DUAPULUHTIGA

10.1K 372 38
                                    

Baca sampai bawah ya 😉


"Kalo hitungan ketiga kamu buka ya mata kamu...satu...dua...tigaa..." Vira pun membuka matanya dan membulatkan matanya. Ia juga mengerjap-ngerjapkan matanya tak percaya apa yang ia lihat.

"Kyaaa...adek gue." pekik Vira berlari dan memeluk adik kandung satu-satunya.

"Ka...kak...gu..e..nggak...bi..sa..na..pas." Vira pun melepas pelukannya. Sedangkan Lili hanya menggeleng-nggeleng kepalanya melihat tingak kedua anaknya tersebut.

"Hehe sorry kebawa suasana." ucap Vira cengengesan.

"Ck!ternyata masih sama, masih lebay." cibir Vira yaitu Vero Immanuel Angkasa atau yang biasa dipanggil Vero.

"Ih lo juga masih sama, masih dingin." Vira menoyor kepala Vero.

"Udah-udah jangan berantem kayak anjing dan kucing." Lili mencoba melerai kedua anaknya. Mereka berdua selalu bertengkar.

"Ya enggak apa-apa mi, aku kucing dia anjingnya." ucap Vira yang menunjuk dirinya dan kemudian Vero.

"Ah bodo amat. Gue mau tidur. Capek ngomong sama mak lampir." Vero pun melenggang pergi meninggalkan Vira yang sedang kesal karena dibilang mak lampir oleh adiknya sendiri.

Vero pun menjatuhkan badannya ke atas kasur. Ia sangat merindukan kamar itu. Sudah lama tak merasakan tidur di kamar tersebut. Semua rasa lelah terasa hilang dan tak lama kemudian Veropun tertidur.

•●•

Sore pun sudah berganti ke malam. Sebuah keluarga tengah terduduk di meja makan. Vira, Vero dan juga Lili sedang menikmati makan malam sedangkan Bagus, Papi Vira sedang pergi ke luar kota.

"Vero. Kamu sekolah di sekolah yang sama sama kakak kamu ya." Lili membuka percakapan setelah mereka selesai makan.

"Iya mi, terserah mami." jawab Vero.

"Yey ada temen berangkat yeyy." ucap Vira kegirangan.

Vero berdecak melihat tingkah kakaknya yang alay bin lebay seperti anak kecil. Padahal yang termuda adalah Vero namun sikap Vira seperti anak kecil.

"Kan tiap hari kamu berangkat sama nak Tian kan." ujar Lili dan membuat Vero menatap Lili dan Vira bergantian.

"Itu mah beda mi." sahut Vira.

"Iya beda. Berangkat bareng pacar dan berangkat bareng adik kan beda." timpal Vero dan membuatnya mendapat tatapan tajam dari Vira.

"Iya kan mi?" lanjut Vero bertanya kepada Lili. Lili hanya mengangguk.

Vira pun menjitak kepala Vero dan membuat Vero mengaduh kesakitan.

"Aduhh kak. Lo badan kecil tenaga kuli, kuat banget." gerutu Vero dan langsung pergi sebelum kakaknya marah.

"Vero! Awas lo ya!" seru Vira dan mengejar Vero.

•●•

Vira sedang duduk di sofa ruang keluarga. Kemudian datanglah Vero yang baru saja keluar dari kamarnya karena bersembunyi dari amarah kakaknya. Vira menatap tajam ke arah Vero.

"Ampunn kak...damai, damai." Vero mengangkat jari telunjuk dan tengahnya membentuk V.

Vira mengalihkan pandangnya dan kembali bermain dengan ponselnya. Vero pun duduk di sebelah Vira. Vira hanya melirik sekilas lalu kembali dengan ponselnya.

"Man..." panggil Vira

"Ih kok man sih kak. Manggilnya Vero kak V.E.R.O ." jawab Vero dengan penekanan di akhir kalimat.

Open Your Heart (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang