TIGAPULUHEMPAT

9K 380 9
                                    

Grup chat masih open member. Buat yang belum join, buruan gih join.
Add id line : dilafebrna
Terus bilang aja mau join. Atau kalian bisa tulis di komentar id line kalian.
Thanks buat readers yang sudah vote dan komen.

"Mi, Vero mana?" ucap Vira saat ia melangkahkan kakinya menuruni tangga menuju ke lantai bawah. Di ruang meja makan, Lili dan Bagus sudah duduk sedari tadi menunggu Vira untuk ikut bergabung untuk makan.

Merasa dirinya dipanggil, Lili pun menoleh ke arah Vira. Karena posisi Lili memunggungi tangga. "Udah berangkat, katanya ada urusan penting," jawab Lili.

Vira mendengus sebal. "Loh, kok Vira ditinggal sih?" tanya Vira saat sudah duduk di kursi meja makan. Lalu mencomot roti yang sudah disiapkan. "Dasar, adik durhaka. Awas aja," gerutu Vira sambil mengolesi selai stroberi ke rotinya.

Lili menyodorkan segelas susu kepada Vira. "Katanya, nanti nak Tian bakal jemput kamu," Vira tersedak seketika, setelah mendengar bahwa Tian akan menjemputnya.

Tiba-tiba suara klakson terdengar di depan rumah Vira. "Tuh, nak Tian udah dateng, buruan gih. Kasian dia nunggu lama nanti," ucap Lili. Vira menghembuskan napas panjang.

Kenapa orang yang saat ini tak ingin Vira temui, sekarang sudah berada di depan rumahnya. Vira belum siap untuk bertemu dengan Tian. Mungkin masalah kemarin punya pengaruh besar dalam hal ini.

Vira berpikir, mungkin nanti diantara mereka berdua akan terasa canggung. Secara, kemarin Vira bersikap tak baik kepada Tian. Menyuruh Tian untuk pergi. Menyuruh Tian untuk tidak mengurusi hidup Vira lagi. Padahal itu semua hanya sandiwara semata. Agar dengan Tian menjauh masalah akan terselesaikan.

Namun hal tersebut berdamapak seperti ini. Vira malu untuk bertemu Tian. Entah apa yang akan Vira lakukan nanti ia tak tau. Mungkin untuk sekarang bersikap seperti biasa saja.

Ketika Vira sampai satu langkah di depan pintu, ia berhenti. Merapikan seragam yang ia kenakan. Asal kalian tau, seragam Vira memang sebenarnya sudah rapi, Vira-nya saja yang terlalu heboh. Setelah merapikan seragamnya, Vira beralih merapikan rambutnya.

Di deti kemudian, gerakan Vira terhenti tiba-tiba. "Eh, ngapain gue heboh dandan kayak gini. Kayak mau ketemu pacar aja,"gumam Vira, kemudian ia menurunkan tanganya dari rambutnya.

Vira memutar bola matanya malas. Lalu ia membuka pintu rumahnya. Ia mengatur napas yang entah kenapa tak teratur. Detak jantungnya juga berdetak lebih cepat.

Vira memegang dadanya, tepat dimana jantungnya berada. "Ngapain gue deg-deg-an sih, kayak mau ulangan fisika aja," gerutu Vira.

Setelah dua langkah keluar dari rumah. Vira merasakan bahwa ada sesuatu yang ia tendang. Dengan gerakan refleks Vira menundukkan kepalanya, melihat apa yang baru saja ia tendang. Vira menegrutkan dahinya, bingung.

Setangkai mawar merah sudah tergeletak manis di lantai teras rumah Vira. Benda itu lah yang tadi ditendang oleh Vira. Karen arasa penasaran yang sudah menjalar di tubuh Vira, akhirnya ia mengambilnya. Terdapat kertas kecil yang sengaja direkatkan di tangkai bung tersebut.

Selamat pagi bidadari cantik :) . Jangan lupa tersenyum ya :)

Begitulah kaliamat yang tertulis di kertas kecil tersebut. Entah kenapa setelah Vira membacanya, suduk bibirnya terangkat, membentuk senyuman menghiasi wajahnya.

Bukannya kepedean atau apalah itu. Vira tau bahwa orang yang memberinya bunga itu pasti Tian. Siapa lagi coba, yang berani memberi setangkai mawar dipagi hari seperti itu. Mungkinkah Vira mempunyai secret admirer?

Open Your Heart (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang