57

4.9K 139 7
                                    


Ara langsung berlari memeluk dito,bian yang melihat pemandangan itu mendadak canggung.

"Hallo cintanya om.."dito merangkul ara dan langsung mengendongnya,"jahat nie,ara nggak pernah main ke rumah om lagi?"

"Hai beb,"sapa riri pada dito yang lagi asik bercanda dengan ara,"eh ada bian juga ,hai bi,apa kabar?"

"Hai ri,"balas bian,"ini toko kue punya lo?"

"Bukan,ini milik unda ala?"sahut ara sambil melotot kearah bian,

"Oya,bunda nya ala siapa namanya.."tanya bian lagi,dito dan riri saling pandang dengan was was.

"kata unda,ala nggak boleh kasih tahu nama unda sembarangan?"

"Kenapa?"tambah bian penasaran.

"Anak pintar"batin riri lega.

"Om kepo deh"ucap ara dengan mengerucutkan sedikit bibirny yang dibalas gelak tawa oleh riri,bian dan dito.

"Ara ingat sama om?"bian menunjuk dirinya sendiri,yang dibalas anggukan oleh ara"kenapa tadi waktu om samperin ara lari?"

"Ala takut,nanti om culik ala"balas ara polos.

"Emang tampang om,mirip penculik ya?"tanya bian sedikit kesal"

"Mirip banget om" kali ini dito yang menjawab."udah ya cinta om dito jangan ladenin om gelo ini,puciiiiiiiiing nanti pala ala"

"Tante lili,ikut unda"rengek ala sambil mengulurkan tangannya minta gedong'

Riri pun segera megangakat badan ara lalu menggendongnya,lalu meninggalkan bian dan dito.

"Beb,cepetan kita mau fetting baju nanti sore"teriak dito keras yang sama tidak direspon riri.

"Lo beneran jadi nikah ?"tanya bian masih tak percaya"kok gue ragu ya nyet sama lo"

"Kurang ajar lo"dito melempar tisu bekas kearah bian."jangan samain gue sama lo,beda jauh"

"Ya iyalah beda jauh,lo kodok gue pangeran"balas bian sambil ketawa ngakak,"ibaratnya itu bumi sama langit'gue langitnya lo buminya....haahahahahhahahah"

"Seneng banget lo kayaknya ngehina gue kaya gitu"kata dito datar "terusin bi,sampai lo puas,kalau itu buat lo seneng"

"Cih"bian membuang muka"lebay lo"

Bian kemudian beranjak dari tempat duduknya,"gue mau ketemu ara dulu dit,sekalian balik kekantor"

"Jangan"

"Kenapa?"bian menatap bingung kearah dito"gue cuma mau ketemu ara,bukan ketemu riri"

"Eh,mkasud gue jangan lama lama"balas dito sambil nyengir"gue mau nebeng soalnya."

"Bodoh lo dito..bodoh"rutuk dito kesal"sekalian yuk bi,gue juga mau pamitan sama riri,lo duluan sana biasanya mereka ada didapur,gue mau habisn minuman"

Lagi lagi dito keceplosan menyebutkan tempat biasa mereka kumpul bersama alika,dengan kesal dito mebepuk jidatnya sediri."begok"

"Lo kenapa sih nyet,aneh banget"tanya bian curiga,dan kemudian pergi meninggalkan dito.

Dito segera mengirim pesan singkat ke ponsel riri,tapi upaya dito itu sia sia,dito melihat alika sedang berjalan santai menuju dapur bersama ara digendongnya,dan mata bian pun menatapnya tak percaya setelah melihat alika dari kejauhan.

Bian langsung mempercepat langkahnya untuk menyusul alika.

"Aaaaaaaaaaaaaal.."pekik bian keras.

Deg

"Suara itu"hati alika mulai gelisah,alika sangat hafal suara itu,

Bian memeluk alika dari belakang"aku kangen kamu al"

"Lepasin om,jangan peluk peluk unda ala"gadis kecil itu mencoba melepaskan tangan bian dari badan bundanya.

"Apa bunda?"bian terlihat kaget mendengar rengekan ara."ini bunda kamu?"

"Ya,ini unda ala! Dan om jangan peluk lagi,nggak boleh"

"Tapi om kangen,sama bundanya ara"

Alika diam tak bergeming dari tempatnya,air matanya sudah mulai membanjiri pipi mulusnya,ara yang melihat bundannya menangis segera memeluk alika erat.

"Unda,unda kenapa menangis?om jahat,om telah buat unda ala nangis 'om jahat"

Riri yang melihat peristiwa itu memilih diam,dan tidak ikut campur.

Alika menurunkan ar dari gendongannya,dengan pelan alika memberi penjelasan agar ara ikut dengan tante riri didalam dapur.dengan polosnya gadis kecil itu menuruti apa kata bunda nya,dan berlari menyusul riri.

"Kita perlu bicara"kata alika sambil berjalan kearah ruangannya dan diikuti bian dari belakang.

############

"Sekarang mau kamu apa?mengambil ara dari ku?jangan mimpi"ucap alika ketus.

Bian meraih tangan alika tapi langsung ditepis oleh yang punya tangan.

"Apa kamu tahu al,aku selama ini mencari kamu kemana kemana,kenapa kamu tunggalin aku gitu aja,malam itu"

Alika berusaha keras agar tidak terlihat lemah dimata bian.

"Meninggalkan?apa maksud mu,tuan bian?"

"Kau calon istri ku al,tapi kenapa kamu meninggalkan ku saat kita akan menikah"

"Menikah,jangan mimpi kamu bisa menikahi ku tuan bian"

"Aku mencintaimu al"bian dengan terpaksa memeluk alika dengan erat,walau wanita itu meronta ronta ingin dilepaskan."aku sangat merindukan mu sayang,sangat merindukanmu.

"Aku juga mencintaimu bian"batin alika perih.

Air mata alika perlahan mulai menetes,alika tidak bisa membohongi perasaannya sendiri,kalau dia juga sangat merindukan bian.buru buru alika menyeka air matanya dan kembali menunjukkan sifat angkuhnya.

"Lepaskan saya tuan bian,atau saya akan panggil satpam"ancam alika.

"Panggil saja kalau kamu mau,atau kalau mau panggil polisi juga silahkan,apa aku salah memeluk calon istri ku sendiri,apa aku perlu panggil media untuk mengekpos semua ini,seorang pengusaha muda Bian praja danuarta sedang berpelukan dengan seorang wanita pemilik toko kue,yang ternyata wanita itu adalah calon istrinya dulu yang melarikan diri.

"Kau gila tuan bian,lepaskan aku"

"Seharunya kamu juga senang al'aku peluk seperti ini.aku akan melepaskan mu,dengan syarat kamu harus pulang'"

"Nggak"

"Mommy pasti senang al,kalau kamu pulang,apalagi sama ara,kamu tahu nggak,mommy sering sakit sakitan karena mikirin kamu."

Alika tahu kalau saat ini bian sedang berbohong,baru kemarin alika bertemu mommy ditokonya ini,dan mommy mengajak ara bermain bersama deddy juga.

My Brother ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang