06:20
Vira sudah siap dengan seragam putih abu-abunya. Seragam kebanggaan anak SMA. Ia sekarang tengah memasukkan buku-buku pelajaran untuk hari ini. Setelah selesai dengan aktivitas tersebut, segera ia membuka pintu kamarnya dan berjalan menuruni anak tangga untuk sarapan bersama keluarganya.
Vira tesenyum, tampak sangat bahagia sambil berucap,"Morning," kata-kata yang setiap hari diucapkan Vira untuk menyapa keluarganya di meja makan.
Dan setelah Vira turun dari lantai atas, senyum bahagianya itu seketika menghilang bak ditelan bumi. Menguap tersamarkan oleh udara. Manik mata Vira melihat sesosok spesies playboy sedang duduk di meja makan bersama keluarganya. Seseorang yang sama sekali tak diharapkan kedatangannya bagi Vira.
'Et dah, pagi-pagi udah ngelihat makhluk astral ini, bikin mata gue sepet ajah.' gerutu Vira dalam hati.
"Morning sayang," ucap Lili setengah berteriak membuyarkan lamunan Vira. Vira berjalan mendekati meja makan yang sudah dihidangkan makanan untuk sarapan.
"Hai sayangku!" Tian berseru sambil tersenyum manis kepada Vira yang duduk di depannya. Vira mengerjapkannya beberapa kali sampai akhirnya ia membalasnya.
Vira membalas senyuman itu dengan terpaksa, "Iya sayangku, kok pagi-pagi udah disini?" Vira mencoba berbasa-basi. Sungguh mereka patut diberi anugrah aktor dan aktris terbaik di tahun ini. Dalam hati Vira, berbagai umpatan sudah ia lontarkan, mengingat Tian yang seperti itu.
"Mulai sekarang aku setiap hari jemput kamu sekolah," Ucap Tian yang masih memperlihatkan senyuman manisnya. "
Uhuk...uhuk..." Vira memukul-mukul dadanya karena tersedak akibat ucapan Tian barusan. Sungguh? Demi apa?
"Aduh sayang pelan-pelan dong makannya," Tian menyodorkan segelas susu untuk Vira. Duh romantis sekali.
"Duh so sweet." ucap Lili yang sedari tadi mengamati tingkah mereka.
Setelah Vira menghabiskan segelas susunya ia segera berdiri, "sayang yuk berangkat, nanti telat loh." Vira menampilkan senyuman manis, terpaksa (lagi).
Vira mengahampiri Mami dan Papi nya lalu mencium punggung tangan mereka, Tian juga melakukan hal yang sama. "Mi, pi Vira berangakat dulu yah, Assalamualaikum," pamit Vira kepada orang tuanya.
"Waalaikumsalam." balas Lili dan Bagus bersamaan.
"Saya juga berangkat dulu ya om, tan," Kini Tian yang berpamitan.
"Iya hati-hati yah sayang, Tian jangan ngebut yah bawa motornya." peringat Lili.
"Siap tan," seru Tian sambil berhormat dan tak lupa menampilkan gigi putihnya yang tersusun rapi.
Mereka berjalan berdua keluar rumah dan berjalan menuju motor ninja Tian yang sudah menunggu mereka sedari tadi. Tian sudah berada di atas motornya namun Vira masih berdiri di sampingnya.
"Lo nggak naik?" tanya Tian sambil menaikkan satu alisnya. Dilihatnya Vira masih berdiri tak jauh dari motornya. "Ya naiklah," jawab Vira.
"Terus ngapain lo masih berdiri di situ?" Tian menunjuk Vira dengan dagunya.
"Gue nggak bisa naik," Vira berucap datar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Open Your Heart (Complete)
Roman pour AdolescentsKepercayaan itu seperti sebuah kaca. Bilamana kaca itu pecah. Karena sengaja atau tidak sengaja, tetap saja kaca itu akan pecah. Bila kaca sudah pecah, walaupun sudah direkatkkan kembali, bekasnya akan masih terlihat. "Ada dua pilihan, pertama tetap...