Karena dari kemarin banyak yang minta lanjut. Jadi hari ini aku update kelanjutanya. Jangan lupa vote dan komen.
●●●
Pagi-pagi sekali Vira sudah berangkat ke sekolah. Itu adalah kangkah pertama memeberi jarak diantara hubungany dengan Tian. Dengan begitu hari ini Vira tak berangkat sekolah bersama dengan Tian. Vira beralasan bahwa hari ini ada pekerjaan rumah dan belum mnegerjakanya akibat kemarin malam berada di rumah sakit. Dengan alasan seperti itu Lili pun memahaminya. Walaupun sebenarnya itu hanyalah akal-akalan Vira agar diizinkan berangkat sendiri.
Sesampainya Tian di rumah Vira, ia bingung saat Lili memberi tahu bahwa Vira sudah berangkat. Kenapa Vira tak memberi tahu bahwa ia akan berangkat pagi. Kalau tau begitu Tian akan berangkat lebih pagi lagi, agar bisa mengantar Vira. Namun, semuanya sudah berlalu, mau gimana lagi. Semuanya sudah terlamabat. Vira pun pasti sudah sampai di sekolah.
Akhirnya dengan berat hati Tian menyalakna motornya dan berpamitan kepada Lili menuju ke sekolah. Biar nanti di sekkolah saja Tian meminta penjelasan kepada Vira. Penjelasan kenapa Vira meninggalkan Tian.
•●•
Tian berjaln menuju ke kelas Vira. Tasnya masih tersampir di bahu kanannya. Sesampainya di sekolah lebih tepatnya di tempat parkir. Langkah Tian langsung tertuju kepada kelas Vira. Sebelum mendapat penjelasan dari Vira, pikiran Tian tak akan pernah tenang.
Sesampainya di kelas, Tian masuk ke kelas Vira tanpa permisi. Ia menyapu pandanganya ke seluruh kelas. Namun, keberadaan Vira tak terlihat di mata Tian. "Ngapain lo disini?" seseorang menepuk pundak Tian, membuat Tian tersentak kaget. Kemudian ia menoleh ke belakang. ternyata itu adalah Devi dan Yola.
"Vira mana?" tanya Tian to-the-point. Mereka berdua mengernyitkan dahinya,bingung."Loh? Bukanya biasanya berangkat sama lo?" tanya Devi balik. Bukanya menjawab, Devi malah bertanya balik. "Dia, tadi berangkat duluan, ninggalin gue." Jawab Tian yang sebenarnya. "Gue, juga enggak tau. Gue jugabaru datang, ya kan, Yol." Balas Devi sambil bertanya kepada Yola.
"Yaudah, kalo dia udah masuk kelas bilangin ke dia. Tadi gue cariin." Tian melenggang pergi meninggalkan Devi dan Yola.
•●•
Seorang gadis tengah duduk di sebuah kursi kantin sembari meminum sekotak susu kemasan yang sengaja ia bawa tadi dari rumah. Menyesap susunya dan memainkan game di poselnya bergantian. Mungkin itulah yang dikatakan mengerjakan pr. Padahal ia hanya duduk-duduk dan bermain game. Itu semua hanya sebegai alasan semata agar mami-nya tak curiga.
Sebuah pesan masuk ke ponselnya.
Tian : Lo dimana? Ngapain berangkat duluan?
Vira diam. Dalam hatinya ingin sekali ia menjawab. Namun, otaknya menyuruh sebaliknya. Akhirnya ia memutuskan mengabaikkanya.
•●•
Sudah seminggu ini Vira selalu menjauh dari Tian. Seminggu ini Vira juga selalu berangkat sendiri dengan berbagai alasan yang mampu membuat orang tuanya percaya. Namun, tidak bagi Tian. Tian sadar bahwa dalam seminggu ini Vira menjauh darinya.
Tian mencekal tangan Vira saat mereka berpapasan. "Vir, lo kenapa ngejauhin gue?" tanya Tian. "Gue enggak ngejauh." Jawab Vira santai.
"Lo dari kemarin menghindar dari gue." Ucap Tian yang masih memegang tangan Vira. Vira mendengus sebal. "Gue enggak menghindar, ngapain juga gue ngehindar dari lo. Lo aja yang kepedean." Jawab Vira.
Vira menarik tangannya paksa, "Udah lepasin." Akhirnya tangan Vira terlepas dari cengkraman tangan Tian.
Vira mendekatkan wajahnya ke wajah Tian. Jari telunjuknya menunjuk-nunjuk Tian. "Inget, gue bukan siapa-siapa lo. Jadi, lo enggak usah ngurusin hidup gue. Urus aja hidup lo. Kurang kerjaan banget ngururusin hidup orang lain." Vira melenggang pergi meninggalkan Tian yang terdiam.
Sebenarnya Vira tak berniat menjauhi Tian. Dalam hatinya Vira menolak mentah-mentah. Sungguh ia tak ingin menjauhi Tian. Namun, ini demi keselamatan orang-orang tersayang Vira. Cukup hanya Vero yang lain jangan.
Sebelum pelakunya tertangkap. Vira mencurigai Tasya adalah dalang dari semua ini. Jadi ia berjaga-jaga saja. Ia menjauh dari Tian agar Tasya tak mengganggu hidupnya.
•●•
Selama seminggu setelah kejadian itu. Kejadian kecelakaan Vero. Orang suruhan Bagus, papi Vira, melacak pelaku yang berani-beraninya menyerang anaknya. Walaupun Vero sudah mengikhlaskanya. Namun, keluarga Vira menentangnya. Mereka akan tetap mencari siapa pelakunya. Si penjahat harus mendapat hukuman yang setimpal.
Dengan berbekal keterangan dari Vero dan rekaman CCTV yang terpasang tak jauh dari tempat kejadian. Akhirnya pelaku di temukan dengan nomor kendaraan mereka. Keluarga Vira memang tidak meminta polisi untuk melacaknya. Hanya orang kepercayaan keluarganya yang mencari.
Dan benar dugaan Vira. Dalang di balik semua ini adalah Tasya. Tasya yang menyebabkan kecelakaan Vero. Ternyata ancaman Tasya pada hari itu tak main-main.
Setelah Tasya melihat Vira masih bersama Tian. Dengan cepat Tasya menyuruh orang suruhanya mencelakai Vero yang saat itu sedang pulang dari belajar kelompok.
Karena, status Vira yang masih pelajar dan juga sudah berada di kelas duabelas. Akhirnya masalah tersebut diselelsaikan secara berdamai oleh kedua belah pihat yang bersangkutan. Namun, jika Tasya masih melakukan hal seperti itu lagi. Keluarga Vira tak segan-segan akan melaporkannya kepada polisi.
Hidup Vira kembali tenang seperti biasa, Vero pun juga sudah sembuh dan mulai bersekolah seperti biasa.
•●•
"Kak, maafin gue ya kak. Gue salah, gue udah terpengaruh sama niat buruk kak Tasya." Salsa meminta maaf kepada Vira. Salsa datang ke rumah Vira diantarkan oleh kakaknya, Aldi.
Salsa meminta maaf kepada Vira. Karena sudah di butakan oleh cinta, Salsa mau-maunya menuruti perintah Tasya. Setelah tau bahwa Tasya menyuruh orang untuk mencelakai Vero dan mengakibatkan Vero masuk rumah sakit, Salsa sadar bahwa semua yang dilakukannya itu salah. Bahkan kakaknya sendiri pun kecewa kepadanya.
Vira tersenyum. Akhirnya Salsa sadar juga dari pengaruh buruk Tasya. "Gue sudah maafin lo Sal," ucap Vira.
"Vir maafin Salsa ya," ucap Aldi mewakili adikknya. Vira mengangguk mengiyakan.
"Makasih ya kak, ternyata lo bener-bener baik. Gue salah nilai lo kak." Salsa menundukkan kepalanya. Vira memegang bahu Salsa membuat Salsa spontan mendongak. "Udah yang lalu biar berlalu," Vira tersenyum. Begitupun dengan Salsa maupun Aldi.
Vira melirik ke Aldi, "Kak, bisa bicara sebentar, berdua." Aldi mengangguk mengiyakan. Salsa yang mengertipun segera keluar rumah Vira dan menunggu di teras rumah Vira.
"Sorry kak, bukanya aku nolak kak. Tapi kakak lebih baik mencari gadis lain yang lebih baik dari aku kak. Aku bukan gadis yang tepat untuk kakak. Kakak terlalu sempurna buat aku kak," Vira menundukkan kepalanya.
"Aku tau Vir, kalau di hati kamu Cuma ada Tian, seharunya aku yang minta maaf. Karena hadir menjadi orang ketiga di hubungan kalian." Aldi tersenyum. Walaupun itu adalah senyum di atas luka.
Vira menggeleng, "Enggak kak, jangan berpikiran seperti itu. Aku Cuma mau kakak mencari gadis lain yang lebih baik dari aku. Kakak terlalu sempurna. Itu yang enggak bisa buat aku."
"Aku akan pergi dari hidupmu Vir, kalo emang kita berjodoh suatu saat kita akan dipertemukan lagi." Aldi berdiri dari posisi duduknya.
"Enggak kak, kakak enggak usah pergi dari kehidupan Vira, Vira pengen punya kakak, kayak kak Aldi. Bolehkan aku nganggep kakak seperti kakak Vira." Aldi tersenyum. "Boleh silahkan, jika itu maumu."
Hati Aldi tersayat, ia terjebak dalam adik-kakak-zone. Ia sadar bahwa sekuat apapun merebut hati Vira, jika Vira masih mencintai orang lain apa daya Aldi. Hanya bisa merelakan orang yang ia cinta bahagia. Walaupun bahagia dengan orang lain.
Tbc
Jangan asal tebak dulu gimana endingnya. Bukan berarti Vira sama Tian bersatu loh wkwk.
Bentar lagi ending. Mau sad or happy ending?
.Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
Open Your Heart (Complete)
Teen FictionKepercayaan itu seperti sebuah kaca. Bilamana kaca itu pecah. Karena sengaja atau tidak sengaja, tetap saja kaca itu akan pecah. Bila kaca sudah pecah, walaupun sudah direkatkkan kembali, bekasnya akan masih terlihat. "Ada dua pilihan, pertama tetap...