Halo semua.
Jangan lupa baca cerita aku ya yang baru judulnya OUR STORY. Kalo suka tambahlah ke perpus atau ke reading's list kalian.•●•
"Kenapa lo enggak bilang?"
"Lah lo asal nyeret aja, lo kira gua apaan?" Vira mengerucutkan bibirnya, kesal. Pasalnya manusia di depannya ini begitu sangat menyebalkan. Asal narik aja enggak tau masalahnya, tapi sok tau.
"Hehe, ya maaf kebawa suasana sih." Tian menggaruk-garuk tengkuknya yang tak gatal sambil cengengesan.
"Bodo amat." Ketus Vira.
"Ngambek ni ceritanya? Ya maaf lah tadi gue khilaf."
"Serah." Vira masih kesal dan membuang mukanya kearah lain.
"Maaf kan panggeran Bastian ini ya tuan Putri Vira yang cantik."
"Boda amatlah, sono pergi gue masuk." tanpa ba-bi-bu lagi Vira meninggalkan Tian dan masuk ke dalam rumahnya.
•●•
"Adik durhaka lo, ngapain lo biarin gue pulang sama si Tian tadi." Ucap Vira menggebu-nggebu setelah masuk ke dalam kamar Vero. Vero pun hanya menatap sekilas kemudian kembali fokus lagi ke layar ponselnya.
Vira yang geram langsung mengahampiri Vero lalu mengambil paksa ponsel Vero.
"Apaan sih lo kak. Enggak ada kerjaan banget sih." cibir Vero yang kesal.
"Emang."
"Pantesan."
"Apa?"
"Suka cari musuh." Satu jitakan mendarat mulus di kepala Vero. Veropun mengaduh kesakitan dibuatnya.
"Mulut lo tuh perlu gue kasih saringan. Biar omongan lo bisa difilter."
"Bodo amat." Ucap Vero sewot.
"Ah punya adik nyebelin banget sih." Vira yang kesal pun langsung pergi meninggalkan Vero dan masuk ke kamarnya sendiri.
•●•
Aldi : hay cantik, apa kabar?
Vira pun membaca pesan itu. Pesan dari Aldi. Dia sedikit kesal akibat perbuatan adik Aldi tadi. Apakah kakaknya tau. Bagaimana perbuatan adikknya di sekolah tadi.
Pasti kakaknya akan malu melihat perlakuan adikknya yang berbuat sejahat itu hanya demi seorang lelaki.
Walaupun Vira kesal kepada adik Aldi bukan berarti ia harus kesal juga kepada Aldi. Toh Aldi juga tidak ada hubungannya dengan semua itu.
Vira : alhamdulillah baik kak. Kalo kakak gimana?
Tak perlu beberapa lama ponsel Vira pun berbunyi menandakan ada pesan masuk.
Aldi : alhamdulillah sama Vir. Emm gimana soal yang kemarin? Keputusan kamu gimana?
Vira sempat terkejut membaca balasan dari Aldi itu. Setelah berpikir beberapa menit ia pun mengambil keputusan.
Vira : kayaknya enggak bisa lewat sini kak, gimana kalo besok kita bicaraan langsung aja.
Aldi : oke baiklah.
Vira pun menghembuskan napasnya gusar. Ia lelah sekaligus bingung harus bagaimana. Ia dilema antara Aldi atau Tian. Dia ditempatkan di antara dua pria. Yang satu pernah singgah di hati dan yang satu sekarang telah singgah di hati.
Semoga keputusan yang Vira ambil nanti adalah keputusan yang terbaik untuknya dan dua lelaki itu juga.
Tak terasa setelah lama berkutat dengan pikiranya. Ia pun masuk ke alam mimpinya.
•●•
Hari ini Vira berangkat dengan adikknya. Ia sudah memberi tau Tian bahwa ia akan berangkat dengan adiknya. Awalnya Tian menolak mentah-mentah. Namun setelah perdebatan yang cukup panjang di telepon, akhirnya Tian menerimanya namun ada syaratnya yaitu beberapa hari sekali Vira harus mau berangkat dengan Tian. Vira pun juga mengiyakan daripada harus berdebat lagi.
Vira menjadi buah bibir di sekolah sekarang. Banyak yang bergosip ria tentang hubungannya dengan Vero. Mereka pikir Vero adalah pacar baru Vira. Dan Tian pun dicampakkan oleh Vira. Padahal semua itu salah. Orang-orang hanya bisa menilai dari apa yang mereka dengar dari orang lain namun tidak mencari kebenarannya sendiri ke orang yang dimaksut. Miris bukan? Begitulah orang zaman sekarang.
•●•
"Sumpah Vir adik lo ganteng banget. Tuh adik lo lewat aja pada ngeliatin kayak lagi liat Lee Min Hoo lewat." ujar Devi yang terpesona akan ketampanan dari adik Vira yaitu Vero.
Tak perlu diragukan lagi. Ketampanan Vero hampir menyamain ketampanan dari artis-artis korea. Tak heran jika Vero menjadi pusat perhatian dimanapun ia berada.
Vira dan ketiga sahabatnya tengah duduk di tengah taman sambil membicarakan hal-hal yang menurut mereka asik. Karena hari ini semua guru ada rapat jadi semua kelas terjadi jam kosong. Ada yang berkumpul di kantin untuk mencuri start makan istirahat. Ada yang duduk-duduk di taman seperti Vira sekarang. Dan juga untuk para kutu buku mereka akan nongkrong di dalam perpustakaan.
Setiap orangkan punya tujuan sendiri-sendiri bukan. Kalo tujuan mereka sama semua, dunia ini tak akan berwarna. Semua akan menjadi abu-abu.
Saat sedang asik bercerita dengan sahabatnya. Tiba-tiba ponsel Vira bergetar. Menandakan ada pesan masuk. Awalnya Vira mengabaikannya. Karena sedang asik-asiknya bersama sahabatnya. Namun tiba-tiba perasaannya berkata agar ia membuka pesannya. Siapa tau pesan itu penting.
Kemudian Vira mengambil ponselnya untuk membuka pesannya. Mata Vira membulat seketika saat melihat isi pesannya. Hatinya seperti ditimpa besi berton-ton. Sakit.
Dilihatnya sebuah foto dimana Tian sedang berpelukan dengan seorang perempuan. Dan Vira yakin perempuan itu adalah Tasya. Dapat dilihat dari cara berpakaian dan juga model rambutnya.
Yang lebih sakitnya lagi Tian pun membalas pelukkan itu. Sakit. Siapa sih yang enggak sakit. Vira merasakan rasa sakit kedua kalinya. Semua itu karena Tian.
Kenapa harus seperti ini. Kenapa di saat Vira sudah mulai yakin bahwa Tian tak akan lagi menyakitinya. Tapi kenapa sakit itu datang lagi.
Awalnya nanti Vira akan menolak pengakuan Aldi dan membuka hatinya untuk Tian. Namun foto itu membuat Vira benci akan sosok Tian. Ia benci dipermainkan sampai dua kali. Siapa sih yang mau seperti itu? Tentu tidak.
Saat kepercayaan itu di bangun kembali dengan susah payah. Namun begitu mudahnya dihancurkan.
Devi yang menyadari perubahan ekpresi Vira setelah melihat pesan itupun langsung menepuk pelan bahu Vira, "Lo kenapa Vir?" Vira pun menoleh dan mencoba menahan tetesan air matanya agar tidak turun. Ia tak mau sahabatnya khawatir.
Alih-alih menjawab pertanyaan Devi, Vira pun pergi dengan beralasan ke kamar mandi. Salah satu dianyara mereka menawarkan diri untuk menemani Vira, namun Vira menolaknya. Setelah Vira pergi ketiga orang tersebut saling menatap heran dengan tingkah Vira yang tak seperti biasanya.
Vira berlari melewati koridor dan masih menahan air matanya sebisa mungkin. Tak perduli dengan umpatan-umpatan dari beberapa orang ia tabrak. Ia hanya butuh seseorang. Seseorang yang sangat ia butuhkan. Ia sedari tadi mencari-cari sosok tersebut. Tanpa pikir panjang Vira langsung berlari dan memeluk orang tersebut. Hanya dia yang mampu menengkannya. Siapa lagi kalau bukan adikknya yaitu Vero.
Untung saja saat itu mereka sedang berjalan di tempat yang sepi hanya ada Vero dan teman-teman barunya. Mereka tidak heran karena mereka sudah tau dari Vero bahwa Vira adalah kakaknya.
Vero merasa kaget karena tiba-tiba ada seseorang memeluknya. Saat melihat kakaknya menangis ada sesuatu di dalam hatinya terasa sakit. Mungkin ini yang namanya saudara. Jika salah satu merasa terluka maka yang satunya juka akan ikut terluka.
"Lo kenapa kak?" tanya Vero saat Vira mulai sedikit lebih tenang.
"Tian Ver. Tian. Tian jahat Ver." jawab Vira yang masih sesenggukan akibat menangis.
"Tian?"
Tbc
Lana,
![](https://img.wattpad.com/cover/106895221-288-k190320.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Open Your Heart (Complete)
Novela JuvenilKepercayaan itu seperti sebuah kaca. Bilamana kaca itu pecah. Karena sengaja atau tidak sengaja, tetap saja kaca itu akan pecah. Bila kaca sudah pecah, walaupun sudah direkatkkan kembali, bekasnya akan masih terlihat. "Ada dua pilihan, pertama tetap...