TIGAPULUHENAM

10.2K 372 9
                                    

Kalau mau join grup. DM aja yah.

Tian menatap Vira dengan mata yang memancarkan penuh penyesalan. "Vir, gue tau, gue selalu buat lo sedih, selalu buat lo nangis, buat hati lo sakit, buat lo kecewa, dan semua kesalahan yang gue lakuin ke lo gue minta maaf. Gue tau permintaan maaf dari mulut gue enggak bakal bisa buat lo lupa akan rasa sakit. Tapi, tolong terima permintaan maaf gue," ucapnya dengan lembut kata demi kata.

Hati Vira merasa tersentuh dengan perkataan Tian yang mampu menembus lagi dinding pertahan Vira. Vira tau bahwa hatinya sebenarnya masih untuk Tian. Tapi Vira tak ingin hatinya terluka kembali.

Vira tersenyum lembut. "Oke, gue maafin lo," jawabnya.

Tian menghembuskan napas leganya. "Makasih Vir, emang enggak salah orang tua gue milih lo. Gue nya aja yang bodoh, bisa-bisanya nolak lo dulu."

Sudut bibir gadis itu pun terangkat. Gadis itu tersenyum. "Kita, temenan aja ya?" ucapan gadis tersebut mampu membuat Tian tersentak kaget. Tiba-tiba hati Tian terasa ditusuk-tusuk oleh pedang panjang. Apakah itu yang namanya di tolak oleh orang yang ia cintai. Wajar saja Tian belum pernah ditolak oleh gadis manapun.

Hanya seorang, hanya seorang yang mampu menolak Tian. Yaitu Vira, Vira yang duduk di sebelahnya. Vira yang sedari tadi dipandangi oleh Tian. Vira yang selama ini ia inginkan. Vira yang selama ini membuatnya jatuh cinta.

"Apa ini—" Tian yang yang akan berbicara, namun Vira mendelik tajam ke arah Tian. Mengisyaratkan untuk diam. Akhirnya Tian diam tanpa melajutkan perkataannya tadi yang terpotong.

"Gue. Butuh waktu, Yan. Kita temenan aja dulu. Lo buat gue percaya lagi sama lo. dan kita liat aja nanti apa gue bisa sama lo lagi. Juga, Ini enggak ada hubunganya dengan masalah Tasya kemarin. Atau bahkan dengan kak Aldi. Bukan itu alasannya. Ini semua murni keputusanku, Yan." Vira menatap Tian yang terlihat kecewa. Kecewa akan keputusan Vira. Vira tau itu. Namun, keputusannya sudah bulat.

"Sebelum gue mutusin ini, gue sudah memikirkannya, Yan. Gue udah berpikir matang-matang. Dan inilah keputusan gue. Semoga lo terima keputusan gue."mata gadis itu mulai berkaca-kaca.

"Makasih, lo udah pernah datang di kehidupan gue. Makasih, lo udah pernah jadi bagian dari masa lalu gue, gue akan selalu mengenangnya. Makasih, lo udah buat hari-hari gue berwarna. Makasih, berkat lo masa SMA gue terasa indah dengan datangnya cinta. Makasih, lo pernah buat gue ngerasaan apa itu yang namanya cinta, mungkin cinta monyet lebih tepatnya. Makasih, atas semua perhatian yang lo berikan ke gue," tak terasa air matanya turun membasahi pipinya. Gadis itupun menunduk.

"Makasih juga, lo pernah ngasih tau rasanya sakit hati ke gue," lanjutnya dengan kepala yang masih tertunduk.

Tian merasa tersentil tepat di bagian hatinya, saat mendengar perkataan Vira. Sungguh Tian tak menyangka bahwa Vira akan berkata seperti itu. "Vir," tangan Vira terangkat ke atas saat Tian akan berbicara. Vira mengisyaratkan Tian agar tetap diam. Tian pun menurutinya. Di detik kemudian Vira mengusap air matanya kasar dan kembali mendongak dan menatap Tian.

"Kita temenan aja ya," gadis itupun tersenyum. "Lo bisa cari wanita lain yang lebih baik dari gue. Yang enggak egois kayak gue, yang bisa memberi lo kepastian, enggak seperti gue yang ngegantungin lo, yang enggak munafik seperti gue, yang berkata jujur saat dia benar-benar sayang ke lo, enggak seperti gue yang selalu jaim. Yang enggak pernah berani ngucapin sayang ke lo. Gue itu pengecut. Cerewet. Suka marah-marah. Dan lo cari cewek yang bisa percaya ke lo," Tian menggeleng kepalanya.

Tian tak setuju dengan perkataan Vira. Tian suka Vira yang apa adanya. Vira sudah cukup baik di mata Vira. Namun, kenapa Vira berpikiran bahwa Vira terlalu buruk di mata Tian. Itu semua salah Vira, salah.

Open Your Heart (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang