi direstoran yang sama. Saat itu aku makan siang sama kakaknya Jean. Teman aku yang di London. Trus aku ketemu dia. Sudah kedua kalinya aku ketemu sama Zayn. Yang ketiga kalinya...—"Aisyah menggantung ucapannya. Ia melirik takut-takut pada Sang bunda dan Ayah yang menatap penasaran padanya.

"Saat itu,aku habis dari rumah Jean. Saat aku pulang,aku ngeliat Nenek-nenek mau nyebrang. Tapi,Saat itu juga ada Motor yang ngelaju. Dan yang bawa motor itu adalah zayn. Dia frustasi karena putus dengan pacarnya gigi. Bunda pasti tahu."

Bunda Aisyah mengangguk. Aisyah menghela nafas. Ia ragu apakah ia harus menceritakan kejadian sebenarnya?

"Aku berusaha nyelamatin nenek itu dengan narik tanganya. Tapi mungkin aku nariknya terlalu kenceng,Aku jatoh sama nenek itu. Kepala aku kejedot trotoar. Untung ada Zayn yang mau tanggung jawab dan bawa aku kerumah sakit."Lanjut Aisyah. Ekspresi cemas plus khawatir langsung nampak diwajah Bunda dan Ayahnya.

"Aisyah gak papa. Besoknya Aisyah udah sembuh kok."ujar Aisyah membuat Ekspresi cemas terganti dengan ekspresi  kelegaan.

"Dan yang ke empat kali,Di acara itu. Itu cuma acara kumpul-kumpul buat para artis. Dan kenapa aku bisa ada disana karena..."


Aisyah kembali memotong ucapannya. Zayn memandang malas padanya. Rasanya ia ingin membuka mulut saat ini juga. Tapi sepertinya memang seperti itu.

Zayn berdehem. Ia harus bicara sekarang juga. Lagipula,ia yakin orang tua Aisyah dapat mengerti dengan apa yang diucapkannya.


"Maaf memotong. Aku akan menjelaskan bagaimana Aisyah bisa bersama denganku di Acara itu." Ujar Zayn. Raut mengerti tercetak jelas diwajah Ayah Aisyah. Sedangkan bundanya hanya diam. Mungkin tidak mengerti.

"Saya meminta bantuan Aisyah untuk menjadi Kekasih saya. Bukan dalam kenyataan, tapi hanya Formalitas semata. Jika saya tak membawa Aisyah dalam acara itu,Karir saya yang akan menjadi Taruhannya."

Aisyah terbelalak begitupun dengan Aisyah. Ekspresinya menunjukan kalau ia begitu marah. Bagaimana tidak marah? Anaknya dijadikan sebagai kekasih pura-pura? Dan pria itu lebih mementingkan Kariernya daripada Perasaan Aisyah?


Aisyah yang melihat Ayahnya yang hampir bangkit menahan ayahnya agar tetap duduk. Wajahnya terlihat panik. Ia tidak ingin terjadi perkelahian disini. Sang bunda yang merasa heran juga menahan suaminya yang hampir memukul wajah tampan didepannya.


"Ayah..ayah tenang dulu.."Ucap Aisyah.

"Gimana ayah mau tenang!? Pria ini benar-benar keterlaluan! Dia menjadikanmu sebagai pajangan semata!? Kamu kira ayah akan tenang!?" Jawab Ayahnya dengan berapi-api. Zayn yang diam sedikit merasa takut juga. Bagaimanapun ia tahu ia salah mengatakan kalimat itu.

"Maaf. Saya mohon pada Anda Agar menahan emosi anda. Ucapan saya belum selesai."Ujar Zayn dengan tenang. Ayah Aisyah mendengus lalu menepis tangan Aisyah dipundaknya. Kembali duduk dengan tenang.

"Saya tahu kalau yang saya lakukan adalah salah. Tapi saya tidak akan melakukan hal itu lagi. Karena saya ingin Aisyah menjadi Kekasih saya yang sebenarnya."Lanjut Zayn.

Aisyah dan Ayahnya kembali terbelalak kaget. Kali ini ayahnya benar-benar akan memukul wajah tampan didepannya ini.


"Kau gila huh!? Setelah kau melakukan ini pada putriku kau akan melakukan hal yang gila lagi!? Tidak akan!"

"Zayn! Apa yang kau lakukan!?"Aisyah mendesis menatap tajam Zayn.

"Saya bersungguh-sungguh dan saya benar-benar tidak berbohong. Anda bisa memegang janji  saya bahwa saya bisa membahagiakan Putri anda."Ujar Zayn tegas tanpa keraguan dikalimatnya. Ayah Aisyah tertawa sinis.

"Ohya? Baiklah. Aku memegang janjimu. Jika kau benar-benar serius dengan putriku,kau harus melakukan satu hal."

Zayn terdiam begitupun dengan Aisyah. Menunggu kalimat yang akan dilanjutkan oleh sang Ayah.


"Berhenti dari pekerjaanmu!"

Aisyah dan zayn terbelalak kaget.

"Ayah,Zayn itu artis! Dia gak bisa berhenti gitu aja..dia—"

"Ai.."Zayn memotong ucapan Aisyah. Ia memandang Ayah Aisyah dengan Serius."Baiklah. Saya akan Vakum selama 3 Bulan. Bagaimana?" Tawar Zayn. Aisyah menutup Mulutnya dengan tangannya.

"Zayn kau gila!? Kau harus menjalankan Karirmu! Bagaimana kata fansmu nanti?!" Teriak Aisyah. Ia tak menyangka akan menjadi seperti ini. Zayn benar-benar sulit ditebak.

"Tak apa,Ai..Vakum selama 3 Bulan hanya sebentar bagiku. Fansku akan mengerti. Lagipula,aku ingin bersantai selama masa Vakumku. Kau diam oke?"

Tatapan Zayn seolah meyakinkannya. Aisyah menghela nafas lalu mengangguk.

"Oke.."Zayn dan Ayah Aisyah berjabat tangan.


Aisyah yang melihat itu hanya bisa diam. Ia tak menyangka dengan apa yang dilakukan oleh Zayn. Tak pernah terfikir olehnya pria itu sampai melakukan hal yang begitu ekstrim.atau itu hanya Bualannya semata agar tak dipukuli oleh Ayahnya? Entahlah,hanya tuhan dan Zayn yang tahu.


*********

Love You Because ALLAH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang